Duka sedang menyelimuti SD Negeri Jati 3, Desa/Kecamatan Saguling, Kabupaten Bandung Barat (KBB). Salah seorang siswanya dilaporkan meninggal dunia setelah mengalami keracunan massal bersama 33 bocah siswa lainnya.
Semuanya bermula saat puluhan siswa ini muntah-muntah, diare hingga demam. Diduga, mereka mengalami keracunan massal usai memakan jajanan cimin atau aci mini berbahan dasar tepung kanji pada Selasa (26/9/2023).
Mereka kemudian dilarikan ke puskesmas hingga rumah sakit di Cimahi dan KBB. Puncak keracunan massal yang dialami puluhan siswa itu terjadi pada Kamis (28/9) dini hari hingga pagi hari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun sayangnya, satu siswa yang sedang menjalani perawatan dilaporkan meninggal dunia. Ia berinisial RNN (9) usai dirawat di RS Dustira, Kota Cimahi, pada Rabu (27/9/2023) sekitar pukul 23.30 WIB.
Kepala Puskesmas Saguling Burhan mengatakan, korban meninggal tak hanya karena keracunan saja. Namun yang bersangkutan memiliki riwayat penyakit penyerta.
"Ada 1 yang meninggal, di RS Dustira. Tapi karena punya komorbid atau penyakit penyertanya itu thalasemia. Riwayat kontrol rutin di RSHS," ujar Burhan saat ditemui, Kamis (28/9/2023).
Sementara siswa lain yang mengalami keracunan massal, saat ini sudah mendapatkan penanganan dari Puskesmas Saguling dan rumah sakit lainnya. Mereka rata-rata mengalami gejala khas mual, muntah, diare, demam.
"Semuanya sudah ditangani, kita lakukan rehidrasi karena mereka banyak muntah dan diare. Tapi sebagian sudah membaik kondisinya," ucap Burhan.
Burhan mengatakan, dugaan penyebab keracunan massal itu, yakni jajanan cimin atau aci mini berbahan dasar tepung kanji yang dikonsumsi para siswa pada hari Selasa (26/9/2023).
"Dugaan penyebab itu jajanan cimin yang berasal dari olahan aci (tepung kanji). Rata-rata yang merasakan gejala itu memang mengonsumsi jajanan itu," kata Burhan.
Sampel jajanan aci mini atau cimin itu kemudian dibawa ke Labkesda Jabar. Burhan mengatakan, sampel yang dibawa itu merupakan bahan baku pembuatan cimin yang sebelumnya dikonsumsi para siswa hingga mengalami gejala keracunan.
"Sampel yang dibawa itu terigu (bahan baku), bahan cabai kering, penyedap rasa, bumbu bawang, cimin siap goreng, bumbu keju, dan bahan baku cimin tepung singkong tapioka," ujarnya.
Penyebab keracunan akan diketahui dengan pasti setelah sampel itu selesai diujicoba. Namun dugaan awal, cimin tersebut lah yang membuat para siswa mengalami keracunan.
"Hasilnya 3 hari sudah keluar hasilnya. Memang belum bisa dipastikan, tapi dugaan memang karena konsumsi aci mini itu," ucap Burhan.
Saat ini pihaknya mewaspadai lonjakan korban keracunan mengingat penjual jajanan cimin tersebut juga menjajakan jajanannya di sekolah lain yang bertetangga dengan SDN 3 Jati.
"Ada informasi, si penjual itu juga jualan di sekolah lain. Jadi kita menunggu antisipasi menyediakan bed (tempat tidur) dan kebutuhan lainnya apabila ada kejadian serupa," pungkasnya.
(ral/mso)