Intip Kecanggihan Fitur dan Teknologi Terbaru di Bandung Command Center

Intip Kecanggihan Fitur dan Teknologi Terbaru di Bandung Command Center

Anindyadevi Aurellia - detikJabar
Senin, 28 Agu 2023 09:30 WIB
Melihat Bandung Command Center.
Melihat Bandung Command Center. (Foto: Rindy Nurjanah/detikJabar)
Bandung -

Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung terus fokus membangun kota cerdas. Salah satu ikon dari Bandung Smart City adalah Bandung Command Center (BCC). Kali ini, tim detikJabar akan mengajak detikers untuk mengenal lebih dekat dengan ruang kontrol BCC milik Pemkot Bandung.

BCC adalah ruang pemantau kota yang berfungsi untuk mengontrol data internal. Ruangan ini dibangun pada tahun 2014 dan diresmikan tahun 2015. Dalam penggunaannya, sistem informasi diatur menggunakan teknologi canggih untuk mengintegrasi layanan publik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Bandung Yayan Achmad Brilyana memperkenalkan kami bagaimana sistem pelayanan itu bekerja.

"BCC ini punya berbagai macam aplikasi terbaru. Nah, ruangan ini merupakan ruangan dengan berbagai macam komponen mendukung Bandung Smart City. Salah satunya layanan kedaruratan 112. Warga cukup hubungi 112 itu tidak berbayar, untuk menangani jika ada kebakaran, kecelakaan, bisa dibantu," jelas Yayan dalam podcast D'badami detikJabar.

ADVERTISEMENT

Server layanan 112 dituntut 24 jam terjaga dan melayani wargi Bandung. Mereka juga akan mengintegrasi data tersebut.

Tak hanya itu, wargi Bandung juga diawasi oleh CCTV Pemkot Bandung yang tersebar di berbagai sudut kota. Saat ini total ada lebih dari 357 CCTV dan bisa diakses secara online melalui https://pelindung.bandung.go.id.

"Kami monitor CCTV dari berbagai sudut kota Bandung. Kemudian ada juga dashboard aplikasi karyawan Diskominfo. Nah beberapa kamera CCTV kan menggunakan face recognition, teknologi analitis berupa pengenalan wajah (face recognition) serta penghitungan kendaraan (Vehicle Counting) untuk memudahkan pelacakan pelaku kejahatan, pencegahan kriminalitas atau pelanggaran, serta meningkatkan pelayanan publik," ujar Yayan.

Fitur analitis tersebut nantinya bisa diterapkan di seluruh CCTV Kota Bandung sesuai dengan kebutuhan ke depan. Fitur terbaru dari kabupaten dan kota di Indonesia ini juga terintegrasi dengan bidang-bidang lainnya, sehingga banyak SDM serta peran dari OPD lain bahkan masyarakat juga untuk memanfaatkan fitur canggih ini.

Pemkot Bandung juga telah menerapkan teknologi NVR NVR (Network Video Recorder) menggunakan IP kamera dan menggunakan format H264, H264+, H265 serta menggunakan kabel RJ-45 dan teknologi Ptz yang memungkinkan CCTV dengan daya jelajah 360 Derajat.

"Command Centre nggak bisa berdiri sendiri tanpa adanya jaringan. Butuh SDM untuk mengoperasikannya, jadi plat nomor yang parkir sembangan, itu bisa terlacak di titik mana saja. Ketika terjadi pelanggaran ketertiban, seperti vandalisme itu juga pernah tertangkap. Pengenalan wajah ini Polisi juga gunakan rekamannya," ucap dia.

"Sistem ini terintegrasi mulai tahun 2021 dengan seluruh OPD yang punya sistem. Misalnya PU punya CCTV pendeteksi banjir, bisa gunakan ada 300 lebih CCTV di Pelindung, dan memang ada beberapa CCTV yang tidak dibuka untuk urusan keamanan," tambah Yayan.

Yayan juga menjelaskan alasan Pemkot Bandung menggunakan fitur canggih ini. Kata dia, meskipun terkesan mahal, namun penggunaan fitur sebetulnya lebih menghemat budget dan membuat kinerja jadi lebih efektif.

Wargi Bandung juga bisa memanfaatkan teknologi milik Pemkot Bandung hanya dari satu genggaman, yakni mendownload aplikasi Bandung Sadayana.

"Membangun BCC ini biayanya besar, tapi lebih besar lagi kalau caranya manual. Bisa membantu kinerja pemerintah untuk tahu informasi real time. Kami tidak mau ada warga yang butuh pertolongan tapi tidak tertolong," ucapnya.

Namun, Yayan mengaku masih ada beberapa PR yang harus diselesaikan Pemkot Bandung. Sarana canggih ini tentu memerlukan sosialisasi yang masif pada warganya.

Selain itu, ia pun juga mengimbau pada masyarakat untuk bisa menjaga sarana pra sarana yang ada. Sebab biaya perawatan fasilitas pun tak murah harganya.

"Kami dapat nilai yang baik dari fitur Smart City ini, tapi yang jadi catatannya adalah sosialisasi. Kemudian kami juga sedang membangun data untuk diintegrasikan, kalau ada kebutuhan data pendidikan dan lainnya itu berkumpul dalam satu wadah. Mungkin juga nanti CCTV bisa komunikasi dua arah jadi akan kami kembangkan terus," kata Yayan.

"Seperti wifi gratis di 40 taman, jadi silahkan masyarakat gunakan. Tapi tolong pelihara infrastruktur, jangan sampai ada yang rusak termasuk CCTV," pesannya.




(aau/tya)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads