Jutaan Mobil-Motor Listrik Berlalu-lalang di Indonesia Tahun 2030

Jutaan Mobil-Motor Listrik Berlalu-lalang di Indonesia Tahun 2030

Wisma Putra - detikJabar
Selasa, 07 Nov 2023 16:30 WIB
Beragam merk motor listrik dipamerkan dalam Sosialisasi Dekarbonisasi Sektor Transportasi melalui Adopsi Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) di Trans Hotel, Bandung.
Beragam merk motor listrik dipamerkan dalam Sosialisasi Dekarbonisasi Sektor Transportasi melalui Adopsi Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) di Trans Hotel, Bandung. (Foto: Wisma Putra/detikJabar)
Bandung -

Pemerintah terus menggenjot penggunaan kendaraan listrik, hal tersebut dikatakan Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kemenko Marves Rachmat Kaimuddin dalam Sosialisasi Dekarbonisasi Sektor Transportasi melalui Adopsi Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) untuk Indonesia Lebih Baik di Wilayah Jawa Barat.

Rachmat menyebut, akan ada jutaan sepeda motor listrik dan mobil listrik berlalu-lalang di jalanan Indonesia hingga tahun 2030 mendatang.

"Target kita jangka panjang di Tahun 2030 nanti 2 juta mobil dan 12 juta motor," kata Rachmat usai membuka kegiatan yang digelar di Trans Hotel, Selasa (7/11/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Rachmat, saat ini sudah ada program intensif dalam dua tahun, bagi 1 juta motor dan 100 ribu mobil.

"Di mana 800 ribu motor baru dan 200 ribu yang konversi, program intensif ini baru keluar di Bulan September, kenaikan belum full (jumlah pengguna), insyaallah tahun depan meningkat lagi," ungkapnya.

ADVERTISEMENT

Insentif bagi 1 juta motor di antaranya 800 ribu baru dan 200 ribu konversi senilai Rp 7 juta. Sementara itu, untuk mobil intensifnya dalam bentuk bantuan fiskal pengurangan pajak 10 persen.

"Berkembang dari tahun ke tahun, pasti ada peningkatan signifikan dengan peningkatan produsen dan program intensif, harapan kita akhir tahun ada peningkatan," ujarnya.

Disinggung terkait keberadaan pabrik baterai, seperti diketahui harga baterai untuk kendaraan listrik ini masih dinilai mahal, menurut Rachmat hal tersebut sudah menjadi perhatian pemerintah.

"Saat ini, sudah ada beberapa plan untuk pabrik baterai di Indonesia, memang Indonesia sudah punya sumber mineral yang baik untuk baterai ini, pabrik baterai ini sudah ada di Sulawesi, Jawa Tengah dan Jawa Barat. Ke depan pabrik baterai akan berkaitan dengan pabrik otomotif itu sendiri, pabrik baterai ada dan otomotifnya ada akan berkaitan," jelasnya.

Sementara itu, Rachmat mengatakan untuk produsen kendaraan listrik yang bisa ikut program intensif yakni perusahaan yang Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) nya sudah mencapai 40 persen.

"Kita berikan bantuan pemerintah dan intensif piskal, yang memenuhi TKDN 40 persen, untuk produsen yang sudah memenuhi TKDN silahkan mengajukan. Saat ini sudah ada beberapa puluh pabrik, tapi yang memenuhi TKDN sekitar 15 persen, itu lokal semua," pungkasnya.

(wip/yum)


Hide Ads