Pondok Pesantren Salafi Assirojul Munir, Kota Sukabumi sering menjadi korban banjir limpasan. Banjir limpasan itu disebabkan debit air tinggi ditambah kondisi tanggul ambruk yang belum diperbaiki.
Pantauan detikJabar di lokasi pukul 17:30 WIB, banjir itu sudah surut. Banjir dilaporkan terjadi pada pukul 16:30 WIB. Lokasinya berada di Kampung Baru Skip, RT 04/09, Kelurahan Sriwedari, Kecamatan Gunungpuyuh, Kota Sukabumi.
Pimpinan Ponpes Assirojul Munir, Usep Ikhwan mengatakan, banjir itu terjadi setelah setengah jam hujan deras. Menurutnya, banjir tersebut sudah 'langganan'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sudah biasa, jadi kalau masih ada tembok luber-luber, terus tumpah. Di sini kan nggak ada tembok (TPT) jadi langsung ke sini. Tadi kejadian setelah santri salat Ashar, jadi saya bilang ke para santri siap-siap (banjir) mau hujan," kata Usep kepada detikJabar di lokasi.
Lebih lanjut, air limpasan banjir itu berasal dari saluran irigasi di ke-RW-an 9 dan 11. Tak hanya TPT yang belum diperbaiki, ukuran salurannya pun terbilang kecil.
"Menyusut irigasinya, ke sana makin kecil. Ditambah ada jalan oleh RW 11 dikurangi 20 centimeter (ukuran irigasinya) dan dipakai jalan. Solusinya harus dibuka lagi jalannya, ditutup pakai besi lalu di sananya pakai hong," usulnya.
Pihaknya berharap, pemerintah dapat segera mengambil tindakan untuk memperbaiki TPT dan memperlebar saluran irigasi. "Harapannya kami dari ponpes ya bebas banjir, ada perhatian dari pemerintah karena air datang dari RW 9-10 terus dari perumahan Selabumi," sambungnya.
Nasrudin salah satu santri asal Jampang Kulon menambahkan, para santri selalu was-was saat hujan turun. Dua ruangan pengajian dan satu majelis sering kali terendam banjir. Saat hujan, para santri harus berjibaku untuk mengangkat meja, kursi, kitab-kitab dan Al-Quran.
"Pasti lah was-was, apalagi setelah tanggul ini (ambruk) hujan intensitas dikit juga (khawatir). Ahamdulillah sekarang sudah reda ya. Kalau hujan kita angkat-angkatin barang, Al-Quran, rekal-rekal," kata Nasrudin.
"Kalau bagi saya selaku santri, repot juga kalau hujan. Kalau hujan deras, sampai libur ngaji, apalagi majelis utama dipakai untuk pengajian," sambungnya.
Kepala Pelaksana BPBD Kota Sukabumi Novian Rahmat mengatakan, tim BPBD diturunkan untuk melakukan evakuasi. Proses evakuasi berlangsung cepat karena hujan pun berangsur reda.
"Terjadi banjir limpasan kembali, tim BPBD mengevakuasi ke lokasi membantu membersihkan lumpur yang terbawa oleh air limpasan tersebut di ponpes serta mencoba menutup oleh tembokan-tembokan dari reruntuhan supaya air dari aliran sungai tersebut tidak melimpas ke ponpes dan Alhamdulillah sudah tertangani," kata Novian.
(orb/orb)