Beragam peristiwa terjadi di Jawa Barat hari ini, Jumat (17/11/2023). Dari mulai Jabar targetkan sumbang Palestina Rp 1 triliun hingga wanita yang hina Islam dicek kejiwaannya.
Berikut rangkuman beritanya di Jabar Hari Ini:
Hina Islam, Wanita Cirebon DicekKejiwaannya
Wanita berinisial DS (41) warga Cirebon yang diduga melakukan penghinaan terhadap umat Islam dan Nabi Muhammad SAW diamankan polisi. Saat ini yang bersangkutan tengah memeriksa kejiwaan wanita tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
AKBP Rano Hadiyanto, Kapolres Cirebon Kota mengatakan, pemeriksaan terkait kejiwaan terhadap wanita itu dilakukan di Rumah Sakit Daerah (RSD) Gunung Jati, Kota Cirebon.
"Hari ini yang bersangkutan kita berkoordinasi dengan rumah sakit Gunung Jati untuk dilakukan tes terkait dengan masalah kejiwaannya," kata Rano di Mapolres Cirebon Kota, Jalan Veteran, Kota Cirebon hari ini.
Rano menuturkan, pemeriksaan tersebut dilakukan lantaran pihaknya mendapat informasi dari warga yang menyebut jika wanita itu kerap melakukan tindakan-tindakan ataupun perilaku tidak wajar.
"Kenapa kita lakukan itu (pemeriksaan kejiwaan), karena kita mendapatkan informasi dari ketua RW bahwa yang bersangkutan ada perilaku-perilaku di luar orang normal," ujar Rano.
"Misalnya seperti suka marah-marah, kemudian mencegat atau menghalang-halangi masyarakat yang ingin ke masjid. Ini kan ada perilaku-perilaku yang tidak normal," tambahnya.
Sebelumnya, ujaran kebencian itu beredar dalam sebuah rekaman suara seorang wanita yang diduga menghina umat Islam dan Nabi Muhammad SAW. Rekaman suara itu beredar di grup-grup aplikasi perpesanan.
Wanita itu terdengar beberapa kali melontarkan ujaran kebencian terhadap ormas Islam dan umat Islam. Lebih dari itu, ia juga bahkan turut menghina Nabi Muhammad SAW.
Berdasarkan keterangan polisi, wanita yang diduga melakukan ujaran kebencian terhadap umat Islam itu berinisial DS (41). Ia merupakan warga Kecamatan Kedawung, Kabupaten Cirebon.
Jabar Siapkan Bantuan Rp 1 Triliun untuk Palestina
Dukungan terhadap Palestina datang di Jawa Barat, aksi bertajuk 'Aksi Solidaritas Palestina' ini dihalar di Jalan Diponegoro tepatnya didepan Gedung Sate.
Seribuan massa yang mengikuti aksi datang berjalan kaki dari Masjid Pusdai. Mereka membawa banyak sekali pernak-pernik bertema Palestina.
Tak hanya itu, sebuah bendera raksasa juga dikibarkan oleh massa aksi. Bendera raksasa itu dibawa oleh puluhan orang sebelum dibentangkan di tengah jalan.
Adapun pejabat yang hadir dalam aksi ini di antaranya Pj Gubernur Jabar, Kapolda, Pangdam, Ketua MUI dan FKUB Jabar. Massa yang hadir dalam aksi ini kompak menyuarakan kemerdekaan bagi Palestina.
"Kami mengirimkan doa, mengirimkan cinta dan dukungan kepada rakyat Palestina. Disini kami berdiri mengutuk semua tindakan kekerasan kepada rakyat Palestina. Semoga allah senantiasa melindungi keselamatan rakyat Palestina," ucap Asda Pemerintahan dan Kesejahteraan Jabar Dedi Supandi saat memberikan sambutan.
Sementara Ketua MUI Jabar Rahmat Syafei mengajak seluruh massa aksi untuk menyatukan dukungan agar bencana kemanusiaan yang terjadi di Palestina segera berakhir. Dia pun menegaskan, dukungan kepada Palestina merupakan wajib hukumnya.
"Kami imbau hentikan perbuatan biadab ke rakyat Palestina. Dukungan bisa apa saja, termasuk hadir kesini menunjukan rasa keimanan juga kemanusiaan. Kasih sayang Allah dekat bagi orang yang berbuat baik," tegasnya.
Di tempat yang sama, Pj Gubenur Jabar Bey Machmudin menyatakan, Jawa Barat akan memberikan bantuan kepada Palestina. Adapun bantuan tersebut ditargetkan sebesar Rp1 triliun untuk berasal dari donasi masyarakat.
"Diharapkan jumlah donasinya itu infaqnya bisa mencapai Rp1 triliun. Dengan asumsi kurang lebih 50 juta penduduk Jawa Barat, 20 persennya sekitar 10 juta orang dengan asumsi Rp100 ribu per orang, jadi ada Rp1 triliun," jelasnya.
Menurut Bey, bantuan itu akan dikumpulkan di Baznas Jabar. Sedangkan jenis bantuannya, selain uang tunai akan disesuaikan dengan kebutuhan warga Gaza, Palestina.
"Nanti untuk teknisnya dikumpulkan oleh Baznas dan pemerintah daerah kabupaten kota, lalu di kolektif di Jabar dan diserahkan ke Baznas Pusat untuk didistribusikan," ungkapnya.
Pada aksi itu, Bey menyebut warga Jabar begitu antusias menyuarakan dukungan kepada Palestina. Hal itu menandakan rasa solidaritas masyarakat dengan apa yang terjadi disana begitu tinggi.
"Iya itu menunjukkan bahwa kita memiliki solidaritas dan rasa kemanusiaan yang tinggi," tutup Bey.
Tahun Depan Jabar Punya APBD Rp 36,79 Triliun
DPRD Jawa Barat menyetujui Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2024 senilai Rp36,79 triliun. Persetujuan itu disampaikan dalam rapat paripurna bersama Penjabat Gubernur Jabar Bey Machmudin beberapa waktu hari lalu.
Bey menyebut, persetujuan tersebut lebih cepat dari batas akhir yang ditentukan, yakni pada 30 November 2023 mendatang. Karena itu, dia mengapresiasi kepada DPRD Jabar atas kecermatan dan ketelitian dalam membahas Raperda APBD 2024.
"Tentunya saya sangat mengapresiasi dan berterima kasih kepada DPRD Jabar dan persetujuan ini selesai lebih cepat 15 hari dari batas akhir yaitu 30 November 2023," kata Bey hari ini.
"Jadi APBD 2024 akan mulai efektif dilaksanakan dari awal tahun 2024," imbuhnya.
Bey menjelaskan, setelah Raperda APBD 2024 disetujui, Kementerian Dalam Negeri akan mengevaluasi untuk memastikan APBD telah disusun sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Adapun struktur APBD Jabar 2024 meliputi belanja daerah, yakni belanja operasional, belanja modal, belanja tidak terduga dan belanja transfer sebesar Rp36,79 triliun.
Kemudian target pendapatan daerah sebesar Rp35,92 triliun yang bersumber dari pendapatan asli daerah (PAD), pendapatan transfer dan lain-lain pendapatan daerah yang sah. Dengan demikian terdapat selisih kurang antara belanja daerah dengan pendapatan daerah sebesar Rp866,55 miliar yang harus ditutup melalui pembiayaan netto.
Bey juga memastikan,APBD 2024 akan difokuskan pada pembangunan di sektor pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur. "Penggunaan anggaran terbesarnya untuk pendidikan, kesehatan dan infrastruktur," pungkasnya.
Rijal Serahkan Catatan Penerima Suap
Sidang kasus korupsi proyek Dishub Kota Bandung yang menjerat eks Wali Kota Bandung Yana Mulyana cs kembali digelar di PN Bandung.
Salah satu terdakwa yakni Sekdishub Kota Bandung Khairur Rijal kembali diperiksa. Dalam persidangan itu Rijal, memberikan catatan yang ditulisnya tentang sejumlah pihak yang menerima aliran duit korupsi tersebut.
Momen penyerahan catatan itu terjadi saat Ketua Majelis Hakim Pengadilan Tipikor Bandung Hera Kartiningsih memeriksa keterangan Rijal bersama Kadishub Dadang Darmawan dan Yana. Rijal kemudian membeberkan, aliran duit suap itu diberikan sebagai bentuk THR maupun atensi untuk pimpinan.
"Penyerahan uang itu ada yang diserahkan langsung oleh saya sendiri dan ada yang melalui staf, Yang Mulia. Uang untuk THR hingga atensi," kata Rijal dalam agenda pemeriksaan terdakwa di Pengadilan Tipikor Bandung, Jl LLRE Martadinata, Kota Bandung hari ini.
Hakim lantas menanyakan siapa saja pihak-pihak yang telah dicatat oleh Rijal sebagai penerima aliran duit tersebut. Tak lama, Rijal kemudian maju menyerahkan catatan penerima aliran uang korupsi itu yang terdiri dari nama-nama sejumlah pejabat Pemkot Bandung hingga anggota DPRD.
"Kalau dewan saya sendiri yang menyerahkan. Ada beberapa nama (untuk anggota dewan penerima suap). Saya ada datanya," beber Rijal.
Catatan Rijal dimulai dengan penerimaan duit haram dari 3 pengusaha yang menggarap proyek Dishub. Mereka adalah Benny dan Anderas Guntoro selaku Direktur dan Vertical Manajer Solution PT Sarana Mitra Adiguna (SMA) senilai Rp 285 juta, serta Budi Sartika dari PT Markter Rp 1,38 miliar.
Uang haram dari pihak pengusaha tersebut menurut pengakuan Rijal, kemudian digunakan untuk keperluan operasional Dishub. Rijal juga menyebut uang ini dialirkan ke sejumlah pejabat Pemkot Bandung sebagai bentuk atensi pimpinan maupun pemberian THR.
Setelah itu, Rijal menyeret sejumlah nama anggota DPRD Kota Bandung yang dicatatnya telah menerima aliran suap. Di antaranya Riantono, Riana, Fery Cahyadi hingga Wakil Ketua DPRD Ahmad Nugraha.
Catatan penyerahan kepada anggota DPRD dimulai dari nama Riantono, Riana dan Ahmad Nugraha. Kepada ketiganya, Rijal mengaku pada akhir 2022 telah memberikan uang Rp 200 juta dengan rincian Ahmad Nugraha Rp 100, Riantono Rp 50 juta dan Riana Rp 50 juta.
Penyerahan uang kedua kembali diberikan kepada Riantono dan Ahmad Nugraha sebesar Rp 200 juta. Dari uang haram tersebut, Rijal mengkalim memberikan jatah kepada Ahmad Nugraha sebesar Rp 100 juta.
"(Penyerahan dua kali uang suap itu) mekanismenya sama, Yang Mulia," beber Rijal.
Selanjutnya, Rijal juga mencatat penyerahan uang kembali kepada Riantono sebesar Rp 70 juta. Anggota Komisi C lainnya yaitu Fery Cahyadi juga disebut Rijal kecipratan uang suap Rp 30 juta.
Hera Kartingsih sempat menanyakan ke Rijal siapa yang berinisiatif dalam proses penyerahan uang haram tersebut. Rijal lalu mengaku ia dihubungi berulang kali oleh para anggota dewan yang disebutnya itu supaya menyediakan jatah setoran kepada mereka.
"Ini memang saudara mengundang mereka hadir untuk datang?," tanya Hera.
"Saya ditelepon terus-terusan dan diminta (menyetorkan uang), Yang Mulia," timpal Rijal.
"Oh, karena anda ditelepon terus diminta, akhirnya kan saudara mengundang secara pribadi melalui WA itu ya?," tanya Hera lagi.
"Iyah, ketika sudah ada, saya kabari bahwa itu (uang) sudah ada," pungkasnya.
Siswa SD di Sukabumi Evakuasi Tokek di Sekolahnya
Aksi heroik siswa SD di Sukabumi evakuasi tokek di Sekolahnya viral di media sosial (medsos). Bocah laki-laki bernama Hendri yang karib disapa Bobob dengan lihainya menangkap reptil yang bersembunyi dibelakang lemari di Sekolahnya.
Video Hendri menjadi viral setelah diunggah oleh akun TikTok dengan nama Pak Aceng (@fikripd_).
"Tolong damkar di rekrut anak ini, namanya bobob sang penakluk Tokek" tulisnya dalam keterangan akun Tiktok @fikripd_.
Hendri merupakan siswa SDN Nagrak di Jalan Taman Bahagia, Kelurahan Benteng, Kecamatan Warudoyong, Kota Sukabumi.
Fikri Fadilah (23) selaku guru olahraga sekaligus pengunggah video menceritakan kisah di balik viralnya video Hendri mengevakuasi tokek di sekolah. Dia mengatakan, kejadian itu berlangsung pada Rabu (15/11) lalu sekitar pukul 11:30 WIB.
"Awalnya kan di ruang kepala sekolah, kebetulan Kepala Sekolahnya perempuan dan dia punya trauma tokek sama cicak, baru ketauan ada dua di ruangannya," kata Fikri kepada detikJabar saat dikonfirmasi via sambungan telepon hari ini.
Dia mengungkapkan, saat tak ada yang berani menangkap binatang merayap itu. Hendri alias Bobob pun menawarkan dirinya untuk mengambil tokek tersebut.
"Lalu ada satu anak yang emang dia punya track record senang reptil. Guru-guru cowok juga nggak berani, benar sama dia ditangkap dua-duanya tanpa ada ketakutan sama sekali," ujarnya.
Bahkan, kata dia, saking cintanya Bobob terhadap reptil, ia pernah menangkap ular dan terkena gigitan ular. Meski pernah merasakan hal tersebut, keberanian dan kecintaan Bobob pada reptil tak berkurang.
"Dia ngebolang, pernah nangkap ular, sampai pernah digigit ular, badannya bengkak biru dirawat di rumah sakit. Udah sembuh tetap aja seneng reptil," katanya.
Setelah berhasil dievakuasi, dua tokek itu dibawa pulang oleh Bobob. "Tokeknya dibawa sama anak katanya mau dijual, ada yang nanyain dibawa dua-duanya. Di masyarakat juga terkenal suka nangkap reptil. Pang (tolong) nyariin kadal dia selalu bergerak dan siap," tambahnya.
Fikri mengaku salut atas sikap berani muridnya itu. Para guru dan murid lainnya terpukau dengan aksi Bobob di sekolah. Tak sedikit juga netizen yang berkomentar positif atas perilaku Bobob.
"Pertama salut untuk anak diusianya, yang notabenenya guru-guru juga takut tapi dia instingnya dan nalurinya udah senang aja dengan hewan," ucap Fikri.
"Kita di sini (sekolah) geografisnya masih banyak sawah cuman kalau lihat di komentar banyak orang yang terpukau karena seberani itu, anak SD bahkan orang dewasa pun nggak berani. Seorang Bobob bisa menangkap itu, saya sangat salut sih apalagi sampai seramai (viral) ini," pungkasnya.