Ratusan buruh dari lima serikat pekerja di Kabupaten Bandung Barat (KBB) memblokade Jalan Raya Padalarang di depan Kantor DPRD, Senin (6/11/2023) sore.
Aksi unjuk rasa itu lantaran para buruh menuntut kenaikan upah minimum pada tahun 2024 mendatang sebesar 15 persen. Alasannya harga kebutuhan pokok yang belakangan melambung tinggi.
"Kami buruh KBB meminta upah tahun 2024 mendatang itu naik sebesar 15 persen. Kami akan menggelar aksi lanjutan sebelum batas waktu penetapan upah minimum pada 30 November nanti," ujar koordinator buruh, Dede Rahmat di sela aksi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Harga bahan pokok di pasar belakangan meningkat drastis, seperti beras premium yang menyentuh harga Rp14 ribu per kilogram. Lalu harga BBM yang juga ikut-ikutan naik, sehingga dinilai bakal membebani buruh.
"Gaji buruh tidak akan cukup memenuhi kebutuhan sehari-hari, karena harga beras dan BBM selalu naik. Sulit membayangkan nasib buruh kalau gajinya masih segini-segini saja," kata Dede.
Sementara itu, pihaknya juga menuntut agar DPRD Bandung Barat segera menerbitkan rekomendasi terkait revusi PP 36 tentang pengupahan karena perubahan skema penetapan upah bakal memberatkan buruh.
"Kita menolak PP 36 yang masih turunan dari UU Cipta Kerja karena akan memberatkan buruh. Kita minta DPRD KBB menerbitkan rekomendasi ke pemerintah pusat," ucap Dede.
Sementara itu buruh bakal bergeser ke Pemkab Bandung Barat dan beraudiensi dengan Pj Bupati Bandung Barat membahas tuntutan kenaikan upah minimum tahun depan.
"Kita akan fasilitasi teman-teman buruh untuk beraudiensi dengan Pemkab Bandung Barat," kata Kepala Dinas Tenaga Kerja KBB, Hasanudin.
Di sela aksi unjuk rasa tersebut, terselip doa dari para buruh untuk keselamatan dan kemerdekaan rakyat Palestina yang tengah berkonflik dengan Israel beberapa hari belakangan.
Ratusan buruh itu berdiri di tengah terik matahari melaksanakan Salat Gaib untuk korban meninggal yang terus bertambah gegara perang tersebut.
(iqk/iqk)