Santri di Jabar Mesti Melek Digital

Santri di Jabar Mesti Melek Digital

Tim detikJabar - detikJabar
Rabu, 23 Agu 2023 23:12 WIB
ilustrasi komputer
Ilustrasi. (Foto: unsplash)
Bandung -

Pondok pesantren diharapkan mengikuti kemajuan zaman. Kini, pesantren tak hanya jadi tempat untuk mengajarkan santrinya agar pintar mengaji dan menimba ilmu agama, tapi juga melek terhadap digitalisasi.

Untuk mewujudkan santri melek digital, Pemprov Jabar menggelar workshop 'Literasi Digital Pengelola Pesantren dan Lembaga Keagamaan Lain di Jawa Barat', di Grand Sunshine Hotel Soreang Kabupaten Bandung, Senin (21/8/2023) hingga Rabu (23/8/2023).

"Kita tahu pondok pesantren adalah institusi yang punya tanggung jawab terhadap kemampuan santrinya untuk kehidupan mendatang. Nah, untuk bisa berkiprah di era yang makin cepat, tentunya ada perubahan mendasar yang harus dilakukan melalui literasi digital," kata Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Setda Provinsi Jawa Barat, Barnas Adjidin dalam keterangan resminya, Rabu (23/8/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Barnas mengatakan 20 tahun ke depan diperkirakan berbagai jenis pekerjaan akan mengandalkan digitalisasi. Sehingga jangan sampai pondok pesantren jadi lembaga terbelakang dibanding lembaga lain yang sudah mulai dengan cepat menguasai teknologi.

"Oleh karena itu kami mencoba mengajak insan-insan, stakeholder yang berhubungan dengan pondok pesantren untuk digugah keterbukaannya. Kita tidak menginginkan ada satu pun dari pondok pesantren tabu terhadap saluran informasi," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Barnas mengatakan, saat ini masih ada pondok-pondok pesantren yang menganggap tidak baik keterbukaan informasi di era digital. Mereka, kata Barnas, memandang keterbukaan informasi sebagai hal yang negatif.

"Padahal tidak cukup hanya negatif, karena positifnya juga sangat banyak. Sebagaimana kita ketahui misalnya, untuk perubahan yang cepat tentu kita harus melek informasi," ujar Barnas.

Dia mencontohkan informasi mengenai cuaca. Bagi santri berada di pesisir dan harus melaut, informasi cuaca sangat penting. Santri tidak akan asal berangkat melaut, tanpa melihat kondisi cuaca saat itu.

"Semuanya harus melek, apalagi dengan dunia yang begitu cepat di perkotaan. Kalau tertinggal saja sedikit, besok kita tidak tahu lagi jalur ke sini yang kemarin dibuka, bisa saja ternyata ditutup," ujar Barnas.

Sementara itu, dalam pemaparannya, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Provinsi Jawa Barat Dedi Supandi menyampaikan visi dan misi Provinsi Jawa Barat. Dari lima misi, poin keempat menjadi salah satu alasan digelarnya workshop 'Literasi Digital Pengelola Pesantren dan Lembaga Keagamaan Lain di Jawa Barat'.

"Kita dan semua yang ada di sini, bagaimana mendukung di misi yang keempat yaitu meningkatkan produktivitas dan daya saing ekonomi umat yang sejahtera dan adil melalui pemanfaatan teknologi digital dan kolaborasi dengan pusat-pusat inovasi serta pelaku pembangunan," kata Dedi.

Menurutnya misi tersebut harus bisa tercapai karena Jawa Barat punya banyak Sumber Daya Manusia (SDM). Hal tersebut bisa dilihat dari kondisi demograsi Jawa Barat. Dibandingkan dengan provinsi lain, Jawa Barat memiliki hampir 50 juta penduduk.

"Penduduk Korea Selatan 51 juta jiwa. Berarti penduduk Jawa Barat sama dengan satu negara. Belum lagi dibanding negara lain, Malaysia misalnya. Kita masih di atas Malaysia," papar Dedi.

Sementara itu, berdasarkan data dari Kementerian Agama, kata Dedi, Jawa Barat memiliki 12.086 pesantren. Jumlah tersebut merupakan pesantren yang terdaftar. Ditambah dengan yang belum terdaftar, jumlah pesantren di Jawa Barat bisa lebih dari 12.086.

"Jumlah pesantren di Jawa Barat dengan Jawa Timur lebih banyak mana? Lebih banyak Jawa Barat. Perbedaannya apa, di Jawa Timur pesantrennya sedikit, santrinya banyak. Dibanding Jawa Timur, jumlah santri di Jawa Barat relatif lebih sedikit," terang Dedi.

Dengan kondisi tersebut, lanjut Dedi, pengetahuan terhadap literasi digital harus dikuasai Jawa Barat. Tanpa pengetahuan digital, lanjutnya, santri-santri di Jawa Barat akan kalah dibandingkan provinsi lain.

(orb/orb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads