Jawa Barat merupakan provinsi dengan jumlah pemilih terbesar di Indonesia dalam Pemilu 2024. Tercatat pemilih di Jabar mencapai 35.714.901 orang berdasarkan daftar pemilih tetap (DPT) yang ditetapkan KPU. Karena itu sudah selayaknya ada orang yang bisa mewakili Jabar di kontestasi politik nasional.
Hal itu diungkapkan guru besar komunikasi politik UPI Karim Suryadi. Karim mengatakan, Pemilu 2024 merupakan momentum bagi masyarakat Jabar untuk unjuk gigi di kancah politik nasional.
"Fakta yang menunjukkan suara pemilih di Jabar sangat tinggi. Bahkan lebih tinggi dari suara pemilih di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Tidak hanya itu, Jabar memiliki modal kuat untuk membawa Indonesia melompat jauh lewat ekonomi kreatif dan digital," kata Karim, Selasa (10/10/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan keunggulan itu, Karim menyatakan tidak masuk akal bila keterwakilan Jabar di kancah politik nasional masih saja minim seperti sebelum-sebelumnya. Sebab, secara teori Jabar mestinya menjadi rebutan dari koalisi manapun.
Apalagi saat ini Jawa Barat punya tokoh yang menurut Karim moncer dalam hasil survei, punya kedekatan dengan generasi muda, dan sudah terbukti melakukan pendekatan yang pas dengan kebutuhan ekonomi saat ini.
"Kalau saya sebut misalnya nama Ridwan Kamil. Fakta misalnya survei (Ridwan Kamil moncer) gitu ya. Kemudian dari sisi pembangunan dan lain-lain," ujarnya.
Karim mengakui saat ini ada tokoh di Jabar yang sudah memiliki pengalaman panjang mengelola daerah dengan jumlah penduduk paling tinggi, daerah yang sangat kompleks dan memiliki potensi besar.
Menurut Karim, itu merupakan deposit politik yang bisa dibawa sebagai bekal untuk berkiprah di level nasional. Bahkan sangat mungkin menjadi solusi persoalan yang dihadapi oleh Indonesia.
"Ketika saya menuntut keterwakilan Jawa barat itu bukan hanya pandangan buta, berdasar jumlah penduduk jumlah pemilih. Tapi, memang solusi model, role model dalam pengambilan solusi ada di sini juga," pungkasnya.
(bba/mso)