Hari Santri Nasional (HSN) dirayakan tanggal 22 Oktober setiap tahunnya. Ada berbagai kegiatan untuk mengisi momen penting tersebut salah satunya lewat membaca puisi. Berikut kumpulan puisi Hari Santri Nasional.
Puisi merupakan suatu karya sastra yang mengungkapkan pikiran serta perasaan penyair dengan mementingkan keindahan bahasa. Puisi sering kali dikaitkan dengan hari-hari besar dan istimewa.
Untuk detikers yang sedang mencari puisi tentang Hari Santri Nasional, detikJabar telah mengumpulkan beberapa puisi sebagai referensi nih.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kumpulan Puisi tentang Hari Santri Nasional
Mengutip beberapa sumber seperti buku Kumpulan Puisi Santri MAWI, Kumpulan Puisi Aksara Jiwa, Puisi adalah Senjata, serta laman NU berikut contoh puisi untuk HSN.
Perjuangan Santri
Karya: Ahmad Zain
Alam bersaksi
Semangat perjuangan
Dikobarkan dari bilik santri
Hati terbuka
Kaki melangkah
Tangan mengepal
Mengangkat senjata
Mulut bertakbir
Demi kebenaran
Mengikis habis
Antek penjajah
Yang mencengkeram kedaulatan bangsa
Air mata, keringat, dan darah
Menetes di medan perang
Nyawa syuhada
Menjadi kekuatan
Memukul mundur penjajah
Hingga bangsa ini terbebas
Dari cengkeraman para serdadu asing
Alam bersaksi
Santri di garda depan
Bersama rakyat
Merebut kemerdekaan
Kesejatian Santri
Karya: Ahmad Zain
Santri punya nilai dan makna
Dalam sendi-sendi kehidupan
Santri bukan sekadar identitas
Santri bukan jargon semata
Ada nilai di setiap ucapan
Ada uswah hasanah dalam perilaku
Ada tuntunan di setiap hembus nafasnya
Santri panji beragama
Bersosial, dan bernegara
Santri simbol keselarasan hidup
Dunia dan ukhrawi
Tanamkan kesantrian
Dalam berperilaku
Sematkan kesantrian
Dalam kehidupan
Agar cahaya ilahi
Senantiasa menerangi hati
Purnama di Separuh Bulan
Karya: Ahmad Zaini
Dari balik dampar santri mengaji
Mengurai kata dan makna kitab kuning
Ilmu diendapkan dan ditirakati
Agar cahaya yang dipancarkan suci
Setiap malam santri bermunajat
Sebagai media pengakuan dosa dan khilaf
Serta permohonan
Mata terjaga
Jemari memutar tasbih
Mulut mengucap kalimat thayyibah
Agar jiwanya semakin dekat kepada Allah
Ketika santri berada di tengah masyarakat
Santri tidak berdiam diri
Mengamalkan ilmu
Berjuangan membangun nilai-nilai ilahi
Mengangkat martabat kemanusiaan
Agar menjadi manusia sejati
Santri penghias kehidupan
Laksana purnama
Di separuh bulan
Partikel Keberkatan
Karya: Nur Annisa
Atas segala praduga liar
Melahirkan paranoid tanpa dasar
Katanya...
Penjara suci menyabotase mimpi
Memudarkan potensi diri
Mematahkan sayap asa
Merenggut cita
Meluluh lantahkan impian
Merampas masa depan
Mohon sudahi...
Allah awas akan ranah hati
Pun pada bisik harap
Yang tersiar lewat kesiur senyap
Jangan meragu
Pada garis tangan dan gores suratan
Biar campur tangan-Nya berperan
Mengucur riak magis dasar keterpanaan
Berasal dari manifestasi partikel keberkatan
Sekuncup tunas restu
Atas mereguk setetes dari lautan Sang Empu
Menghalau tipu muslihat gamblang
Kokoh pada pijak keimanan
Semua Bersaksi
Karya: Nur Annisa
Biarkan semua bersaksi
Mereka bukanlah orang suci
Yang diturunkan dari surgawi
Bukan pula selalu sabar
Yang tak pernah mengumpat pada takdir
Pun bukan orang mulia
Yang tak pernah menggores luka
Biarkan semua bersaksi
Disaat setiap mulut terkunci
Oleh setiap hijaiyah yang tercap
Yang tertoreh ataupun termemori
Demi Sang Pelukis mega senja
Demi Sang Penerbit surya
Demi Sang Penabur gugusan bintang
Demi Sang Pemendar kilau rembulan
Biarkan semua bersaksi
Dihari peradilan di depan mizan
Tak terelakkan
Mereka para pemburu hakikat kebenaran
Dari setiap ukiran tinta pada jilid-jilid lembaran
Dari kalam-kalam pemberi peringatan
Dari bait-bait sajak nyanyian kerinduan
Biarkan semua bersaksi
Mewakili getir tatihan langkah kaki
Pewaris Ilmu
Karya: Syifa Salsabila
Wahai pewaris ilmu
Sejenak hinggap memori
Berjumpa sapa pada sanak saudari
Nun jauh dari pelosok sini
Sukma hendak merongrong
Betapa?
Rindu menguak asa tanpa peduli
Wahai pewaris ilmu
Tanam pada diri
Ilmu cahaya
Dari Sang Maha Ilmu Durjana
Bahwa derajat tak setara
Para ulama
Tinggi derajatnya
Wahai pewaris ilmu
Tinta tiada kering
Kalamkan terujar
An-Nur kan terpancar
Andai oasis kerontang
Hara menyengat di tengah tandus
Buaian hingga liang lahat
Ilmukan Terpatri pada kalbu
Tergubah pada laku
Liburan
Karya: Raudah
Satu hari yang membuatku bahagia
Menenggelamkan kesedihanku
Melupakan segala hal yang ada di dunia
Mencoba melakukan yang baru
Tak pernah terlintas kata bosan
Saat mendengar kata liburan
Tak ingin rasanya ku melupakan
Segala hal yang mengagumkan
Semoga waktu akan mempertemukanku kembali
Dengan hari yang menyenangkan ini
Bersama dengan kenangan baru lagi
Mengungkapkan kebahagiaan hati
Tak lupa ku bersyukur kepada-Nya
Kepada Sang Pemberi kebahagiaan
Menawarkan banyak ketenangan
Dan menghilangkan kesusahan
Masa Kecil
Karya: Nia Ramadhani
Ketika aku masih kecil
Semua yang aku lakukan terasa indah
Menangis rewel tertawa gembira
Semua itu sudah biasa
Entah apa yang aku pikirkan saat ini
Rasanya hatiku tertuju hanya pada betapa
teduhnya sepasang mata itu
Dimana tidak ada pikiran apapun
Seperti cinta
Aku ingin kembali ke masa kecilku
Selamat tinggal masa kecil
Kini aku sudah dewasa
Sekarang saatnya aku mengejar impian yang dulu
sempat dengan sengaja
Aku lupakan
Santri
Karya: Rizka Amalia R.
Adzan subuh telah dikumandangkan
Pertanda sang fajar menggantikan sinar rembulan
Lantunan ayat suci Al-Qur'an yang begitu menyenangkan
Menyejukkan hati, menjernihkan pikiran
Kulangkahkan kaki tanpa keraguan
Dengan semangat jiwa yang menggelegar
Hati ini kumantapkan pada jalan kebenaran
Dengan penuh keikhlasan tiada paksaan
Kugerakkan anganku untuk menjadi kenyataan
Menimba ilmu guna meraih tahta di masa depan
Meraih kesuksesan dengan penuh keyakinan
Tanpa ingkar atas segala nikmat yang Tuhan berikan
Seutas Makna Santri
Karya: Wahyu Hidayaul K.
Ketika goresan tinta memenuhi kertas putih
Dengan segenap tekad yang menjalar bersih
Semangat menuntut ilmu diraih dengan gigih
Walau keringat bercucuran tak kenal letih
Bagaikan bulan yang menyinari bumi
Menyalurkan kehangatan di malam yang sunyi
Sebuah insan dengan akhlak budi pekerti
Mengerahkan jiwa raga untuk kesatuan NKRI
Suatu insan yang memiliki makna sejati
Dengan iman, Islam, dan ihsan yang terpatri dalam hati
Sebuah nama yang terukir dalam sanubari
Dialah SANTRI, masa depan kebanggaan negeri
Santri Sejati
Karya: Ukhty Karozu
Ku kuatkan tekad
Kubersihkan niat
Agar selamat dunia akhirat..
Kubuka kitabku
Kuayunkan penaku
Kudengarkan ustadku..
Kulantunkan kalam ilahi
Kurenungi syarat dan arti
Kugenggam erat sepenuh hati..
Ayah ibu.. Kuatkanlah diri
Relakan perpisahan sementara ini
Demi cita-cita sejati..
Kelak akan aku buktikan
Kau akan bangga memilikiku
Karna telah mengirim jauh darimu
Untuk menjadi ladang pahalamu.
Ikhlas Menjadi Santri
Karya: Selfiana Jamil
Ikhlasku menjadi santri
Mengabdi pada agama dan negeri
Memantapkan hati
Di jalan sang Ilahi
Ketika zaman semakin gila
Peraturan sudah dianggap tiada
Santri akan tetap setia
Meluruskan setiap pertentangan yang ada
Ikhlasku mengabdi pada negeri
Mencari ridha sang Ilahi
Meski rintangan tak mau menepi
Hanya Allah-lah sang penyemangat hati
Bangga Menjadi Santri
Karya: Alnur
Hari Santri
Terbentang tak akan terbuang
Karena jarak hanyalah pemisah dalam suatu ruang
Gemuruh kumandang dzat yang maha pengasih
Alam Mu menjadi saksi dalam sebuah pengabdian
Dulu kamis selalu terbara setiap kali hati ingin bertanya
Tentang siapa,, untuk siapa,,
Dan kemana Langkah kaki seorang fakir mengembara
Namun kini telah kami temui tentang arti jati diri
Bangga dengan khidmat dan takzim atas gelar seorang santri
Karena pengabdian inilah bentuk bakti
Kami kepadamu wahai murobbi ruhhi
Kau bangunkan jiwa-jiwa yang telah lama tertunduk
untuk cinta pada negeri
Kau hidupkan kembali ruh ruh kami
Untuk menjadi insan tangguh nan mandiri
Dan sekali lagi dengan bangga kami teriakkan kembali
Wahai murobbi
Kami bangga menjadi santri
Kang Santri
Katya: Gagak Lumayung
Kang Santri
Kau yang menimba ilmu agama suci
Kau yang bertekad dalam hati
Tuk perluas wawasan Islami
Kang Santri
Kau, kusebut demikian
Kau istiqomah dalam mengaji
Kau perjuangkan kemuliaan
Kang Santri
Kau menjaga tata krama
Kau hormati para Kiayi