Jabar Hari Ini: Sekeluarga Idap Parkinson hingga Panji Gumilang Mau Tobat

Tim detikJabar - detikJabar
Kamis, 21 Sep 2023 22:10 WIB
Sekeluarga di Cianjur idap parkinson (Foto: Ikbal Selamet/detikJabar).
Bandung -

Beragam peristiwa terjadi di Jawa Barat (Jabar) hari ini, Kamis (21/9/2023). Mulai dari kabar Panji Gumilang yang ingin bertobat hingga satu keluarga di Cianjur idap parkinson.

Berikut rangkuman Jabar hari ini:

Pilu Sekeluarga Pengidap Parkinson di Cianjur

Satu keluarga di Desa Bojongkasih, Kecamatan Kadupandak, Cianjur menderita parkinson. Kondisi ini diperparah dengan keadaan ekonomi keluarga tersebut yang kurang mampu.

Keenam anggota keluarga yang mengidap parkinson, yakni Yayah (63), Patimah (61), Rupiah (58), Salamah (53), Saepudin (50), dan Omo (48) itu tinggal di rumah panggung peninggalan orangtuanya.

Dari enam orang tersebut, hanya empat orang yang masih bisa beraktivitas, sedangkan dua orang lainnya, yakni Yayah dan Patimah kondisinya kini sudah sangat memprihatinkan.

"Kakak saya Yayah dan Patimah paling parah, sudah tidak bisa bangun. Sehari-hari mereka hanya bisa terbaring di tikar di tengah rumah. Sedangkan saya dan tiga saudara saya lainnya masih bisa aktivitas, tapi itu juga sekuatnya saja," ungkap Omo, Kamis (21/9/2023).

Keluarga dari pasangan almarhum Umi Marsikah dan Hasbullah itu sehari-harinya hidup dengan segala keterbatasan. Bahkan untuk makan mereka juga bergantung hidup pada anak dari Rupiah.

"Dari kami berenam, Rupiah sempat menikah dan punya anak yang kini sudah dewasa. Untuk sehari-hari, terutama makan disiapkan oleh anak dan menantu Rupiah. Karena kami sudah tidak ada lagi yang bisa bekerja, jadi hanya mengandalkan dari anaknya Rupiah," kata dia.

Sayangnya anak dan menantu dari Rupiah pun bukan masyarakat berada, profesi sebagai petani membuat mereka hanya mampu makan dengan lauk seadanya.

Oleh karena itu, bantuan dari pemerintah hingga para dermawan sangat diharapkan oleh keluarga tersebut untuk tetap bertahan hidup di tengah kondisi fenomena langka itu.

"Bantuan memang ada, mulai dari bantuan tunai dari desa hingga BPJS yang ditanggung pemerintah. Tapi masih belum bisa memenuhi kebutuhan. Kami sangat berharap adanya bantuan terutama sembako untuk makan sehari-hari orangtua dan paman-bibi kami," ucap Suparman, menantu penderita Parkinson Rupiah.

Suparman menambahkan, sebelumnya keluarga tersebut juga mendapatkan bantuan pangan non tunai, namun bantuan tersebut tiba-tiba berhenti setelah kepala keluarga yakni Umi Marsikah meninggal dunia.

"Makanya bantuan pangan akan sangat membantu keluarga ini," kata dia.

Kepala Desa Bojongkasih Dede Anwar Musadad, mengatakan pemerintah desa sudah mengalokasikan anggaran bantuan tunai bagi keluarga tersebut dengan nilai sekitar Rp 300 ribu per bulan.

Namun bantuan tersebut hanya untuk satu orang dalam satu keluarga. Pasalnya keluarga tersebut masih dalam satu kartu keluarga, tidak terpisah.

"Kami ingin memberikan lebih. Tapi dalam aturan satu keluarga itu hanya satu penerima. Jadinya dari desa hanya bisa membantu seperti itu. Meskipun kalau ada bantuan lainnya dan kalau ada rezeki lebih para perangkat desa kerap memberikan bantuan untuk keluarga pengidap Parkinson tersebut," kata dia.

Di sisi lain, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Cianjur Munajat, mengatakan keluarga pengidap Parkinson di Kecamatan Kadupandak tersebut sudah mendapatkan berbagai bantuan lainnya, salah satunya terdaftar sebagai peserta BPJS PBI.

Namun, dia mengakui bahwa BPNT bagi keluarga tersebut disetop oleh sistem pada 2021 lalu karena kepala keluarga dari mereka meninggal dunia.

"By sistem secara otomatis tidak terdaftar lagi setelah kepala keluarga yakni ibu dari mereka meninggal. Tapi kami sudah ajukan lagi agar mereka dapat BPNT lagi. Kami juga prioritaskan bantuan lain untuk keluarga tersebut," pungkasnya.

Panji Gumilang Mau Tobat dan Berdamai, Laporan Bakal Dicabut?

Kasus dugaan penodaan agama yang menyeret pimpinan Ponpes Al-Zaytun Panji Gumilang memasuki babak baru. Dua dari 3 orang yang melaporkan Panji Gumilang dinyatakan sudah mencabut laporannya di Bareskrim Polri.

Melansir detikNews, dua laporan polisi yang dicabut itu sebelumnya dilayangkan oleh Ken Setiawan dan Muhammad Ihsan Tanjung. Sementara, laporan yang dibuat Forum Ulama Tasikmalaya hingga kini belum dicabut.

Pimpinan Ponpes Darul Ilmi Tasikmalaya Ruslan Abdul Gani menyatakan, pihaknya belum mencabut laporan dugaan penodaan agama yang dilayangkan Panji Gumilang. Ia mengaku baru berencana mencabut laporan itu setelah mendapat informasi Panji Gumilang ingin bertobat dan berdamai di perkara tersebut.

"Kami baru berencana mencabut laporan," katanya saat dikonfirmasi detikJabar via sambungan telepon di Bandung, Kamis (21/9/2023).

Ia membeberkan, dua pekan lalu pihak MUI pusat menghubunginya perihal kasus Panji Gumilang. Dalam komunikasi tersebut, Panji melayangkan surat permohonan ingin bertobat dan bersedia dibimbing oleh para ulama MUI.

Kemudian, ada 3 poin permohonan yang diungkapkan Panji Gumilang. Di antaranya, Panji bersedia bertobat, bersedia dibimbing ulama untuk kembali ke ajaran yang lurus dan pesantrennya, Al-Zaytun siap dibina Kemenag dan MUI.

"Jadi kalau dicabut secara langsung belum, hanya dalam waktu dekat mau jumpa dan ada 3 pernyataan dari PG (Panji Gumilang) bahwa dia siap bertobat, tidak akan lagi melakukan penyebaran agama Islam yang tidak sesuai dan Al-Zaytunnya siap dibina oleh Kemenag dan MUI," ucapnya.

Meski demikian, Forum Ulama Tasikmalaya ingin memastikan kabar tersebut secara langsung. Mereka berencana bertolak ke Jakarta untuk bertemu Panji Gumilang yang difasilitasi oleh MUI.

"SayaInsyaallah siap berdamai, tapi saya ingin lihat langsung pernyataan itu dari PG. Saya ingin ada hitam di atas putih, bahwa PG tidak akan melakukan seperti itu lagi,"pungkasnya.




(bba/mso)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork