Kota Bandung belum lepas dari masa darurat sampah. Jika dalam sehari kota Bandung mengirim 241 ritasi atau 1.300 ton ke TPA Sarimukti, sekarang hanya 89 ritasi atau setara 600-700 ton sehari. Artinya, hanya setengah sampah kota Bandung yang terangkut.
Saat ditemui usai rapat dengan tim Satgas Darurat Sampah, Plh Wali Kota Ema Sumarna menyampaikan telah melakukan evaluasi penanganan sampah. Rencananya, sesegera mungkin Pemkot Bandung akan mencari lahan untuk TPS sementara.
"Informasinya TPA Sarimukti zona 2 dan 4 masih ada titik api, 1 dan 3 sudah selesai. Kita akan dorong Pj Gubernur supaya zona 1, 3, dan zona cadangan kembali dibuka secara optimal. Sekarang dari Kota Bandung masih ada 7.000-8.000 ton sampah yang belum terkirim," kata Ema di Balai Kota Bandung, Kamis (7/9/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rencananya, Ema juga akan bertemu dengan Komandan Pusat Komandan Kesenjataan Artileri Medan atau Pussenarmed (Danpussenarmed), Mayor Jenderal TNI Yudhy Chandra Jaya. Harapannya, ia bisa meminta anjuran dari TNI soal kemungkinan lahan yang bisa digunakan untuk TPS sementara.
"Mudah-mudahan beliau bisa memberi informasi, mungkin saja ada lahan yang bisa dimanfaatkan untuk TPS sementara. Kemudian memang ada juga beberapa titik untuk dijadikan TPS sementara," ucap Ema.
Sampai saat ini, Pemkot Bandung telah membuat TPS sementara di dua titik yakni, Tegalega dan Pasir Biru. Terkini, Pemkot Bandung juga bakal memanfaatkan lahan seluas 25 hektare di Gedebage sebagai tempat pembuangan sampah sementara.
Lokasi tersebut merupakan lahan yang sebelumnya sempat direncanakan menjadi Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa), tepatnya seputaran Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), di Jalan Pendamping Tol (arah Babakan Sayang), Kelurahan Rancanumpang, Kecamatan Gedebage.
Ia menerangkan, skema di tempat yang akan dijadikan TPS sementara, tidak dikubur seperti di Tegalega, namun di buang seperti biasa di lahan seluas 2 hektar kemudian ditutup dengan seng sebagai pagar.
Rencananya, kegiatan pembuangan sampah akan dilakukan akhir pekan ini. Tapi kata Ema, masih ada kendala soal protes warga. Ia pun memohon pengertiannya soal kedaruratan sampah ini.
"Nah tapi ada berita kurang menguntungkan. Ada warga yang menolak dan lain sebagainya atuh ieu kan bukan untuk selamana. Sok atuh berkorban sedikit. Toh itu jauh dari perkampungan, itu di lahan kita, dan ada kedaruratan. Tolong lah mengerti, kalau tidak ya mau dibuang kemana? Pasti juga akan dibawa lagi," ujar Ema memohon.
Pemkot Bandung pun tengah memutar otak untuk mengatasi tumpukan sampah yang menghantui kota Kembang ini. Beragam upaya dilakukan salah satunya dengan mendatangkan mesin gibrik mini, pemilah sampah otomatis yang sudah digunakan di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.
"Pembuatan lobang juga sudah dibuatkan, apapun kita lakukan termasuk ini saya mau nengok ke Tegallega cenah mesin gibrik beli 10 sudah datang 1, rek ningali heula efektivitasnya untuk mendorong sampah. Kemudian sampah di jalan sudah secara giliran akan diangkut," ucapnya.
Di luar itu, Ema meminta para camat untuk mengedukasi masyarakat untuk memilah dan memilih sampah, juga melibatkan pemlung untuk memilih sampah anorganik.
(aau/orb)