Kematian Senyap Tante dan Keponakan di Ciamis

Kematian Senyap Tante dan Keponakan di Ciamis

Tim detikJabar - detikJabar
Rabu, 11 Okt 2023 07:30 WIB
Tim inafis Polres Ciamis saat mengevakuasi jasad tante-keponakan
Tim inafis Polres Ciamis saat mengevakuasi jasad tante-keponakan (Foto: Dadang Hermansyah/detikJabar)
Ciamis -

Nasib nahas menimpa Teti Mulyati (81) dan Denden Sukmawan (46). Tante dan keponakannya itu ditemukan tak bernyawa di dalam rumah pada Senin (9/10) malam. Bahkan jasad keduanya sudah mengeluarkan bau yang menyengat. Kemungkinan, keduanya telah meninggal sekitar beberapa hari.

Tapi, Ketua RT setempat Andri Ramdani mengungkap tidak ditemukan adanya tanda yang mencurigakan ketika ikut mengevakuasi dua mayat di lokasi penemuan, Perumahan Garden Jati, Desa Panyingkiran, Kecamatan Ciamis, Kabupaten Ciamis.

Menurut Andri, mayat Deden tergeletak di tengah rumah dengan posisi tangan dan kaki terlentang sedikit terangkat ke atas. Pada bagian kepala belakang terlihat darah. Deden diduga meninggal sudah beberapa hari ke belakang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mukanya biru, di belakang kepala ada darah mungkin terbentur tembok. Kondisinya sudah membengkak dan mengeluarkan bau tidak sedap, tangan terlentang dan kaki terangkat," ujar Andri saat ditemui di sekitar lokasi kejadian.

Sedangkan Teti, ditemukan meninggal dunia di dalam kamar. Kondisinya belum kaku dan tak berbau. Andri menduga Teti meninggal dunia setelah beberapa hari keponakannya meninggal dunia.

ADVERTISEMENT

Andri menyebut selama proses evakuasi tidak ada hal yang mencurigakan yang menjurus kepada tindak kejahatan. Sejumlah barang-barang berharga di dalam rumah diperkirakan masih utuh. Seperti 5 buah ponsel, sejumlah uang, dokumen-dokumen dan sepeda motor matik yang terparkir di depan rumah.

Sementara tetangga lainnya, mengetahui bahwa kondisi Teti memang sedang sakit. Ia menderita stroke dan tinggal sendiri. Biasanya, Teti dijaga oleh kerabatnya secara bergantian, termasuk oleh keponakannya.

"Katanya yang laki-laki itu juga punya penyakit darah tinggi, kemungkinan kambuh lalu terjatuh dan tidak ada yang menolong. Lalu si ibunya kan sakit stroke tidak bisa berbuat apa apa, kemungkinan tidak ada yang ngasih makan. Memang tidak terlalu bergaul, jadi tidak ada yang tahu," kata Kepala Desa Panyingkiran Soleh, ditemui di lokasi.

Soleh menjelaskan dua mayat itu ditemukan pertama kali oleh kerabatnya. Ketika itu kerabatnya mencoba menghubungi melalui ponsel, namun tidak ada yang menjawab.

"Jadi si anaknya (keponakan lainnya) itu mencoba menghubungi ke sini tidak diangkat. Kemudian datang ke sini dan rumah dibuka sama keluarganya, ditemukan sudah meninggal dunia. Memang keduanya juga bukan warga Panyingkiran tapi pendatang," ucapnya.

Tim Inafis Satreskrim Polres Ciamis pun langsung mendatangi lokasi dan melakukan olah TKP. Setelah diselidiki, Kasat Reskrim Polres Ciamis AKP Muchammad Arwin menyampaikan hasil penyelidikan sementara. Berdasarkan pemeriksaan visum luar, tidak ditemukan adanya tanda kekerasan di tubuh dua jenazah tersebut.

"Hasil olah TKP yang kami lakukan bahwa bener ditemukan dua orang korban meninggal dunia, berjenis kelamin laki-laki dan perempuan. Kemudian kondisi mayat sampai saat ini hasil visum luar tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan," ujar Arwin, Selasa (10/9/2023).

Berdasarkan keterangan dari pihak keluarga, korban Denden diduga sedang mengalami sakit. Denden sering mengeluh kepada saudaranya bahwa mengalami nyeri dada sebelah kiri. Namun Denden belum sempat untuk dilakukan pemeriksaan.

Sedangkan korban Teti, merupakan lansia yang menderita riwayat stroke. Kondisi fisik sebelum meninggal, tak bisa berjalan dan mengalami kesulitan melihat. Sehari-hari untuk makan perlu disuap dan hanya bisa makan bubur saja.

"Saat ditemukan, pada korban D ditemukan cairan darah dari mata, hidung dan telinga. Kemudian dari pihak keluarga juga sampai saat ini belum mau dilakukan autopsi karena menganggap bahwa ini adalah musibah," tuturnya.

Dari olah TKP, juga tidak ditemukan barang yang hilang di rumah korban. Kasat juga menjelaskan TKP merupakan perumahan padat penduduk. Sehingga untuk kecurigaan yang lain masih belum ada informasi lebih lanjut.

Hasil pemeriksaan lainnya, berdasarkan temuan dari medis, Denden meninggal mendahului tantenya. Sudah terjadi pembusukan pada jenazah. Sedangkan mayat perempuan diduga beda dua hari. Jenazah Teti belum terjadi pembusukan.

Kata Arwin, sehari-hari Denden yang merupakan duda anak satu bertugas untuk merawat tantenya Teti, janda yang tidak punya anak. Kedua jenazah sudah diterima oleh keluarga dan sudah dikebumikan.

"Apabila di kemudian hari ada kejanggalan lain, kami akan lakukan penyelidikan lanjutan," tegasnya.

(aau/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads