Daftar Pahlawan dan Tokoh Nasional yang Pernah Jadi Santri

Daftar Pahlawan dan Tokoh Nasional yang Pernah Jadi Santri

Dini Putri - detikJabar
Minggu, 22 Okt 2023 11:00 WIB
Indonesia Flag Fluttered in the Blue Sky. Indonesian Independence Day in August.
Ilustrasi (Foto: Getty Images/iStockphoto/Bastian Saputra).
Bandung -

Indonesia, negara dengan sejarah panjang perjuangan melawan penjajahan, memiliki banyak pahlawan nasional yang menjadi inspirasi bagi kita semua. Tak sedikit di antara mereka yang memiliki latar belakang sebagai santri, yaitu seseorang yang menimba ilmu di pesantren.

Detikers penasaran siapasajakah yang jajaran santri yang menjadi tokoh nasional? Simak daftarnay di bawah ini (referensi: detik.com & website Pemerintah Provinsi Jawa Timur)

1. KH Hasyim Asyari

Pendiri Nahdlatul Ulama (NU), mendapatkan gelar Pahlawan Nasional pada 17 November 1964. Sebagai seorang ulama ternama di Indonesia, KH Hasyim Asyari pernah mengenyam pendidikan agama di berbagai pesantren, termasuk Pesantren Wonokoyo di Probolinggo, Pesantren Langitan di Tuban, dan Pesantren Trenggilis di Semarang. Selain itu, beliau juga menimba ilmu di Pesantren Kademangan di Bangkalan dan Pesantren Siwalan di Sidoarjo yang diasuh oleh Kyai Ya'qub.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

2. KH Ahmad Dahlan

Pendiri Muhammadiyah, diangkat sebagai Pahlawan Nasional pada tahun 1961 berdasarkan SK Presiden No.657 tahun 1961. KH Ahmad Dahlan, yang lahir dengan nama Muhammad Darwis, memiliki latar belakang pendidikan di pesantren sejak kecil. Ia bahkan pernah belajar agama dan bahasa Arab di Makkah selama lima tahun pada tahun 1883 saat berusia 15 tahun.

3. Pangeran Diponegoro

Dalam masa kecilnya, Pangeran Diponegoro dibesarkan oleh nenek buyutnya, GKR Ageng Tegalreja, yang merupakan putri dari salah satu ulama terkenal, yaitu Ki Ageng Derpoyudo. Diponegoro memiliki keterlibatan awal dalam dunia pesantren dan erat hubungannya dengan ulama-ulama masa itu. Dia juga belajar di Pondok Pesantren Gebang Tinanar di Ponorogo yang dipimpin oleh Kiai Hasan Besari. Pangeran Diponegoro diakui sebagai Pahlawan Nasional berdasarkan Keppres No.87/TK/1973.

ADVERTISEMENT

4. KH Wahid Hasyim

Putra dari KH Hasyim Asy'ari, mendapatkan gelar Pahlawan Nasional pada 24 Agustus 1964. KH Wahid Hasyim, yang merupakan ayah dari Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, pernah menuntut ilmu di beberapa pesantren, termasuk Pondok Pesantren Siwalan, Panji, dan Lirboyo di Kediri. Setelah ilmunya matang, ia ikut mengelola pesantren Tebuireng dan menjadi pelopor Madrasah Nidzmiyah dengan prinsip pendidikan yang membagi pembelajaran dengan perbandingan 70% ilmu umum dan 30% agama.

5. KH Zainal Arifin

Tokoh yang satu ini ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 4 Maret 1963. Dia adalah seorang pemimpin Hizbullah dan pernah menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri Indonesia. Dia belajar di dua pesantren, yaitu Pondok Pesantren Karay Sumenep dan Syaikhana KH. Muhammad Kholil Bangkalan.

6. KH Zainal Mustafa

KH Zainal Mustafa dinyatakan sebagai Pahlawan Nasional pada 6 November 1972. Beliau adalah Wakil Rais Syuriyah NU dan penggagas pemberontakan melawan penjajah di Singaparna, Tasikmalaya, Jawa Barat. KH Zainal Mustafa memiliki latar belakang pendidikan dari empat pesantren yang berbeda, yakni Pondok Pesantren Gunung Pari, Cilenga Leuwisari, Sukaraja Garut, Sukamiskin Bandung, dan Jamanis Rajapolah.

7. KH Noer Ali

KH Noer Ali dianugerahi gelar Pahlawan Nasional pada 10 November 2006 dan dikenal sebagai simbol perjuangan dan keberanian di Bekasi. Selama hidupnya, KH Noer Ali menimba ilmu dari Guru Maksum di Kampung Bulak, Guru Mughni, dan pesantren Guru KH Marzuki.

8. H Andi Mappanyukki

Dia merupakan seorang Raja Bone dari Suku Bugis, adalah salah satu tokoh yang memegang peran penting dalam perjuangan melawan penjajah Belanda dan Jepang antara tahun 1945-1949. Pengabdiannya yang gigih terhadap kemerdekaan Indonesia membuahkan hasil ketika ia dianugerahi gelar Pahlawan Nasional Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI No. 089 pada tanggal 5 November 2004. H Andi Mappanyukki merupakan simbol perjuangan Sulawesi Selatan dan kontribusinya dalam memerdekakan tanah airnya diakui secara resmi.

9. Buya Hamka

Prof. DR. H. Abdul Malik Karim Amrullah, adalah seorang tokoh yang memiliki banyak peran dalam sejarah Indonesia. Lahir di Nagari Sungai Batang, Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Sumatera Barat pada 17 Februari 1908, dan meninggal di Jakarta pada usia 73 tahun pada 24 Juli 1981. Buya Hamka adalah seorang ulama, sastrawan, wartawan, penulis, dan pengajar. Selain itu, ia terlibat dalam dunia politik melalui partai Masyumi hingga partai tersebut dibubarkan. Buya Hamka juga menjadi Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) pertama, dan ia aktif dalam Muhammadiyah hingga akhir hayatnya. Universitas al-Azhar dan Universitas Nasional Malaysia memberinya gelar doktor kehormatan, sementara Universitas Moestopo, Jakarta, mengukuhkan Hamka sebagai guru besar. Namanya juga diabadikan dalam Universitas Hamka milik Muhammadiyah dan masuk dalam daftar Pahlawan Nasional Indonesia. Buya Hamka adalah sosok yang berperan besar dalam bidang keagamaan, sastra, dan pendidikan di Indonesia.

10. Agus Salim

Tokoh yang satu ini adalah seorang individu yang memiliki latar belakang pendidikan dan pengalaman yang mengesankan. Lahir dari pasangan Soetan Salim dan Siti Zainab, ayahnya adalah seorang Jaksa Kepala di Pengadilan Tinggi Riau. Pendidikan dasarnya dijalani di Europeesche Lagere School (ELS), sebuah sekolah khusus untuk anak-anak Eropa, sebelum melanjutkan pendidikan di Hoogere Burgerschool (HBS) di Batavia. Kesuksesan Agus Salim terlihat ketika ia lulus sebagai lulusan terbaik di HBS se-Hindia Belanda.

(mso/mso)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads