Kebakaran yang terjadi di hutan Gunung Ranggagading, Desa Buniwangi, Kecamatan Gegerbitung, Kabupaten Sukabumi telah padam. Api tersebut dibiarkan padam dengan sendirinya.
Pantauan detikJabar di lokasi sekitar pukul 10.00 WIB sudah tak terlihat lagi kepulan asap. Sementara itu, di tempat kejadian kebakaran (TKK) tersisa bekas batang dan pohon yang terbakar. Beberapa petani pun terlihat mulai beraktivitas.
Burhan (56) warga sekaligus petani setempat mengatakan, kepulan asap itu sudah tak terlihat sejak dini hari tadi. Menurutnya, api tersebut dibiarkan padam dengan sendirinya karena warga tak ada yang berani mendatangi lokasi pada malam hari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Api sudah padam sekitar pukul 01.00 WIB. Kalau malamnya itu kemarin sempat membesar apinya. Ya dibiarkan itu juga mati sendiri, warga nggak ada yang berani lah," ujar Burhan saat ditemui di lokasi, Kamis (31/8/2023).
Meski demikian, kata dia, kebakaran yang terjadi Rabu (30/8) kemarin menghanguskan tanaman cabainya. Dia pun mengalami kerugian akibat kebakaran tersebut.
"Ini tanaman cabai pareyot (pada layu) akibat kebakaran kemarin. Api itu kan dari atas ke bawah itu pas kejadianya. Terpaksa ini harus ditanam ulang," katanya.
Sebelumnya diberitakan, peristiwa kebakaran di Gunung Ranggagading terjadi pada Rabu (30/8/2023) kemarin. Kebakaran itu disebut disengaja untuk mengusir ular-ular besar yang ada di Gunung Rangga Gading.
Hal itu disampaikan oleh Komandan Regu Posko VI Sukaraja Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Sukabumi Eman Sulaeman. Informasi tersebut, kata dia, didapat dari penuturan warga setempat.
"Setelah koordinasi dengan warga, kebakaran itu memang sudah biasa terjadi dan untuk menghindari adanya ular-ular besar, sengaja dibakar oleh warga untuk mengusir ular. Warga juga ada kebakaran itu terjadi seperti biasa nggak panik," kata Eman kepada detikJabar di Mako Damkar VI, Sukaraja, Kabupaten Sukabumi, Rabu (30/8/2023).
Dia mengatakan, mulanya kabar mengenai kebakaran itu ia terima dari grup Damkar Kota Sukabumi. Pihaknya pun sempat terjun ke lokasi namun akses menuju tempat kejadian kebakaran (TKK) sulit ditempuh.
"Langsung kita menuju TKK ternyata banyak kendala. Kendala di jalan menuju TKK sulit untuk kita tempuh. Kita tidak (melakukan pemadaman) karena medan jalannya pun sulit di gunung. Akhirnya kita mengambil kesimpulan untuk balik kanan," ujarnya.