Asal-usul Hari Peringatan Perdagangan Budak dan Penghapusannya 23 Agustus

Asal-usul Hari Peringatan Perdagangan Budak dan Penghapusannya 23 Agustus

Sativa Alifia Putri - detikJabar
Selasa, 22 Agu 2023 06:30 WIB
Ilustrasi perbudakan.
Foto: Istimewa/ Unsplash.com
Bandung -

Setiap tanggal 23 Agustus diperingati sebagai Hari Perdagangan Budak dan Penghapusannya secara internasional. Peringatan Hari Perdagangan dan Penghapusannya ini ditetapkan oleh The United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO).

Pada tahun 2023, peringatan Hari Perdagangan budak dan Penghapusannya jatuh pada hari Rabu (23/08/2023).

Peringatan ini dimaksudkan agar orang-orang dapat mengingat tragedi perdagangan budak dan dapat menjadi pertimbangan kolektif penyebab sejarah, metode dan konsekuensi dari tragedi perbudakan, dan dapat dianalisis interaksi yang telah terjadi dan timbul antara Afrika, Eropa, Amerika, dan Karibia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Budak dapat diartikan sebagai orang yang kebebasan hidupnya dirampas untuk terus bekerja dalam rangka melayani kepentingan orang lain. Berdasarkan KBBI, arti kata budak adalah anak, abdi, hamba, dan jongos.

Fenomena perbudakan sudah terjadi sejak beribu tahun yang lalu. Bahkan, sampai sekarang pun masih ada fenomena perbudakan yang terjadi di tengah kehidupan masyarakat. Oleh karenanya, penghapusan akan tindakan perbudakan terus disuarakan agar setiap orang mendapatkan hak-nya masing-masing.

ADVERTISEMENT

Audrey Azoulay, Direktur Jenderal UNESCO mengatakan keinginannya untuk menghapus eksploitasi manusia selamanya agar setiap orang dapat memiliki martabat yang sama tanpa syarat. Hal tersebut ia ungkapkan dalam website UNESCO dengan sebuah kutipan kata-katanya. Setiap tahunnya dalam rangka memperingati hari Perdagangan Budak dan Pembebasannya, ia mengundang Menteri Kebudayaan seluruh Negara dan melibatkan seluruh penduduk negaranya, khususnya kaum muda, pendidik, seniman, dan intelektual.

Peringatan Hari Perbudakan dan Pembebasannya pertama kali diperingati di Haiti pada tahun 1998 dan Kepulauan Goree pada tahun 1999. Peringatan ini diawali dengan adanya masa lalu kelam adanya perbudakan yang telah berakhir pada malam tanggal 22 Agustus 1791 menuju tanggal 23 Agustus 1791 di Saint Dominique atau saat ini lebih dikenal dengan Haiti.

Proyek The Routes of Enslaved Peoples

UNESCO juga memiliki proyek yang bernama "The Routes of Enslaved Peoples" yang memiliki tujuan sejalan dengan peringatan Hari Penghapusan Perbudakan. Proyek tersebut diciptakan pada tahun 1994.

Dikutip dari website UNESCO, dalam menjalankan proyek ini UNESCO telah memberikan kontribusi pada produksi pengetahuan inovatif, pengemban jaringan ilmiah tingkat tinggi, dan dukungan berupa inisiatif ingatan tentang tema perbudakan, penghapusannya, dan perlawanan yang terjadi. Proyek ini juga dimaksudkan untuk "de-racialising" visi UNESCO dan "decolonizing" bayangan tentang dunia dari:

- Mendekonstruksi wacana berdasarkan konsep ras yang membenarkan sistem eksploitasi manusia

- Mempromosikan kontribusi orang-orang keturunan Afrika yang bertujuan untuk kemajuan manusia secara umum

- Mempertanyakan kesenjangan sosial, budaya, dan ekonomi yang diwarisi dari tragedi ini.




(tya/tey)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads