Kepribadian adalah salah satu aspek penting dalam seseorang menjalani kehidupannya sehari-hari. Kepribadian mencakup cara individu berpikir, merasa, dan berperilaku di hadapan lingkungan sosialnya. Namun, dalam beberapa kasus gangguan kepribadian dapat mempengaruhi cara seseorang berinteraksi dengan orang lain.
Gangguan kepribadian atau personality disorder merupakan kondisi dimana seseorang memiliki perilaku dan cara berpikir yang 'tidak biasa'. Cara berpikir dan perilaku yang 'tidak biasa' tersebut dapat mempengaruhi bahkan merugikan orang lain.
Terdapat beberapa jenis gangguan kepribadian yang dapat terjadi. Berikut ini lima contoh gangguan kepribadian beserta dengan penjelasan, penyebab, ciri-ciri, dan kondisi pengidap yang telah dirangkum dari berbagai sumber.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Paranoid
Paranoid Personality Disorder adalah gangguan kepribadian yang membuat pengidapnya selalu curiga dan tidak percaya terhadap orang lain tanpa alasan yang jelas. Paranoid bisa disebabkan karena gangguan psikologis seperti skizofrenia atau delusi.
Umumnya seseorang yang mengalami gangguan kepribadian paranoid merasa bahwa dirinya baik-baik saja dan tidak menunjukan perilaku yang aneh. Tetapi perilaku aneh dirasakan oleh lingkungannya atau orang lain yang melihat bahwa perilaku yang dilakukan oleh penderita mengisyaratkan bentuk permusuhan.
Ciri-ciri Paranoid
- Kecurigaan berlebih pada orang lain
- Mudah tersinggung atau merasa diserang
- Kesulitan mempercayai orang lain
- Menyimpan dendam perasaan yang terluka
- Sangat sensitif terhadap kritikan
Antisosial
Gangguan kepribadian antisosial merupakan salah satu gangguan kepribadian yang menyebabkan penderitanya tidak mematuhi norma-norma dan mengarah kepada perbuatan yang dapat mencelakai orang lain. Penyebab dari gangguan kepribadian antisosial yaitu lingkungan, pola asuh, genetik, bahkan kelainan fungsi otak.
Seseorang yang mengalami gangguan kepribadian antisosial merasa bahwa dirinya lebih hebat daripada orang lain sehingga tidak mematuhi norma dan hak orang lain. Perilaku seseorang yang memiliki gangguan kepribadian antisosial dapat mencelakai orang lain seperti yang sering kita dengar sebagai psikopat atau sosiopat
Ciri-ciri antisosial
- Mengabaikan dan melanggar hak orang lain
- Manipulatif
- Tidak memiliki rasa empati dan kasihan kepada orang lain
- Merasa lebih hebat
- Enggan mematuhi norma sosial
Schizoid
Selanjutnya gangguan kepribadian yang membuat penderitanya enggan untuk memiliki hubungan dan interaksi sosial yaitu schizoid personality disorder atau skizoid. Penderita dari gangguan kepribadian ini cenderung acuh tak acuh dengan kondisi dan hubungan interaksi sosial di lingkungannya.
Individu yang mengalami gangguan kepribadian skizoid akan menghindari kontak langsung dan interaksi dengan orang lain serta cenderung tertutup. Beberapa penderita juga memutuskan untuk tidak menikah dan melanjutkan hidup seterusnya bersama orang tua. Hingga kini penyebab dari skizoid masih terus dilakukan penelitian oleh ahli.
Ciri-ciri skizoid
- Lebih suka bersendiri
- Memilih kegiatan dan pekerjaan yang soliter
- Acuh terhadap pujian dan kritik
- Mengalami kesulitan berhubungan dengan orang lain
- Lebih menunjukan sedikit emosi
Narsistik
Gangguan kepribadian selanjutnya yaitu narsistik. Narsistik merupakan gangguan kepribadian yang membuat penderitanya merasa diri lebih baik daripada orang lain, sehingga ingin terus diberikan pujian dan membuat egois. Selain itu, narsistik juga memiliki sedikit empati terhadap orang lain, sehingga berkemungkinan menimbulkan masalah sosial.
Penderita dari gangguan kepribadian narsistik biasanya dipengaruhi oleh lingkungan dan neurobiologi yaitu hubungan antara otak dengan pola pikir perilaku. Biasanya seorang penderita narsistik sangat percaya diri, hal tersebut mungkin saja untuk menutupi dirinya yang sedang sedih karena dikritik orang lain atau semacamnya. Bahkan penderita narsistik dapat kecewa dan tidak bahagia jika mereka tidak dipuji atau diberikan apresiasi.
Ciri-ciri Narsistik
- Egois
- Merasa perlu dikagumi secara berlebih
- Meremehkan dan tidak menganggap orang yang dirasa tidak setara
- Memiliki sikap arogan dan angkuh
- Merasa istimewa
Obsesif Compulsive
Gangguan kepribadian yang terakhir yaitu obsesif compulsive disorder (OCD) membuat penderitanya melakukan satu kegiatan secara berulang. Penderita dari OCD melakukan gerakan atau kegiatan secara berulang karena merasa tindakan tersebut dapat mengurangi rasa kecemasannya. Penderita OCD biasanya menyadari apa yang mereka lakukan itu berlebihan, tetapi mereka tidak bisa menghindari itu.
Seseorang yang mengalami OCD ditandai dengan gangguan pikiran yang menimbulkan kecemasan. Penyebab dari gangguan kepribadian ini yaitu faktor senyawa kimia otak, genetik, dan lingkungan. Seperti contoh, penderita OCD yang takut terserang penyakit akan terus menerus membersihkan tangannya secara berlebihan.
Ciri-ciri obsesif compulsive
- Sulit untuk mengekspresikan perasaan
- Sering merasa benar dan cepat marah
- Obsesi berlebihan untuk sempurna
- Mengalami kecemasan yang terjadi bersama dengan depresi
- Kesulitan untuk beradaptasi dengan perubahan
Gangguan kepribadian memiliki dampak yang signifikan pada kehidupan seseorang dan hubungan sosialnya dengan orang lain. Penting untuk diingat bahwa gangguan kepribadian dapat diobati dan dicegah dengan bantuan profesional seperti psikoterapis atau psikiater. Semakin cepat gangguan kepribadian diidentifikasi dan diatasi, semakin baik peluang pemulihan individu tersebut.
(tey/tey)