Youtuber Fiksi Rela Cuan Berkurang demi Tenang Bermusik

Youtuber Fiksi Rela Cuan Berkurang demi Tenang Bermusik

Wisma Putra - detikJabar
Sabtu, 26 Agu 2023 14:00 WIB
YouTuber Fiksi.
YouTuber Fiksi. (Foto: Wisma Putra)
Bandung -

Rindu konten video komedi Bahasa Sunda yang dibuat YouTuber Fiksi Aunurofik? Ya, Fiksi saat ini sedang vakum membuat konten video dan dia saat ini sedang fokus bermusik yang merupakan mimpinya sejak kecil. Terlebih, dia sudah diizinkan sang ayah dan istri untuk bermusik.

Fiksi mengatakan, pada 2020 lalu saat pandemi COVID-19, lagu berjudul God Never Sleep atau Allah Tidak Pernah Tidur ciptaan komposer asal Majalaya Surabi Gelo kena di hatinya.

Fiksi mengungkapkan, lagu itu dibuat dari cerita kehidupannya selama di Kota Bandung yang dijalani dengan tidak mudah. Bahkan dia terpaksa putus sekolah karena ingin mandiri dan membantu perekonomian keluarga.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Atas dasar dari cerita kehidupan saya sejak 2004 dari saya di bawah, dari mulai ngamen, cari rongsokan hingga seperti saat ini dan jadi lagu itu. Lirik yang dibuat itu yang mau saya sampaikan, diterjemahkan di hati saya," kata Fiksi saat berbincang di Saung Angklung Udjo, Kamis, 24 Agustus 2023 lalu.

Apalagi, setelah lagu itu dirilis, Channel YouTube Fiksi Aunurofik tembus 1 juta subscribers dan hal itu membuat dirinya sangat bersyukur atas pencapaian yang didapatkannya.

ADVERTISEMENT

"Waktu itu alhamdulillah Chanel YouTube 1 juta yang kontennya berbahasa Sunda, lagu itu spesial, visualnya juga beda, sedikitnya perjalanan hidup saya digambarkan, enggak ada yang di ada-ada, apa yang ada di sana itu semua kehidupan saya," ungkap Fiksi.

Menurutnya, lagu itu lain dengan lagu lainnya. Bahkan, setiap komentar yang diberikan pengguna YouTube membuat dirinya terenyuh dan lagu yang dia bawakan dari kisah kehidupannya betul-betul kena di hati pendengar.

"Saya balas komen dari malam sampai subuh antusias luar biasa. Sampai sekarang komentarnya luar biasa, terasa dan berkomentarnya dari hati meski itu tulisan sampai ada yang bilang, saya ingat sebelum ada lagu ini saya sedang ada di bawah-bawhnya, sengsara, di PHK, anak dua, saya coba usaha sampai gak makan sampai minum air kran, hidup naik turun lagu ini nemenin saya, buat saya bangkit, sampai akhirnya sekarang usaha lancar, dan itu buat saya pencapaian dan tidak bisa dibayar apapun," jelasnya.

Berkat itulah, Fiksi pun kini ingin fokus bermusik. Bukan musik yang hanya menghibur para pendengar, tapi musik yang memiliki manfaat dan membuat pendengar senang.

"Saya ingin buat konten selain menghibur, harus ada manfaatnya, meskipun itu sedikit. Dari respons itu, dan banyak yang berkomentar terenyuh hatinya. Saya simpulkan, dari sekian banyak konten video hingga film sebanyak apapun dan sebagai apapun orang nonton video kita paling dua sampai tiga kali dan sampai kapan lagi, ketika orang dengar lagu dan liriknya terwakili mungkin bisa dengar sehari 10 kali, bahkan bisa lebih, lirik dalam dan instrumen bagus dampaknya yang saya rasakan musik memang luar biasa, dampaknya jauh lebih dalam dibandingkan video yang saya buat," tuturnya.

Meski jumlah viewersnya tidak seperti lagu-lagu yang dibawakan lainnya oleh Fiksi, dia kembali menyebutkan lagu itu memiliki keistimewaan tersendiri.

"Value luar biasa dan sekarang putuskan fokus ke musik, sekarang lagi garap mini album dan album. Mini album ada 5 lagu dan album ada 12 lagu," tambahnya.

Ada di Titik Jenuh

Fiksi mengisahkan, dia pernah menemukan titik jenuh sebagai konten kreator dan memproduksi video komedi Bahasa Sunda. Hal itulah yang membuka hatinya, memilih bermusik.

Bahkan, menurut Fiksi dia pernah candu dalam membuat konten video. Bagaimana tidak, setiap waktu, setiap kegiatan dan apa yang dilakukannya dibuat konten demi penghasilan adsense YouTubenya.

"Tahun 2019, pikiran sempat terkotori, dulu ngonten kalau mau bikin, saya gak mau maksain, karena kalau terpaksa hasil hak maksimal. 2019 lagi naik, adsense naik, segala dibuat konten, di akhir 2019 jam 2 subuh, beres edit 4 video, masih ada 9 yang belum diedit, ada pertanyaan mengapa saya seperti ini semua dibikin konten karena dikotori penghasilan itu, padahal dari awal saya ngonten kalau mau bikin, ini terkesan maksain, akhirnya waktu itu juga total 13 video di-delete," jelas Fiksi.

Fiksi menyebut, kalau pun konten video yang akhir-akhir dia buat, selain karena tuntutan iklan, berdasarkan keinginan tersendiri dan bukan terkesan dipaksakan.

"Saya ingin balik niat awal, bikin konten saya mau enjoy, mau tidak terpaksa ada di titik dikotori segala dibuat, itu penyakit buat konten kreator ya," tuturnya.

Fiksi pun sudah memikirkan segala risikonya, salah satunya penghasilan dari konten videonya menurun dan dirinya memilih fokus bermusik karena bisa membuat hatinya tenang.

"2021 putuskan musik itu resiko, saya lepaskan beberapa hal selama ini dikerjakan dan itu ngaruh ke income, karena saya sadar kapasitas kalau dua-duanya jalan saya gak akan maksimal," tuturnya.

"Itu terasa ketika saya pilih musik, income turun, engagement turun, tapi terganti sama hati yang lebih tenang," pungkasnya.

(wip/yum)


Hide Ads