Serangan yang dilancarkan Israel ke Jalur Gaza dikecam banyak pihak. Sebab sudah lebih dari 8.000 warga Palestina nyawanya melayang.
Untuk menyuarakan kecaman terhadap Israel, warga di berbagai negara melancarkan aksi, mulai dari Indonesia, Turki, Denmark, Tunisia hingga Inggris. Mereka turun ke jalan untuk menyerukan segera diberlakukannya gencatan senjata demi kemanusiaan.
Dikutip dari Wolipop, massa beraksi mengibarkan bendera Palestina, mengangkat spanduk 'Free Palestine', dan banyak pula yang mengenakan keffiyeh, scarf yang menjadi simbol perjuangan Palestina untuk merdeka dan melawan kekejaman zionis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lantas, mengapa keffiyeh sangat erat dikaitkan dengan Palestina? Bahkan selembar kain motif kotak-kotak warna hitam-putih ini digambarkan oleh sejumlah orang sebagai 'bendera tak resmi' negara tersebut.
Lama diidentikkan dengan perjuangan Palestina selama 75 tahun, scarf berukuran 120 cm x 120 cm ini secara tradisional dikenakan sebagai penutup kepala oleh pria pedesaan di Palestina. Caranya dengan dilipat secara diagonal menjadi segitiga, kemudian diletakkan di atas kepala.
Kini keffiyeh tak hanya dipakai di kepala, tapi juga dililitkan di leher, disampirkan di bahu, atau dibentuk simpul di bagian dada. Keffiyeh saat ini dikenakan oleh para aktivis hak asasi manusia, pengunjuk rasa anti-perang, hingga selebriti; melampaui gender, agama dan kebangsaan demi tercapainya perdamaian.
![]() |
Keffiyeh adalah Simbol Perjuangan
Menurut Anu Lingala, penulis 'A Socio-political History of the Keffiyeh', scarf ini umum dikenakan di kalangan petani, pekerja pedesaan dan Badawi atau Bedoin, suku pengembara di Jazirah Arab. Mereka biasa menggunakan keffiyeh di atas kepala untuk menutupi bagian belakang leher dan melindungi kulit dari panasnya matahari di musim panas serta dinginnya angin di malam hari.
"Menutup kepala juga merupakan prinsip penting dalam budaya tradisional Palestina," terang Lingala, seperti dikutip dari Middle East Eye.
Kaum Nasionalis Palestina juga menggunakan keffiyeh untuk menutupi wajah mereka demi menyembunyikan identitas mereka demi menghindari penangkapan dalam Pemberontakan Arab melawan pemerintah kolonial Inggris pada 1936. Pada masa itu, tepatnya saat muncul Mandat Britania untuk Palestina, yang melarang pemakaian jilbab atau penutup kepala, keffiyeh beralih fungsi menjadi identitas bangsa.
"Warga Palestina dari semua kelas sosial bersama-sama mengenakan keffiyeh, sehingga sulit untuk mengidentifikasi kaum revolusioner," jelas Maha Saca, kepala Pusat Warisan Palestina di Bethlehem.
Bertahun-tahun kemudian, pada 1960-an, Pemimpin Palestina Yasser Arafat mempopulerkan keffiyeh ke masyarakat global. Dia tidak pernah terlihat di acara apapun tanpa mengenakan keffiyeh. Hingga saat ini keffiyeh pun tetap menjadi simbol dan ikon utama kebangsaan Palestina.
Makna Motif Keffiyeh
Salah satu ciri keffiyeh adalah motif mirip garis dan kotak-kotak di atas kain putih. Ada beberapa versi dalam interpretasi makna motif keffiyeh, namun yang paling populer adalah jala ikan, garis dan daun zaitun.
"Jala adalah gambaran keterikatan dan ketergantungan: dalam jaring, untaian tunggal menjadi sesuatu yang lebih besar, lebih kuat. Sebagai satu untaian agar lebih mampu menggenggam," kata seniman Palestina Fargo Tbakhi.
Motif garis geometris merepresentasikan rute perdagangan yang melintasi Palestina. Sementara daun zaitun menyimbolkan kekuatan dan ketahanan.
Zaitun merupakan aspek yang sangat penting dalam kehidupan kuliner, sosial dan ekonomi Palestina. Menurut penulis Palestina Susan Abulhawa, pohon zaitun tidak hanya menjadi sarana rezeki dan pendapatan bagi warga Palestina, tapi juga menjadi simbol di acara sosial dan nasional yang penting. Zaitun hadir dalam puisi, lagu, makanan, cerita rakyat, dan ilmu pengetahuan.
Artikel ini telah tayang di Wolipop dengan judul Scarf Keffiyeh, Simbol Palestina yang Sarat Makna Perjuangan