Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin menyebut program pemberdayaan pesantren One Pesantren One Product (OPOP) dapat menjadi peluang pembangunan ekonomi baru. Bahkan OPOP dinilai dapat memberikan efek domino berupa penyediaan lapangan kerja bagi masyarakat di sekitar pesantren.
"Saya melihat bagaimana ekonomi UMKM dibangun melalui basis pesantren dan ada yang sudah sampai ekspor ke luar negeri," ujar Ma'ruf dalam keterangan tertulis, Minggu (27/8/2023).
"Banyak juga yang mempekerjakan dan memberdayakan masyarakat. Hasil-hasil produk masyarakat juga bisa dihilirisasi oleh pelaku usaha UMKM," tuturnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal ini ia sampaikan saat mengunjungi Pesantren Buntet bersama Wakil Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum di Desa Mertapada Kulon, Kecamatan Astanajapura, Kabupaten Cirebon pada Jumat (25/8).
Ia mengatakan sebelumnya peran pesantren lebih dititikberatkan sebagai pusat pengembangan Islam serta untuk mencetak ulama. Namun, sekarang pesantren sudah berkembang meliputi pemberdayaan ekonomi masyarakat sekitar.
"Hal ini harus terus didorong demi pertumbuhan ekonomi maju di masa mendatang, mengingat peluang ekonomi dari pemberdayaan pesantren belum populer," katanya.
"Saya ingin mendorong terus peran-peran pesantren ini ke depan sebagai bagian dari usaha pengembangan ekonomi baru yang selama ini tidak dianggap sebagai potensi ekonomi," imbuhnya.
Sebagai informasi, program OPOP menjadi salah satu upaya mewujudkan visi Jabar Juara Lahir dan Batin melalui pemberdayaan pesantren. Program ini memberikan kesempatan kepada pesantren untuk mengembangkan bisnis agar dapat mandiri secara ekonomi.
Adapun target program OPOP meliputi 5.000 pesantren dalam kurun waktu lima tahun kepemimpinan Gubernur Jabar Ridwan Kamil dan Wakil Gubernur Uu Ruzhanul Ulum (RINDU). Target ini sudah terpenuhi, selama empat tahun bergulir, 2.844 pesantren sudah tergabung dalam program OPOP dan pada 2023 tercatat 2.174 yang bergabung. Dengan demikian pesantren yang ikut serta dalam program OPOP mencapai 5.018.
Berdasarkan data Dinas Koperasi dan Usaha Kecil (KUK) Jabar, nilai transaksi dari tahun ke tahun pada acara temu bisnis OPOP relatif tinggi. Pada OPOP 2020 dengan peserta 500 pesantren, transaksi bisnis mencapai Rp 21 miliar. Sedangkan pada 2021 dengan peserta 1.000 pesantren mencapai Rp 136,5 miliar dan 2022 dengan peserta 270 pesantren nilai transaksi mencapai Rp 42,1 miliar.
(ega/ega)