Jabar Hari Ini: Malam Terakhir Rasni Sebelum Tewas Dibunuh

Jabar Hari Ini: Malam Terakhir Rasni Sebelum Tewas Dibunuh

Tim detikJabar - detikJabar
Senin, 27 Nov 2023 22:00 WIB
Ilustrasi pembunuhan di kamar
Ilustrasi pembunuhan di kamar. Foto: Ilustrasi oleh Edi Wahyono
Bandung -

Beragam peristiwa terjadi di Jawa Barat hari ini, Senin (27/11/2023) dari mulai JPU minta hakim tolak eksepsi Panji Gumilang hingga warga Bandung Barat ngungsi ke masjid akibat rumah terendam banjir.

Eksepsi Panji Gumilang Buat JPU Tak Terima

Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Zaytun Panji Gumilang ajukan eksepsi kepada majelis hakim Pengadilan Negeri (PN) Indramayu. Jaksa Penuntut Umum (JPU) meminta majelis hakim menolak eksepsi atau nota keberatan yang diajukan Panji Gumilang.

Keberatan JPU terhadap eksepsi yang disampaikan Panji Gumilang diungkapkan dalam sidang yang digealar di Ruang Cakra, Pengadilan Negeri Indramayu hari ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

JPU menanggapi semua poin-poin keberatan yang disampaikan oleh kuasa hukum Panji Gumilang pada Rabu (15/11) lalu. Hampir di setiap poin nya, JPU membantah dan menolak eksepsi karena dianggap tidak sesuai atau di luar materi yang diatur Pasal 156 ayat 1 dan 2 Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (KUHAP).

"Berdasarkan uraian kami tersebut di atas maka sampailah kami dalam kesimpulan sebagai berikut. Satu, bahwa keberatan tim penasehat hukum keseluruhan alasan kebenaran tim penasehat hukum telah kami tanggapi dan keberatan tim penasehat hukum berada di luar alasan keberatan yang diatur dalam pasal 156 ayat 1 KUHAP, sehingga tidak perlu dipertimbangkan dalam dan harus ditolak," kata-kata Jaksa Penuntut Umum bacakan pendapat atas eksepsi Panji Gumilang.

ADVERTISEMENT

Dari tanggapan tersebut, tim JPU juga meminta kepada majelis hakim yang diketuai oleh Hakim Yogi Dulhadi untuk memeriksa dan mengadili perkara tersebut. JPU juga meminta agar majelis hakim menjatuhkan putusan menolak eksepsi dan melanjutkan persidangan kasus penodaan agama terdakwa Panji Gumilang.

"Satu, menyatakan keberatan yang diajukan tim penasehat hukum atas eksepsinya tanggal 15 November 2023 tidak diterima. Dua, menyatakan persidangan perkara atas nama terdakwa Abdussalam Panji Gumilang alias A.S Panji Gumilang alias Abdussalam R. Panji Gumilang alias Abu Ma'arik alias H. Abu Ma'arik dilanjutkan," kata JPU kepada majelis hakim.

JPU dalam sidang menutup bacaan pendapat atas eksepsi atau nota keberatan dengan kata-kata bijak dari Ali bin Abi Thalib. "Perkenankan kami menyampaikan sebuah kata-kata bijak sebagai berikut berhati-hatilah dengan kebohongan baik besar atau kecil serius ataupun bercanda karena jika seorang menceritakan sebuah kebohongan kecil maka dia akan memiliki keberanian untuk menceritakan kebohongan besar. Ali bin Abi Thalib," kalimat penutup Jaksa Penuntut Umum.

Tim penasehat hukum Panji Gumilang menganggap wajar atas pendapat JPU yang menolak eksepsi atau nota keberatannya. Hal itu dianggapnya wajar meski tim telah menjelaskan kelemahan dakwaan dari JPU.

"Yaitu wajar, itu kan pendapat dari sisi sana dan sisi sini itu ada. Ya ada pasti (saksi), kita ikutin kita lihat ya. Pemeriksaan jalan (soal kesehatan terdakwa)," kata Heru Iskandar, tim penasehat hukum terdakwa Panji Gumilang.

Materi eksepsi yang dibuatnya mengomentari persoalan masuk tidaknya dakwaan dalam unsur Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana atau KUHAP. Bahkan, ia menilai dan menjelaskan banyak kelemahan dalam dakwaan JPU.

"Saya juga berkomentar masalah masuk atau tidaknya dalam unsur KUHAP. Padahal kita sudah menjelaskan dengan sangat jelas kelemahan kelemahan dari dakwaan itu," terangnya.

Di sisi lain, dalam persidangan juga tim penasehat hukum terdakwa Panji Gumilang kembali mengajukan permohonan pemeriksaan kesehatan atas kliennya. Meski belum diputuskan, namun pihaknya sudah membuat janji dengan tim medis di Rumah Sakit Santo Borromeus Bandung.

"Ya namanya memang sudah pernah kecelakaan jadi harus rutin pemeriksaan. Belum tahu mudah-mudahan dikabulkan," ucapnya.

Wanita di Cirebon Dibunuh dan Dilihat Sang Adik

Wanita asal Desa Cangkoak, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon bernama Rasni (47) diduga menjadi korban pembunuhan. Korban ditemukan tewas bersimbah darah dengan sembilan luka tusuk di tubuhnya.

Sima (31) yang merupakan adik korban, sempat menyaksikan dan memeregoki aksi pembunuhan pelaku terhadap sodara kandungnya itu.

Bahkan, Sima sempat menarik pelaku hingga terjatuh sebelum meminta pertolongan kepada warga sekitar.

"Saya lihat karena waktu saya tarik dia sempat terjatuh. Itu mantan suami siri (korban)," kata Sima di Cirebon hari ini.

Sima mengungkapkan, dalam peristiwa yang terjadi pada Minggu (26/11) dini hari itu, kondisi di lokasi kejadian dalam keadaan gelap. Sima terbangun dan mendatangi kamar korban setelah mendengar adanya suara teriakan.

Usai menarik pelaku, Sima lantas ke luar rumah untuk meminta pertolongan kepada warga sekitar. Namun, setelah kembali ke dalam rumah, kata Sima, pelaku sudah kabur meninggalkan lokasi.

Terkait dengan sosok terduga pelaku, keterangan serupa juga disampaikan oleh Ketua RT setempat, Dudung. Sebelum kejadian, Dudung mengaku sempat melihat terduga pelaku melintas sekitar pukul 02.00 WIB dini hari.

"Sempat lihat (terduga pelaku lewat) jam 2 (dini hari). Dia bawa motor matik," tambah Dudung.

Berselang 30 menit setelah melihat terduga pelaku melintas, Dudung pun kemudian mendengar adanya teriakan dari dalam rumah korban. Dudung sendiri awalnya mengaku tidak menaruh curiga saat terduga pelaku melintas.

"Waktu jam 2-an kita lagi nongkrong, pas itu pelaku lewat. Cuma waktu itu perkiraan saya kan cuma sekadar lewat. Nggak tahu kalau dia (terduga pelaku) punya tujuan ke rumah mantan istrinya," kata dia.

Dugaan ini pun diperkuat dengan adanya sepeda motor milik terduga pelaku yang tertinggal di sekitar rumah korban. Sepeda motor itu diduga sengaja ditinggal oleh pelaku yang saat itu langsung berusaha melahirkan diri usai melakukan aksinya.

Sepeda motor itu saat ini telah diamankan oleh pihak kepolisian untuk dijadikan sebagai barang bukti. Selain sepeda motor, polisi juga turut menyita barang bukti lainnya berupa pisau yang diduga digunakan pelaku saat melakukan aksinya.

Kapolsek Dukupuntang AKP Nuryana mengatakan, pihaknya sudah mengantongi identitas dari terduga pelaku yang melakukan aksi pembunuhan terhadap korban. Sejumlah barang bukti berupa pisau dan satu unit sepeda motor yang diduga milik pelaku juga telah disita.

Nuryana menyebut, korban ditemukan tewas dalam keadaan bersimbah darah dengan sembilan luka tusuk pada bagian dada. "Kondisi korban sudah dalam keadaan meninggal dunia dengan luka tusukan di sekitar dada. Yang parah ada satu, yang lain ada delapan. Jadi ada sembilan tusukan," kata dia.

Jalan di Tasikmalaya Diblokir Buruh yang Demo

Jalan Letnan Harun yang ada didekat Balai Kota Tasikmalaya sempat diblokir puluhan aktivis buruh hari ini. Mereka menuntut kenaikan upah di tahun 2024 sebesar 15 persen kepada Pemkot Tasikmalaya.

Akibat diblokir buruh, arus lalu lintas di lokasi tersendat, karena jalan yang sedianya satu jalur diubah menjadi dua jalur.

"Kami tetap menuntut kenaikan upah di tahun 2024 sebesar 15 perse n. Selain itu kami juga menuntut pemerintah mencabut PP Nomor 51 tahun 2023 yang menjadi biang kerok dari kebijakan ini," ujar Koordinator Aksi Ghetih Yudistira kepada detikJabar.

Ghetih mengungkapkan, keputusan Pemprov Jawa Barat yang sudah menetapkan kenaikan UMP sebesar 3,5 persen, adalah keputusan yang tidak rasional. Karena tidak merujuk kepada kondisinya nyata di lapangan, dimana kondisi harga kebutuhan pokok terus meningkat.

"Kami tak bisa menerima kenaikan di tingkat provinsi yang kenaikannya hanya 3,5 persen. Tidak rasional, kita semua tahu harga kebutuhan bahan pokok semuanya naik. Sulit bagi kami untuk mencapai hidup layak dengan kebijakan itu," ungkapnya.

Terpisah Kepala Dinas Tenaga Kerja Kota Tasikmalaya Dudi Holidi mengatakan, pihaknya sudah menggelar rapat Dewan Pengupahan Kota. Dari pertemuan itu muncul tiga usulan, yang pertama adalah usulan serikat pekerja atau buruh yang meminta kenaikan 15 persen. Usulan kedua datang dari kalangan pengusaha yang menghitung menggunakan formula PP 51 2023 dengan alfa 0,2. Kemudian usulan ketiga dari Pemkot dengan menggunakan formula PP 51 2023 dengan alfa 0,3.

"Hasil rapat Depeko Kota Tasikmalaya ada tiga usulan yang kita terima. Pertama usulan dari serikat pekerja yang mengusulkan kenaikan UMK sebesar 15 persen tanpa memakai formula atau rumus. Usulan kedua dari Apindo (Asosiasi Pengusaha Indonesia) Kota Tasikmalaya memakai formula PP 51 tahun 2023 dengan Alfa 0,2. Ketiga usulan dari pemerintah juga menggunakan formula PP No 51 tahun 2023 dengan alfa 0,3 atau lebih tinggi dari yang diusulkan Apindo," kata Dudi.

Dudi menambahkan usulan yang disampaikan Pemkot Tasikmalaya berada di kisaran 3 persen sampai 4 persen. "Berarti usulan dari Apindo dan Pemerintah Kota Tasikmalaya untuk kenaikan UMK tahun 2024 berada di kisaran angka 3 sampai 4 persen. Yang beda hanya dari buruh yang mengusulkan angka kenaikan UMK 2024 sebesar 15 persen," kata Dudi.

Dijelaskan ketiga usulan itu akan diusulkan oleh Pemkot Tasikmalaya kepada Pemprov Jawa Barat. Hari Senin 27 November 2023 ini merupakan batas akhir penyampaian usulan dari Kota Kabupaten kepada Pemprov Jawa Barat.

"Sekarang mungkin pak Pj Wali Kota sudah ke Bandung untuk mengusulkan itu, karena hari ini tanggal 27 merupakan hari terakhir batas waktu usulan. Untuk keputusannya sendiri nanti akan diumumkan oleh Gubernur Jawa Barat pada 30 Desember," ujar Dudi.

Luka Tusuk Ditemukan di Tubuh Anak Berkebutuhan Khusus di Tasik

Polisi temukan luka tak wajar di tubuh anak berkebutuhan khusus yang ada di Kecamatan Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Kasus ini terus diusut pihak kepolisian.

"Jadi hasil autopsi dari dokter forensik ada temuan luka tidak wajar di tubuh almarhum. Ada di beberapa bagian tubuh, parah ada luka semacam bekas tusukkan di perutnya" kata Kasat Reskrim Polres Tasikmalaya Iptu Ridwan Budiarta hari ini.

Menurut Ridwan, polisi telah memeriksa beberapa orang saksi termasuk orang tua kandung anak tersebut. Korban meninggal saat diurus orang tua kandungnya. Sebelumnya, anak tersebut diurus oleh orang tua angkat selama 10 tahun terakhir.

"Kita turut periksa orang tua kandungnya. Almarhum sempat tinggal dengan orang tua kandung sebelum wafat," ujar Ridwan.

Seperti diketahui, kasus ini mencuat setelah orang tua angkat anak tersebut, Samsul Munajat angkat bicara. Samsul mengutarakan, bocah itu dia angkat sebagai anak sejak berusia 7 bulan sampai berumur 10 tahun.

"Anak ini saya rawat 10 tahun lebih dan setelah diserahkan kurang lebih 8 bulan. Jadi anak ini kaku sebelah yang bagian kanan, sedangkan yang bagian kiri aktif. Cuma dia ini tidak bisa jalan, kalau dipapah bisa," ujar Samsul Munajat.

Ajat sapaan karib Samsul Munajat menaruh kecurigaan penyebab kematian korban muncul karena ditemukan luka lebam di bagian kepala ditambah lagi kondisi fisiknya jadi lebih kurus dibandingkan saat terakhir bersama dirinya.

Autopsi jasad bocah tersebut dilakukan oleh tim dokter forensik dari RSUD dr Slamet Garut dengan disaksikan polisi dan pihak Desa Sukaasih di Kampung Bantarsuling, Desa Sukaasih, Kecamatan Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya hari ini.

Warga KBB Ngungsi ke Masjid gegara Banjir

Sebagian warga Bandung Barat yang tinggal di Kompleks Bumi Citra Indah (BCI) 2, RW 10, Desa Cipatik, Kecamatan Cihampelas harus mengungsi ke masjid akibat rumahnya terendam banjir.

Banjir merendam bagian dalam rumah warga sejak Minggu (26/11) malam. Hingga siang tadi, genangan air masih tersisa namun hanya di jalan depan rumah warga.

Warga terdampak banjir, Noki (31) mengatakan, banjir terjadi saat warga sedang berada di rumahnya masing-masing. Lantaran hujan deras mengguyur sejak Minggu sore, air dari kolam yang ada di dekat kompleks rumah itu meluap dan menerjang rumah yang dibatasi oleh jalan.

"Semalam itu airnya masuk ke rumah tiba-tiba, jadi seperti banjir bandang. Kebetulan di rumah sedang nonton Persib, langsung panik semua. Sebagian warga keluar rumah," jelas Noki saat ditemui.

Menurutnya, air tak bisa dibendung. Ketinggian banjir di dalam rumah mencapai 60 sentimeter dan merendam perabotan serta barang elektronik seperti kulkas, mesin cuci, sofa, hingga kasur.

"Ya terendam semuanya, habis. Kalau tv kan di atas, jadi masih aman. Kalau karpet, kasur, sofa, kulkas, mesin cuci, itu habis semua. Motor juga yang di luar terendam, tapi nggak sampai masuk ke knalpot airnya," ungkap Noki.

Akibatnya, warga tak bisa beristirahat di rumahnya. Bahkan, warga terutama perempuan dan anak-anak diungsikan ke masjid yang ada di sekitar kompleks tersebut.

"Kalau orangtua saya itu ngungsi ke rumah kakak, kebetulan nggak jauh dari sini. Kalau saya sama bapak jaga di sini, takut banjirnya makin tinggi. Terus sebagian ibu-ibu sama anak-anak tidurnya di masjid," jelas Noki.

Hal sama dikatakan, Ryan Sugianto (31). Dia khawatir banjir terjadi lagi mengingat saat ini belum memasuki puncak musim hujan. Apalagi saluran di sekitar kompleks perumahan mereka tak ada.

"Jadi di sini itu salurannya nggak ada, jadi air meluap itu ke permukiman. Dulu paling di jalan saja banjirnya. Kalau sekarang kan sampai masuk ke rumah," ujar Ryan.

Dia meminta pengembang perumahan bisa memperbaiki saluran agar bisa menampung air dari kolam yang selalu meluber usai diguyur hujan deras.

"Harusnya ya dibikin saluran drainase terus ada tanggul. Jadi air yang meluber nggak ke perumahan larinya," pungkas Ryan.

(wip/sud)


Hide Ads