Warga Komplek Sukamenak Indah, Desa Sayati, Kecamatan Margahayu, mengungkap keseharian wanita paruh baya Ibu Guritno (70) dalam menjalani hidupnya. Setiap hari wanita tersebut kerap meminta makan dan minum kepada tetangganya.
Dadang Haryanto menyatakan Ibu Guritno hanya berani minta makan dan minum kepadanya. Setiap pagi, Ibu Guritno selalu menghampiri warungnya.
"Biasanya kalau keluar setelah solat subuh sampai jam 06.00 WIB atau sekitar jam 07.00 WIB, karena dia pasti minta air ke saya. Tiap hari minta air dua galon, dan minta buat sarapan. Kalau ada ya saya bantu, kalau nggak ada ya gimana lagi," ujar Dadang, Senin (2/10/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dadang mengungkapkan, tak hanya kebutuhan makan dan minum, beberapa keperluan sehari-hari pun kadang meminta pada dirinya. Jika yang diminta ada pasti selalu diberikan.
"Ke sini sarapan sudah disedian. Galon simpen, nanti dianterin, ada juga keperluan diterjen kopi ya saya kasihin aja," katanya.
Pihaknya menjelaskan, pada awalnya wanita paruh baya tersebut tinggal dengan bahagia bersama suami dan anak-anaknya. Namun semua berubah saat keduanya keluar dari perusahaan IPTN yang saat ini PTDI 2003 silam.
"Awal begitunya pas IPTN nya mau bangkrut. Soalnya biasanya mah suka barengan kalau kerja. Terus katanya si Ibu cemburu ke salah satu pegawai di sana. Sampai akhirnya suaminya meninggal," jelasnya.
Sepeninggal suaminya, kondisi ekonomi Ibu Guritno semakin sulit. Bahkan sempat dibawa berobat ke rumah sakit jiwa dan sempat sembuh.
"Kesini-kesini si ibu itu jadi makin sakit, anak-anaknya pun nggak bisa apa-apa. Sempat ke RSJ 10 tahun ke belakang. Langsung sudah membaik, ada yang nanya juga menjawab biasa saja. Tapi makin ke sini lama-lama obatnya abis sendiri. Dulu mah kadang suka jalan keliling komplek sambil teriak-teriak. Tapi sekarang-sekarang mah enggak," ucapnya.
Kesendirian Ibu Guritno pun berlanjut saat ketiga anak-anaknya mulai menikah dan meninggalkan Ibu Guritno seorang diri. Sehingga kesehatan Ibu Guritno tidak terpantau.
"Anak-anaknya pada nikah, nggak pada tinggal di sini," bebernya.
Menurutnya tidak ada listrik dan air sejak 10 tahun silam. Dia menduga tidak mampu membayar bulanannya.
"Yang saya tahu tahun 2008 atau 2009 mah masih nyala. Kayanya mah matinya tahun 2010-an lah," ungkapnya.
Dia menambahkan kondisi fisik Ibu Guritno masih terbilang normal dan sehat. Namun menurutnya terkadang dalam berbicara tidak nyambung.
"Iyah kalau komunikasi biasa aja. Jadi kadang bener, kadang nggak nyambung. Pokonya jangan lama-lama lah ngobrol sama dia mah," kata Dadang.
(mso/mso)