Sebanyak 17 orang dilaporkan mengalami gejala keracunan setelah mengonsumsi sate jebred di wilayah Kecamatan Cigalontang, Kabupaten Tasikmalaya. Kejadian ini pertama kali dilaporkan pada Senin (9/10) oleh Tim Gerak Cepat Dinas Kesehatan dan Puskesmas Cilawu serta Puskesmas Bojongloa.
Kronologinya pada hari Minggu, warga Kampung Campaka RT 3 RW 3 Desa Kersamaju, Kecamatan Cigalontang, Tasikmalaya mengonsumsi sate jebred dari warung Ny. M. Lalu setelah beberapa jam mengonsumsi makanan tersebut, 7 orang mengalami gejala mual, muntah dan diare.
Camat Cilawu Anas Aolia Malik menjelaskan pada pukul 14.00 WIB terdapat seorang pasien yang datang ke Puskesmas Cilawu dengan mengeluhkan mengalami demam, mual, pusing, muntah, diare dan perut sakit. Selama hari kejadian hingga Senin malam terdapat 13 pasien yang dirawat di PKM Cilawu dengan 8 pasien di antaranya dirawat inap.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, kata Anas, Klinik Cihideung juga menerima pasien dengan keluhan serupa, dengan 5 pasien dirawat inap. Dari informasi sementara, teridentifikasi bahwa seluruh pasien berasal dari Kecamatan Cilawu dan Cigalontang, Tasikmalaya.
Tim kesehatan yang turun dalam kejadian ini telah mengambil beberapa langkah, seperti pelacakan kasus, pencarian penyebab keracunan pengobatan, koordinasi dengan Camat Cilawu dan sektor terkait dan melakukan rujukan kasus ke RS Tasikmalaya.
Akibat dari kejadian ini terdapat 2 pasien yang meninggal dunia, yaitu warga Cigalontang Tasikmalaya dan satu lagi warga Desa Sukatani, Kecamatan Cilawu. Sementara 7 orang pasien kini sudah dipulangkan atau rawat jalan. Sedangkan 4 lainnya masih dirawat intensif, Pemerintah Garut pun menjamin semua pasien dilayani dengan baik tanpa harus mengeluarkan dana sepeser pun.
Pihak berwenang pun masih terus melakukan investigasi supaya mengungkap akar permasalahan dan mencegah terulangnya kasus serupa.
Merespons peristiwa tersebut, Bupati Garut Rudy Gunawan bersama Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Garut langsung mengunjungi pasien di PKM Cilawu. Rudy menjelaskan saat ini pasien sudah ditangani oleh pihak puskesmas.
"Saya mohon agar semua pihak hati-hati, kalau ada yang aneh-aneh jangan dimakan atau dibeli atau setelah dimakan jangan dilanjutkan makannya," ujar Rudy dalam keterangan tertulis, Selasa (10/10/2023)
Rudy juga menambahkan sebetulnya Pemerintah Kabupaten Garut memiliki alat untuk Dinas Kesehatan Pangan secara rutin melakukan monitoring sebagai upaya pemeriksaan makanan yang aman dan tidak beracun.
(akn/ega)