Sejumlah peristiwa mewarnai pemberitaan di Jawa Barat (Jabar) hari ini, Selasa (26/9/2023). Mulai dari teror Macan Tutul di Karawang hingga sejoli asal Garut jadi tersangka kasus live mesum.
Berikut rangkuman Jabar Hari Ini:
Teror Macan Tutul di Karawang
Warga Kampung Cipaga, Desa Wargasetra, Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten Karawang, dihebohkan oleh ternaknya yang mati. Hewan ternak yang dikandangkan di sekitar lereng Gunung Sanggabuana itu diduga dimangsa hewan buas pada Jumat 8 September 2023.
Komandan Detasemen Pemeliharaan Daerah Latihan (Dandenharrahlat) Kostrad Sanggabuana Mayor Inf Wisnu Broto mengatakan, pihaknya telah turun tangan untuk mencegah masyarakat membalas perbuatan hewan buas yang memaksa ternak tersebut.
"Kita terima laporan Jumat, kemarin ada sekitar enam ekor domba ternak warga yang berkandang di sekitar lereng Sanggabuana mati, diduga dimangsa hewan buas," ujar Wisnu, saat dihubungi detikJabar, Selasa (26/9/2023).
Atas peristiwa tersebut, ia kemudian memerintahkan prajuritnya untuk melakukan penelitian terhadap penyebab tewasnya domba-domba tersebut.
"Berdasarkan hasil penelitian, kami periksa bahwa domba-domba itu dimangsa oleh macan tutul Jawa. Oleh sebab itu kita cegah masyarakat agar tidak membalas, karena macan tutul Jawa ini hewan langka yang dilindungi," jelasnya.
Sang penghuni rimba Sanggabuana itu, hanya menerkam lima domba ternak warga dengan gigitannya, sedangkan satu domba dibawa untuk menjadi santapannya.
"Kita lihat dari foto-foto yang diterima dari pasukan di lapangan, ternyata lima domba hanya diracun dengan gigitannya, dilihat dari bekas gigitannya luka domba itu terinfeksi. Sedangkan satu domba hilang kemungkinan dibawa untuk jadi santapannya," ungkapnya.
Dijelaskan Wisnu, luka paling mencolok ada pada tengkuk masing-masing domba, beberapa paha dan kaki belakang juga hilang.
"Luka di tengkuk dan paha atau kaki belakang, ini merupakan ciri khas pola serangan macan tutul Jawa dalam memangsa buruannya," ucap Wisnu.
Terpisah, Direktur Eksekutif Sanggabuana Concervation Foundation (SCF), Solihin Fuadi Mengatakan, konflik dengan macan tutul Jawa di Pegunungan Sanggabuana juga terjadi sebelumnya, namun berlokasi di wilayah adiministratif Purwakarta.
"Ini bukan yang pertama, konflik dengan hewan macan tutul jawa juga sebelumnya terjadi di wilayah Purwakarta, tapi ini menunjukkan bahwa kondisi lingkungan Sanggabuana masih baik, sehingga dihuni oleh macan tutul Jawa," ujar Solihin.
Ia menuturkan, penting untuk warga agar selalu berhati-hati dan mengambil langkah-langkah pencegahan ketika berada di wilayah yang diketahui sebagai habitat macan tutul Jawa.
"Kita yang harus berhati-hati ketika berada di habitat hewan liar lainnya. Jangan mendekati atau memprovokasi hewan liar, dan mematuhi peraturan dan larangan yang telah ditetapkan untuk melindungi spesies ini dan habitatnya, yang penting jangan diprovokasi," pungkasnya.
TPA Kopi Luhur Cirebon Kembali Terbakar
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah Kopi Luhur, Kelurahan Argasunya, Kota Cirebon kembali mengalami kebakaran, Selasa (26/9/2023). Kebakaran tersebut dilaporkan mulai terjadi sekitar pukul 02.00 WIB dini hari.
Usai mendapat laporan, petugas dari Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Cirebon pun langsung bergerak menuju lokasi. Dalam proses pemadaman, petugas juga sempat kesulitan karena kencangnya angin di sekitar lokasi.
"Kami menerima laporan dari pihak TPA kurang lebih jam 2. Ketika kami tiba di lokasi api sudah membesar. Petugas juga kesulitan karena angin dan asap tebal juga menggangu penglihatan," ucap petugas Damkar Kota Cirebon, Dodiyanto.
Dalam melakukan upaya menjinakkan kobaran api, petugas Damkar menerjunkan tiga unit mobil kebakaran. Saat ini, kobaran api perlahan mulai bisa diatasi. Hanya saja kepulan asap masih membumbung di sekitar lokasi.
"Kami dari jam 2 di sini sampai sekarang alhamdulillah situasinya seperti ini. Nanti dilanjutkan oleh petugas selanjutnya," ucap Dodi.
Dodi sendiri mengaku belum mengetahui penyebab maupum lokasi titik api pertama dari kebakaran yang melanda TPA Kopi Luhur, Kota Cirebon.
"Kalau dugaannya belum bisa kami perkirakan. Karena ketika kami datang ke sini jam 2 api sudah membesar," kata Dodi.
Berdasarkan keterangan dari petugas Dinas Pemadaman Kebakaran (Damkar) Kota Cirebon, luas lahan TPA yang terbakar mencapai 1.500 meter persegi. Meski sempat kesulitan, kobaran api yang melalap gunungan sampah di TPA Kopi Luhur perlahan sudah mulai bisa diatasi.
"Kami dari jam 2 di sini sampai sekarang alhamdulillah situasinya seperti ini. Nanti dilanjutkan oleh petugas selanjutnya," ucap Dodi.
Lantai Rumah Warga Tasikmalaya Mendadak Panas
Warga Kampung Sindang Perbu Kelurahan/Kecamatan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya dihebohkan dengan lantai rumah salah seorang warga yang mendadak panas. Lantai seluas 90x60 cm itu ada di bagian warung sekaligus rumah milik Dede Mulyana (60).
Dede menjelaskan dia mengetahui lantai rumahnya terasa panas pada Minggu (24/9/2023) sore. Hingga Selasa (26/9/2023) pagi, bagian lantai itu masih terasa panas.
"Waktu itu saya pulang pengajian, istri memberi tahu keramik di warung terasa panas. Kaget sekaligus takut ada apa-apa," kata Dede, Selasa (26/9/2023).
Dia sempat berusaha mendinginkan bagian keramik itu dengan keset kaki basah. Bukannya panas reda, justru malah keset kakinya jadi kering.
"Semalaman itu nggak bisa tidur, takut terjadi apa-apa. Akhirnya menyuruh anak membongkar dua bagian keramik yang terasa panas. Penasaran dan takut meledak keramiknya," kata Dede.
Malam itu dia juga sempat menjauhkan barang elektronik, gas LPG dan lainnya dari titik panas itu. Keesokan harinya, Dede memutuskan melapor ke Ketua RW dan diteruskan ke aparat pemerintahan setempat.
"Setelah diperiksa ada kecurigaan dari jalur arde (kabel kutub negatif bumi instalasi listrik). Itu posisinya pas di kabel arde," tutur Dede.
Akhirnya, warga menghubungi petugas PLN untuk dilakukan pemeriksaan. "Kata petugas PLN memang ada kesalahan dalam instalasi listrik, ada pemasangan yang terbalik. Sudah diperbaiki kemarin, tapi sampai sekarang masih panas," ucap Dede.
Dede mengatakan pihaknya masih menunggu sampai beberapa hari ke depan, berharap panas di lantai rumahnya hilang. "Mudah-mudahan saja normal lagi, saya tunggu dulu beberapa hari. Kalau masih panas, nanti lapor lagi kePLN," tandasDede.
(ral/mso)