Penjelasan Sekolah soal Pelajar SMP Baku Hantam di Bandung

Penjelasan Sekolah soal Pelajar SMP Baku Hantam di Bandung

Yuga Hassani - detikJabar
Selasa, 05 Sep 2023 16:50 WIB
Tempat para pelajar SMP baku hantam di Komplek Griya Bandung Indah (GBI), Desa Buah Batu, Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung
Tempat para pelajar SMP baku hantam di Komplek Griya Bandung Indah (GBI), Desa Buah Batu, Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung. (Foto: Yuga Hassani/detikJabar)
Kabupaten Bandung -

SMPN 2 Bojongsoang Bandung buka suara terkait aksi baku hantam para siswanya di sebuah bangunan kosong, Komplek Griya Bandung Indah (GBI), Desa Buah Batu, Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung.

Kepala Sekolah SMPN 2 Bojongsoang Euis Hasanah mengakui bahwa aksi yang direkam tersebut dilakukan oleh anak didiknya. Bahkan kata dia, peristiwa tersebut terjadi di luar jam sekolah.

"Itu memang di video adalah siswa kami. Kejadiannya Senin (4 September 2023) sepulang sekolah," ujar Euis, saat ditemui di kantornya, Selasa (5/9/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Euis menegaskan peristiwa tersebut bukan tawuran. Menurutnya para siswa hanya iseng. "Jadi mereka pulang biasa bareng, katanya pergi ke sekolah juga bareng. Jadi kemarin itu mereka spontan, sambil ngabring, ngobrol, lalu 'hayu ah ke bangunan situ' lalu dari situ kumpul-kumpul, 'ah hayu urang gegelutan atau main-main'. Cuma memang main-mainnya kurang bagus," katanya.

Euis menepis kabar aksi baku hantam tersebut merupakan salah satu syarat untuk masuk geng motor. Kata dia, para pelajar tersebut adalah teman dekat. "Itu tidak benar (ospek geng motor). Karena kebetulan tadi malam kami bertemu langsung dengan pak kanit, dan berkomunikasi dengan berbagai pihak, pak kades, pak RW, pak Camat, dari Dinas Pendidikan," jelasnya.

ADVERTISEMENT

"Ternyata tadi pagi alhamdulillah orang tua datang, kepala desa datang, tokoh masyarakat ada, semua siswa yang ada di video itu datang. Jadi setelah konfirmasi dengan mereka, saya tanya kepada siswa tidak ada perpeloncoan untuk masuk salah satu geng," tambahnya.

"Makanya kalau kita perhatikan di video, ada siswa yang jatuh tidak langsung dipukuli terus, tapi mereka bantu bangun. Itu salah satu bukti bahwa mereka itu hanya main-main," bebernya.

Dari pemeriksaan terdapat puluhan siswa yang terlibat dalam kejadian ini. "Ini ada 23 siswa kami. Ada yang melakukan, ada yang hanya menonton, ada yang memvideo," ungkapnya.

Pihak sekolah telah melakukan mediasi bersama para orang tua yang bersangkutan dan pemerintahan setempat. Pada pertemuan tersebut telah membuat surat perjanjian bagi para anak-anak tersebut.

"Tadi para siswa sudah membuat surat pernyataan. Diketahui oleh orang tuanya, di atas materai, bahwa mereka tidak akan mengulangi perbuatan itu. Jadi pihak sekolah memberikan sanksinya sanksi ringan yah. Karena memang beberapa dari mereka itu baru mengikuti gini-ginian, itu juga mungkin karena adanya ajakan secara spontan lagi," tegasnya.

"Mudah-mudahan saya berharap, saya tidak sempat memberikan sanksi yang memberatkan mereka. Saya meminta mereka tetap ke sekolah, masuk ke kelas. Jika ada teman yang bertanya, mereka harus siap menjelaskan dan meminta maaf atas keresahan ini," lanjutnya.

(iqk/iqk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads