Yandi atau sering disebut juga Manusia Emas, menyenangi dunia seni dari semenjak duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA). Namun, dalam kegiatan melukis, Yandi baru-baru ini menggelutinya kembali.
Ia sering kali menghadiri pameran-pameran seni menggunakan kostumnya yang cukup nyentrik dengan warna serba emas. Setiap mata langsung tertuju kepada Yandi. Unik, menarik, lucu, keren, macam-macam kesan orang didapatkan oleh Yandi.
"Wow that's a really great, nice costume," ujar salah satu pengunjung mancanegara kepada Yandi yang sedang mengunjungi pameran seri rupa Tunggal Nesar Eesar di Lawangwangi Creative Space pada Jumat (29/9/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selama ini ia belajar melukis secara otodidak dengan mempelajari banyak literatur, referensi, sering mengunjungi pameran, dan juga bergabung bersama orang-orang dengan kegemaran yang serupa.
Ia pernah menempuh perkuliahan dengan mengambil jurusan arsitektur di salah satu perguruan tinggi swasta di Kota Bandung. Namun, karena merasa bahwa ternyata passion-nya pada bidang tersebut, ia memutuskan untuk tidak melanjutkan studinya.
"Akhirnya aku belajar dari buku aja, gaul sama seniman gitu, kalau ada kegiatan workshop aku hadir untuk nambah-nambah ilmu," Kata Yandi.
Potret Yandi saat sednag membuat gambar sketsa di Jalan Braga. (Sumber: Instagram @manusia.emas) Foto: Dini Putri |
Kadang, Yandi merasa kemampuannya dalam menghasilkan karya belum maksimal dan itu yang memotivasinya untuk terus belajar. Karena, menurutnya ketika seseorang bisa menghasilkan karya yang sesuai denga napa yang diharapkan, itu menjadi kepuasan tersendiri dan tantangan untuk membuat karya yang lebih baik lagi.
Karya yang sudah dihasilkannya sampai saat ini terhitung berjumlah 30 lukisan, ia mengaku jika banyak kendala yang dihadapinya saat membuat karya, mulai dari tingkat kesulitan objek yang dilukis, gagal dan harus mengulang dari awal kembali, jenuh, dan waktu yang dibutuhkan cukup lama untuk menghasilkan satu buah karya baginya.
"Ketika ada objek lukisan yang belum kita kuasai atau cukup sulit, otomatis kita perlu waktu lebih banyak, harus lebih sabar. Dan tantangannya tu kita jenuh, atau apa yang kita hasilkan tidak sesuai sama keinginan, nah itu mulai ada tantangan, jadi kita harus rehat sebentar dan tekuni lagi, dicoba lagi sampai berhasil. Memang prinsipnya perlu waktu lebih lama," kata Yandi.
Sebutan "Manusia Emas" bagi Yandi sudah sangat melekat pada dirinya, hingga ia sering kali menjadikan dirinya sendiri sebagai subjek di karya lukisannya dan menimbulkan ciri khas juga karakter tersendiri pada setiap lukisan yang dihasilkannya.
Kegemarannya pada warna emas yang menurutnya sangat mencolok, unik, dan jarang orang awam memakai baju dengan warna tersebut ternyata berhasil membuatnya jadi dikenal oleh banyak orang. Ia menceritakan jika banyak sekali orang yang meminta untuk berswafoto dengannya. Selama ini, ia merancang pakaian dan membelinya sendiri.
"Waktu di Cimbuleuit ada kampus, ketika Manusia Emas lewat itu ada yang ngejar pake motor tiga orang, cewe semua anak kuliah. Mereka ngejar ternyata mau foto. Aduh senangnya itu mereka responnya sangat antusias dan positif," Ungkap Yandi
Yandi cukup sering pula memamerkan karya seninya dalam kegiatan pameran. Kedepannya, Yandi Manusia Emas berencana untuk berkeliling ke taman-taman yang ada di Kota Bandung dan perempatan jalan dengan lokasi yang aman dan tidak mengganggu ketertiban umum untuk melukis dan mencoba sketsa keliling untuk menggambar orang-orang yang dilihatnya dan memberikan hasil karyanya tersebut sebagai sebuah kenang-kenangan. Yandi memiliki sosial media Instagram yang bisa kamu kunjungi, yaitu @manusia.emas.
(yum/yum)











































