Tak Pernah ke TPS, 31 Eks Napiter Tasik Bakal Nyoblos di Pemilu 2024

Tak Pernah ke TPS, 31 Eks Napiter Tasik Bakal Nyoblos di Pemilu 2024

Faizal Amiruddin - detikJabar
Senin, 27 Nov 2023 17:30 WIB
Suasana kegiatan eks Napiter Tasikmalaya yang menyatakan akan mendukung Pemilu
Suasana kegiatan eks Napiter Tasikmalaya yang menyatakan akan mendukung Pemilu (Foto: Faizal Amiruddin/detikJabar)
Tasikmalaya -

Sebanyak 31 orang mantan narapidana kasus terorisme (eks Napiter) di wilayah Priangan Timur menyatakan kesiapan untuk ikut menyukseskan Pemilu 2024 mendatang.

Bagi para eks Napiter ini, mengikuti Pemilu atau mencoblos di TPS adalah pengalaman pertama. Pasalnya saat masih berideologi radikal mereka anti untuk mencoblos atau menjalankan bagian dari mekanisme demokrasi tersebut.

"Usia saya 42 tahun, belum pernah sekali pun mencoblos atau datang ke TPS," kata Anton Hilman, Ketua Yayasan Ansharul Islam di sela acara silaturahmi dan sosialisasi Pemilu di Kantor Badan Kesbangpol Kota Tasikmalaya, Senin (7/11/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Yayasan tersebut merupakan wadah mantan eks Napiter yang berkedudukan di Tasikmalaya.

Anton mengatakan alasan sepanjang hidupnya belum pernah mencoblos di TPS karena dulu dia menilai bahwa demokrasi adalah sebuah kekufuran, sehingga mengikuti Pemilu adalah salah satu bentuk perbuatan syirik.

ADVERTISEMENT

"Kita dulu kurang ilmu, hanya satu sumber dan ekslusif. Sehingga menilai demokrasi adalah bentuk kekufuran atau perbuatan syirik," kata Anton.

Namun setelah mendapat pembinaan dan mulai membuka diri, Anton akhirnya menyadari bahwa demokrasi yang diterapkan di Indonesia adalah yang terbaik bagi negara kesatuan ini. Dia juga mengaku sudah menyatakan ikrar setia kepada NKRI.

"Ya ikut Pemilu nanti merupakan pembuktian atas ikrar setia NKRI yang sudah kami lakukan sebelumnya," kata Anton.

Dia juga mengajak agar kawan-kawan yang masih memiliki ideologi radikal agar segera membuka diri dan kembali ke pangkuan NKRI.

"Kepada ikhwan yang masih keras, kami harap jangan lakukan lagi teror dan kekacauan. Buka diri untuk berdiskusi, perbanyak literasi," kata Anton.

Eks Napiter lainnya Gilang Taufik (36) juga mengaku sepanjang hidupnya dia baru sekali ikut mencoblos saat Pemilu. "Saya pernah sekali nyoblos, sebelum ikut jamaah, waktu masih bujangan. Setelah itu tak pernah ikut lagi. Tapi Pemilu nanti saya akan datang," kat Gilang.

Dia juga membenarkan pada saat itu dia beranggapan bahwa ikut Pemilu atau menjalankan proses demokrasi adalah perbuatan syirik.

"Ternyata dulu saya salah. Dulu kami kurang ilmu, terlalu ekslusif, kurang literasi. Minim ilmu tapi merasa paling berilmu, karena kita hanya menerima ilmu dari orang yang kita inginkan saja," kata Gilang.

Gilang mengatakan Pemilu justru merupakan bagian demokrasi yang harus dijalankan dengan jujur dan adil. "Kita harus memilih, agar ada yang mewakili kita dan orang itu sesuai dengan pilihan kita," kita Gilang.

Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Pemkot Tasikmalaya Ade Suhendar menyatakan apresiasi atas sikap eks Napiter ini. Meski kalangan ini baru mau mengikuti Pemilu untuk pertama kalinya, namun Ade mengatakan tidak memberikan perlakuan khusus.

"Tidak ada perlakuan atau fasilitasi khusus, mereka sama dengan kita semua, sebagai warga negara Indonesia. Hanya saja tadi diberi materi tentang Pemilu, kami hadirkan KPU dan Bawaslu," kata Ade.

Dia menambahkan para eks Napiter ini diberi pengetahuan salah satunya bagaimana memeriksa nama mereka apakah sudah masuk daftar pemilih tetap (DPT) atau belum.

Ade menjelaskan bahwa tahapan Pemilu yang saat ini terus bergulir membutuhkan kondisi yang kondusif. Langkah silaturahmi dengan eks Napiter ini dalam rangka mereduksi ancaman Kamtibmas menjelang pesta demokrasi.

"Kondusifitas menjadi syarat penting bagi pelaksanaan Pemilu. Sehingga kami mengapresiasi langkah eks Napiter yang menyatakan mendukung akan berperan aktif dalam Pemilu dibuktikan surat pernyataan," kata Ade.




(dir/dir)


Hide Ads