Sejumlah warga menggelar aksi demo di depan Gedung DPRD Pangandaran. Mereka menuntut agar Pemkab membatalkan rencana pinjaman Rp350 miliar ke bank untuk menutupi defisi anggaran.
Pantauan detikJabar, Rabu (29/11/2023), suasana panas terjadi saat warga memulai aksi demo. Saling dorong antara peserta aksi dengan aparat juga sempat terjadi.
Bahkan pagar kantor DPRD Pangandaran berhasil dijebol oleh massa aksi. Akibatnya pihak kepolisian menembakkan gas air mata.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Peserta aksi langsung berupaya menghindar dari tembakan gas air mata. Namun mereka kembali dan melanjutkan aksinya di depan Gedung DPRD Pangandaran.
Perwakilan massa aksi, Hendris meminta anggota DPRD Pangandaran untuk menemui massa. "Saya hanya meminta agar satu perwakilan dari anggota DPRD keluar dan menemui kami untuk menyampaikan aspirasi," kata Hendris dalam orasinya.
Sementara itu, para anggota DPRD Pangandaran ketika aksi berlangsung sedang melakukan rapat paripurna. Aksi demo terus mendesak agar aparat kepolisian membuka kembali pagar yang sempat dijebol.
"Kami tidak akan pulang sebelum para perwakilan DPRD keluar atau audiensi menerima aspirasi kami," kata Hendris.
Dia mengungkap alasan penolakan pinjaman ke bank yang dilakukan Pemkab Pangandaran. Dia khawatir rencana itu membebani keuangan daerah ke depan.
"Berpotensi menjadi beban pejabat bupati masa yang akan datang, menolak perihal pinjaman karena tidak sesuai dengan rekomendasi BPK RI dengan maksimal hutang daerah Rp 65 miliar," ujarnya.
Selain itu, lanjut dia, ada cara lain untuk menutupi defisit anggaran saat ini. Salah satunya dengan melakukan pengetatan belanja daerah.
"Defisit bisa disiasati dengan pengurangan pengadaan barang dan jasa dari sumber APBD tidak selalu melalui pinjaman," ucapnya.
Peserta aksi secara bergantian berorasi menuntut agar pemda tidak lagi berutang dan melunasi utang tersebut. Bahkan, spanduk penolakan para demonstran sempat dilempar kepada aparat.
(mso/mso)