Pandawara Group membuat unggahan yang kemudian viral di akun media sosial Tiktok miliknya. Unggahan soal sampah di hamparan pesisir Loji, Kampung Cibutun, Desa Sangrawayang, Kecamatan Simpenan itu diprotes Pemerintah Desa (Pemdes) Sangrawayang.
Kepala Desa (Kades) Sangrawayang, Muhtar mengatakan pihaknya tidak mengizinkan aktivitas bersih-bersih sampah di wilayahnya. Karena menurutnya pihak pemerintah seolah tidak dilibatkan dalam inisiasi bersih-bersih tersebut.
"Kalau dari saya, kalau transaparan terbuka dari pemerintah itu silahkan. Kalau seperti yang kemarin yang dimusyawarhkan di desa itu saya enggak mengizinkan saya mah," kata Muhtar, Sabtu (30/9/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diketahui, di unggahan kedua soal pantai, Pandawara Group mengajak masyarakat untuk membersihkan pantai selama dua hari pada tanggal 6 dan 7 Oktober. Ajakan itu terbuka untuk masyarakat Sukabumi yang peduli terhadap limgkungan.
"Tidak akan mengizinkan karena itu diviralkan, iya kan kemarin tidak mengizinkan karena apa? Karena harus melibatkan masyarakat, yang ambil sampahnya. Dicontohkan, tahun kemarin bulan kemarin di Loji itu se-kabupaten hampir dua ribu orang," ungkap Muhtar.
"Sedangkan kalau di Desa Sangrawayang ada tiba-tiba, tidak mengerti saya juga. Bahkan masuk di Tiktok malam, jadi seolah-olah desa Sangrawayang, Kecamatan Simpenan, cemar nama baik Desa Sangrawayang," keluh Muhtar menambahkan.
DetikJabar kemudian menelisik lebih jauh alasan Muhtar soal tidak akan memberikan izin aksi positif Pandawara dengan mengajak masyarakat bersih-bersih pantai yang selama ini memang dikenal kotor.
"Kalau seandainya enggak diviralkan atau di ini pasti mengizinkan, seperti di (Desa) Loji begitukan, itu kebersamaan dari kabupaten juga turun, dari kepolisian, Ormas, Karang Taruna, dari Babinsa turun itu semuanya. Kalau begini, anehnya pak kades juga kok ujug-ujug (tiba-tiba) kan seperti kemarin pak kades datang ke desa, sekitar jam 10, ada WA pak kades ada dari DLH katanya tentang sampah katanya," beber Muhtar.
Muhtar mengatakan pihak Pandawara sempat mendatangi kantor desa. Saat itu, menurut Muhtar Pandawara hanya membawa kantong sampah dan meminta masyarakat terlibat memungut sampah.
"Udah ke sana ke desa, ternyata orang itu, (yang viralin) katanya ada dari Pandawara, tentang sampah. Oh begitu, ada dari DLH itu dengan DLH terus dia sudah pulang, ngobrol sehingga masyarakat, harus memulung sampah tersebut, ah tak mungkin masyarakat ada yang mau. Sedangkan dia sudah mempersiapkan kantong-kantongnya, kemarin juga sama DLH, dia juga kasih respons, tapi kan harus ada mobil dan backhoe," kilah Muhtar terkait alasannya tidak mengizinkan aksi Pandawara.
Diketahui, persoalan sampah di pesisir Loji sudah beberapa kali mendapat sorotan, pihak Pemkab Sukabumi sendiri sudah beberapakali melakukan penanganan salah satunya menggelar event Beach Clean-up Day.
Terakhir pada 10 Juni di tahun ini Dinas Lingkungah Hidup Pemkab Sukabumi menggandeng PLN Indonesia Power dalam hal ini PLTU Palabuhanratu bersama ribuan warga melakukan aksi bersih-bersih di Pantai Talanca, Pesisir Loji, Kecamatan Simpenan.
"(Sampah berasal dari), Sungai Cimandiri karena ada PLTU, malah kemarin juga PLTU dibicarakan, kalau dua desa dapat bantuan dari PLTU kok Sangrawayang enggak ada, karena imbasnya juga dirasakan Desa Sangrawayang," kata Muhtar.
Diberitakan sebelumnya, dua unggahan Pandawara Group di akun tiktok miliknya bikin geger, mereka memberi gelar Pantai di Kampung Cibutun, Desa Sangrawayang, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi dengan Pantai Terkotor No 4 di Indonesia.
Dilihat detikJabar, ada dua unggahan yang viral dalam konten para pemuda asal Kopo Bandung, itu. Unggahan pertama memperlihatkan anggota Pandawara Group bermain bola di atas tumpukan sampah pantai, yang berlokasi masih satu hamparan dengan pesisir Loji.
'Tempat Bermain Sepakbola Terburuk Yang Pernah Ada' sebuah narasi di atas kertas yang diikat pada sebilah kayu di awal video yang sudah ditonton sebanyak 6 juta viewers, ratusan ribu like dan ribuan komentar.
Lalu pada video kedua, anggota Pandawara Group memasang kertas serupa namun dengan tulisan 'Selamat Datang di Pantai Terkotor No 4 di Indonesia'.
(sya/yum)