Mars dikabarkan hilang dari langit bumi selama 14 hari, mulai dari 11 November hingga 25 November. Fenomena ilmiah tersebut dikenal sebagai konjungsi matahari.
Dikutip dari detikInet, untuk diketahui, konjungsi Matahari adalah suatu periode ketika Matahari mengaburkan satu sama lain antara Mars dan Bumi. "Seperti penari di kedua sisi api unggun besar, kedua planet untuk sementara tidak terlihat satu sama lain," kata NASA seperti dikutip dari Space.com.
Bumi dan Mars mengalami konjungsi Matahari setiap dua tahun. Kedua planet rata-rata berjarak 140 juta mil. Namun selama konjungsi Matahari, keduanya akan terpisah sekitar 235 juta mil. Konjungsi Matahari juga mempengaruhi kemampuan NASA untuk berkomunikasi dan mengirim sinyal ke pesawat ruang angkasa di Mars.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tidak mungkin memprediksi informasi apa yang mungkin hilang akibat gangguan partikel bermuatan Matahari, dan informasi yang hilang berpotensi membahayakan pesawat luar angkasa," kata NASA.
Baca juga: Fenomena Malam Hijau di Langit Mars |
"Sebaliknya, sebelum terjadinya konjungsi Matahari, para insinyur akan mengirimkan instruksi selama dua minggu dan menunggu. Moratorium komando pesawat luar angkasa Mars pada tahun 2023 berlaku mulai 11 November hingga 25 November," tambah NASA.
Namun para ilmuwan telah menekankan bahwa ini tidak berarti misi ke Mars akan berjeda. NASA, sebut Manajer Mars Relay Network Roy Gladden, tim mereka telah menghabiskan waktu berbulan-bulan mempersiapkan daftar tugas untuk semua pesawat ruang angkasa Mars.
"Kami masih dapat mendengar kabar dari mereka dan memeriksa kondisi kesehatan mereka selama beberapa minggu ke depan," sebutnya.
Artikel ini telah tayang di detikInet dengan judul Mars Menghilang Selama 2 Minggu, Pertanda Apa?
(yum/yum)