Tidak dapat dipungkiri, stunting atau gagal tumbuh pada anak tengah menjadi pekerjaan rumah (PR) bersama tidak hanya pemerintah pusat namun juga pemerintah daerah seperti di Jawa Barat.
Sebab, bayang-bayang stunting dapat memutuskan harapan untuk mewujudkan Indonesia Emas di tahun 2045 bila tidak ditangani secara preventif.
Berdasarkan statistik PBB 2020, lebih dari 149 juta (22%) balita di seluruh dunia mengalami stunting dan 6,3 juta (21,6%) diantaranya adalah balita di Indonesia. Sementara target prevelensi stunting yang ingin dicapai adalah 14 persen pada 2024.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Stunting sendiri bisa terjadi karena banyak faktor. Selain faktor kesehatan ibu saat mengandung, stunting juga bisa disebabkan karena kekurangan gizi akibat faktor ketidakmampuan masyarakat dalam memenuhi asupan gizi.
Karena itu, pemeritnah saat ini tengah gencar mensosialisasikan agar masyarakat bisa mengkonsumsi makanan tinggi protein yang salah satunya ada pada kandungan telur. Namun ternyata, ada hal lain yang jauh lebih murah untuk bisa dijadikan formula pencegah stunting.
Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Maranatha Bandung dr Theresia Monica Rahardjo membeberkan formula jitu yang dapat mengatasi stunting. Selain mudah didapat dan murah, tetapi juga efektif dalam menuntaskan gagal tumbuh pada anak. Menurutnya hal itu terkandung pada sehelai daun kelor.
Melalui buku yang ditulisnya berjudul 'Daun Kelor, Stunting dan Ketahanan Nasional' perempuan yang akrab disapa Dok Mo ini bahkan tumbuhan dengan nama ilmiah Moringa oleifera bisa jadi formula untuk mencegah stunting.
"Ini sangat memungkinkan dengan daun kelor. Sebab dari riset, daun kelor paling banyak manfaatnya untuk mengatasi stunting dan dijadikan suplemen. Daun kelor dapat menurunkan stunting berat ke sedang, sedang ke ringan dan ringan ke sembuh," kata Dok Mo, Kamis (19/10/2023).
"Melalui buku yang saya tulis ini, dibahas semua apa itu daun kelor, khasiat dan kandungannya," ujarnya menambahkan.
Daun kelor mengandung banyak nutrisi dan sumber vitamin hingga mineral untuk tubuh. Di dalam 20 gram daun kelor, terkandung vitamin B6, vitamin C, zat besi, vitamin B2, vitamin A dan magnesium yang menjadi kebutuhan konsumsi harian.
Selain manfaat itu, daun kelor juga bisa jadi sumber ekonomi bagi masyarakat. Daun kelor ini bisa diolah menjadi beragam asupan seperti teh hingga kopi.
"Kalau masif, maka dapat membantu perekonomian masyarakat luas. Tidak hanya memenuhi kebutuhan gizi, memelihara kesehatan, tetapi juga menjadi sumber penghasilan," ucapnya.
Maka dari itu, Dok Mo sangat berharap baik pemerintah maupun masyarakat untuk mulai menggaungkan semangat menanam satu pohon kelor untuk satu keluarga.
"Saya mengimbau dan menganjurkan kepada pemerintah dan masyarakat, untuk menciptakan gerakan satu keluarga satu pohon kelor. Sebagai langkah bersama menuju Indonesia Emas 2045, dengan keuntungan demografi dapat kita maksimalkan," pungkasnya.
(bba/tey)