Polisi masih menyelidiki penyebab tewasnya anak berkebutuhan khusus di Kecamatan Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya. Lima orang saksi telah diperiksa terkait kejadian tersebut.
"Ada lima saksi yang kami sudah periksa, orang tua angkat kerabat sampai ibu dan bapak almarhum anak ini," kata Kasat Reskrim Polres Tasikmalaya Iptu Ridwan Budiarta pada detikjabar (28/11/23).
Meski tidak secara gamblang, orang tua kandung mengaku sempat mencubit korban. Hal itu dilakukan saat korban menolak makan. "Ada pengakuan mencubit tapi itu perlu kita dalami terus agar semuanya terbuka," kata Ridwan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pihaknya juga akan melakukan pemeriksaan di rumah orang tua kandung korban. "Akan kami periksa rumah orang tua kandung almarhum. Kita siapa tau menemukan petunjuk petunjuk baru," tambah Ridwan.
Sebelumnya, Berdasarkan hasil autopsi dari dokter forensik, polisi menemukan luka yang tidak wajar dari tubuh almarhum. "Jadi hasil otopsi dari dokter forensik ada temuan luka tidak wajar di tubuh almarhum ananda. Ada di beberapa bagian tubuh, parah ada luka semacam bekas tusukan di perut," kata Iptu Ridwan Budiarta, Kasat Reskrim polres Tasikmalaya pada detikjabar Senin (27/11/23).
Kasus ini mencuat setelah orang tua angkat almarhum angkat bicara. Samsul Munajat mengutarakan, anak tersebut sudah dia angkat sejak berusia 7 bulan dalam kandungan sampai berumur 10 tahun. Selama dengannya, almarhum badannya gemuk meski memang berkebutuhan khusus.
"Anak ini saya rawat 10 tahun lebih, dan setelah diserahkan kurang lebih 8 bulan. Jadi anak ini kaku sebelah yang bagian kanan, sedangkan yang bagian kiri aktif. Cuma dia ini tidak bisa jalan, kalau dipapah bisa," kata Samsul Munajat, Orang tua angkat korban.
(mso/mso)