Saat ini keindahan dan keunikan tidak hanya dari pakaian yang dikenakan, namun juga dari kecantikan kuku atau dikenal dengan nail art. Nail art kini telah menjadi tren yang berkembang pesat di kalangan masyarakat, hingga membuat sebagian pengusaha mulai membangun bisnis tersebut. Hal ini pun dilakukan oleh Ajeng Febrianti (21) mahasiswa tingkat akhir Universitas Jenderal Achmad Yani (UNJANI) jurusan Manajemen.
Ia memiliki bisnis nail art yang baru berjalan selama delapan bulan. Meskipun bisnisnya masih dikatakan baru, namun Ajeng berhasil membuat bisnisnya ini berkembang dan mendapatkan penghasilan yang cukup dalam memenuhi kebutuhan sehari-harinya.
Ketika berbincang dengan detikJabar, Ajeng menceritakan kisahnya dalam memulai bisnis nail art ini. Mulanya, bisnis yang sedang ia geluti saat ini berawal dari kegemarannya dalam menggunakan nail art, hingga menggunakan jasa orang untuk menghias kukunya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun saat itu, Ajeng merasa apa yang dilakukannya cukup menguras uang sakunya, hingga akhirnya ia mulai membeli alat-alat yang dibutuhkan dalam seni menghias kuku tersebut.
"Pas awal tahun bulan Februari itu tuh aku mulai nyoba bisnis ini. Nah sebelumnya itu kenapa aku buka nail art, gara-gara ya biasa lah perempuan suka kutek-kutekan. Nah dulu juga aku suka pakai jasa orang buat nail art-in kuku aku kan, terus kehitung lumayan mahal juga ya perbulannya gitu, nail art yang polosan aja di kuku asli pendek bisa 100 ribuan kan ya gak pake kuku palsu. Jadi dari situ mulai mikir boros juga ya ke orang terus kenapa nggak coba sendiri beli alatnya, beli bahannya di kuku sendiri karena emang suka kutek-kutekan juga. Nah akhirnya di awal tahun aku iseng beli alat UV lamp terus beli kutek itu pun kuteknya nggak banyak masih sedikit banget 5 apa 10 pokoknya, warnanya juga warna-warna basic aja," ungkapnya pada detikJabar belum lama ini.
Meskipun Ajeng belajar secara otodidak melalui aplikasi TikTok, namun banyak dari teman-temannya yang memintanya untuk membuat nail art. Hingga ucapan salah satu teman Ajeng lah yang menyarankan dia untuk membuat jasa nail art yang saat ini sedang ia tekuni. Sejak saat itu, Ajeng berusaha untuk percaya diri dan mulai menjalankan bisnis nail art-nya.
"Nah aku pernah nail art temen aku pas udah gitu kan aku mikirnya bukan buka jasa ya, karena waktu itu kaya 'sok aja sama aku di kutekin da aku seneng', akhirnya aku kutekin, pas udah tengah-tengah hampir beres dia bilang 'kenapa gak buka nail art aja' katanya gitu," jelasnya.
"Kalau buka (nail art) aku mau ngehargain berapa, soalnya aku pakai jasa ke orang lain aja lumayan gitu kan, aku juga bingung kalau aku baru terus aku dengan masih terbatasnya juga terus aku ngasih harga yang terlalu mahal juga kan agak bingung ya. akhirnya karena dorongan dari teman itu aku jadi kayak ya udah deh cobain aja buka gitu ya, percaya diri aja dulu dengan 10 warna, cuman punya glitter belum punya aksesoris, pokoknya belum bisa yang aneh-aneh paling dulu," tambahnya.
Sejak saat itu, bookingan dan orderan pun mulai datang menggunakan jasa nail art Ajeng. Ia pun mengungkapkan puncak dari orderannya membludak ketika bulan Ramadhan hingga menjelang lebaran. Saat itu, ia dapat menerima orderan nail art mulai dari pukul 08.00 - 22.00 selama dua minggu, selain memberikan jasa nail art, Ajeng pun membuat orderan kuku palsu untuk pelanggannya yang berada di luar wilayah Cimahi pada aplikasi e-commerce.
"Kayaknya itu puncaknya pas bulan Ramadhan, dari situ aku bisa dapat orderan dari jam 08.00 kan, pokoknya seminggu sebelum lebaran emang full banget, full slot gitu kan sebelumnya juga selama dua mingguan itu tuh aku dari jam 08.00 itu beres jam 22.00 lumayan juga kan, ya karena kan jedanya juga lumayan kita nungguin antara konsumen 1 2 3 itu kan ada jedanya. Nah kalau udah beres, aku juga ngerjain press on nail yang kuku palsu untuk di jual di shopee. Jadi kalau misalkan ada konsumen yang jauh dari Bandung dan dia pengen, tapi untuk sekali pakai doang buat momen tertentu aja jadi aku sarannya untuk ke press on nail jadi dia bisa pasang sendiri," ungkapnya.
![]() |
Selain berbisnis nail art, Ajeng yang merupakan seorang mahasiswa tingkat akhir serta memiliki beberapa bisnis dalam bidang kuliner perlu pandai-pandai dalam membagi waktu. Sebab menurutnya, pandai membagi waktu yang membuatnya dapat menjalankan semua aktivitasnya seimbang dan ideal.
"Aku harus memposisikan diri aku juga sebagai mahasiswa karena kan itu jadi kewajiban. Intinya, semuanya harus balance antara aku kuliah dan punya usaha, jangan sampai kayak aku malah berat sebelah gitu loh. Jadi semuanya, harus aku kerjain benar-benar karena waktu itu benar-benar berharga jadi di mana aku kuliah aku fokusin dulu kuliah, misalkan pas aku lagi libur atau misalnya bukan libur doang, kalau udah pulang kuliah aku mau memposisikan diri aku sebagai nailist gitu, jadi emang harus pintar-pintar bagi waktu aja sih dan harus profesional juga," ujarnya.
Menurut Ajeng, kunci dalam memulai bisnis adalah jangan pernah ragu dalam memulainya. Hal ini dirasakan Ajeng melalui lingkungan sekitarnya, terkadang keraguan menghampiri saat kita akan memulai bisnis, ketakutan akan gagal, hingga ketakutan tidak ada pembeli.
Baginya, apapun usahanya akan selalu memiliki pembeli, semua tergantung dengan bagaimana cara kita dalam mempromosikan usaha yang kita jalani. Jika segala upaya telah dilakukan, maka perputaran modalnya pun akan lebih cepat kembali kepada kita.
"Pokoknya gimana caranya kita muter otak supaya kita dapat penghasilan, kayak misalkan jualan online kayak gitu-gitu intinya semua harus dicoba dulu sih. Jadi jangan sampai kayak takut buat mulainya. Prinsip yang aku pegang sampai sekarang makannya aku yakin sama usaha ya pasti bakal jalan tuh satu, kalau ada penjual itu pasti bakal ada pembeli, yang tadinya uang pasti bakal jadi uang lagi intinya gitu sih. Nah cara ngembaliin modal supaya cepat nih ke kitanya kalau misalkan kita leha-leha gitu ya jualan makanan atau jualan apa kita udah nge modal banyak, tapi kita malas buat jualannya malas buat promosi malas buat masarin. Ya uangnya pasti bakal lama kan datang ke kitanya, tapi kalau semakin kita kencang masarinnya uang bakal cepat kan datang ke kita, intinya itu sih jangan ragu buat mulai sesuatu yang positif," pungkasnya.
Nail art Ajeng ini berada di Kota Cimahi dengan harga yang terjangkau mulai dari Rp 30.000 - Rp 150.000. Selain membuka jasa nail art, Ajeng pun membuka kursus nail art dengan tiga kali pertemuan mulai dari Rp 850.000 - Rp 1.850.000. Jika detikers berminat dan ingin melakukan pemesanan dapat dilihat melalui akun instagram bernama @afshop_nailartcimahi.
(yum/yum)