Saat Cicit Soekarno Napak Tilas di Gedung Linggarjati

Saat Cicit Soekarno Napak Tilas di Gedung Linggarjati

Fathnur Rohman - detikJabar
Kamis, 17 Agu 2023 18:30 WIB
Ponakan Megawati Soekarnoputri, Narendra Kiemas (kanan) saat napak tilas dan mengenang kehadiran Soekarno di Gedung Linggarjati.
Museum Linggarjati dan pengibaran dipenuhi bendera merah (Foto: Fathnur Rohman/detikJabar)
Kuningan -

Banyak kisah historis yang melekat di Gedung Linggarjati. Pada November 1946, bangunan ini menjadi tempat pertemuan para diplomat Indonesia pimpinan Sutan Sjahrir dengan perwakilan Belanda.

Meskipun pada akhirnya Belanda mengkhianati hasil Perjanjian Linggarjati, namun bagi sejumlah pihak pertemuan antara kedua delegasi itu merupakan salah satu peristiwa penting dalam perjalanan berdirinya bangsa ini. Pasalnya dalam ruang-ruang diplomasi selanjutnya, Indonesia berhasil mendapatkan pengakuan terkait status kemerdekaannya.

Terlepas dari hasil itu, Gedung Linggarjati pun menjadi magnet yang mampu mendatangkan sejumlah tokoh terkemuka ke Kabupaten Kuningan. Selain Sjahrir, founding father sekaligus Presiden Pertama RI Soekarno pernah singgah sementara di bangunan tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kunjungan Soekarno pada 1946 ke Gedung Linggarjati menjadi salah satu momen bersejarah. Tak hanya untuk warga Kuningan, namun juga bagi salah satu cicit Soekarno yakni Narendra Kiemas.

Keponakan dari Megawati Soekarnoputri dan sepupu Ketua DPR RI, Puan Maharani tersebut mengaku sudah sering berkunjung ke Gedung Linggarjati. Adapun kedatangannya kali ini selain untuk memeriahkan perayaan Hari Kemerdekaan ke-78 RI di Kuningan, dia pun menyempatkan waktu guna mengenang kembali kehadiran Soekarno di tempat tersebut.

ADVERTISEMENT

"Jadi di Linggarjati ini memang sejarah sangat panjang dan banyak. Kemarin saya dapat undangan dari kawan saya ada pengibaran 10.001 bendera, yaudah kami support," kata Narendra kepada detikJabar, Kamis (17/8/2023) siang.

Ponakan Megawati Soekarnoputri, Narendra Kiemas (kanan) saat napak tilas dan mengenang kehadiran Soekarno di Gedung Linggarjati.Ponakan Megawati Soekarnoputri, Narendra Kiemas (kanan) saat napak tilas dan mengenang kehadiran Soekarno di Gedung Linggarjati. Foto: Fathnur Rohman/detikJabar

Mengingat sejarah panjang yang ada di Gedung Linggarjati, secara tidak langsung membuat Narenda memiliki kedekataan emosional dengan bangunan tersebut.

Bagi Narendra, keberadaan Gedung Linggarjati ini sangat penting dan tidak bisa dilepaskan begitu saja dalam rangkaian sejarah Indonesia pasca kemerdekaan. Oleh karena itu, dia mengajak kepada generasi mudah agar lebih mengenal soal Gedung Linggarjati serta peristiwa historis di balik pertemuan diplomat Indonesia dengan perwakilan Belanda.

"Anak muda sekarang ini lupa, bahwa ada rumah Linggarjati ini. Kalau ditanya Linggarjati di mana, mungkin mereka tidak tahu. Ini juga untuk membangkitkan semangat generasi muda, bahwa sejarah di sini sangat besar untuk kemerdekaan. Memang di tahun 48-an, tapi itu titik balik kita. Dari RIS ke Republik Indonesia," ujarnya.

Khusus untuk kegiatan pemasangan ribuan bendera merah putih yang menjadi agenda rutin selama pelaksanaan 17 Agustus di Linggarjati, sambung Narendra, masyarakat Kabupaten Kuningan harus mendukung aktivitas tersebut. Terlebih, Gedung Linggarjati sendiri merupakan landmark bersejarah di Kota Kuda.

Di samping itu, Narendra menilai kondisi Gedung Linggarjati saat ini sangat terawat. Hal tersebut dapat menjadi poin plus karena masyarakat bisa melihat monumen yang dahulunya pernah dijadikan tempat perundingan untuk menentukan nasib bangsa ini.

"Masyarakat Kuningan tentu harus hadir, dan kalau bisa bikin kegiatannya itu di Gedung Linggarjati. Bukan di tempat lain," ungkap Narendra.

Kehadiran Soekarno di Linggarjati

Berdasarkan catatan yang dihimpun detikJabar, Presiden RI Pertama, Soekarno pernah hadir selama satu jam dan tidak mengikuti keseluruhan agenda pertemuan pada tanggal 11-15 November 1946 di Gedung Linggarjati.

Menurut Staf Juru Pelihara Gedung Perundingan Linggarjati, Agus Suparman, Soekarno hanya singgah sementara dan tidak menetap. Sebab saat itu Soekarno menginap di Pendopo Bupati Kuningan.

Dalam perundingan yang dilangsungkan di Gedung Linggarjati, Soekarno hanya singgah sementara untuk menemui Lord Killearn, seorang utusan asal Inggris yang menjadi penengah antara kedua negara tersebut.

Peristiwa pertemuan itu berlangsung kurang lebih 1 jam. Disampaikan Agus, tidak ada yang tahu apa saja isi pembicaraan dalam pertemuan tersebut. Tetapi, dia menduga bahwa Soekarno sudah memberikan mandat langsung kepada Sutan Sjahrir guna memimpin delegasi pertemuan antara Indonesia dengan Belanda.

"Mungkin untuk memberikan informasi bahwa Sutan Sjahrir yang menjadi pimpinan delegasi untuk Indonesia," ujarnya.

Pertemuan singkat Soekarno dan Lord Killearn, dilakukan di sebuah ruangan. Tepatnya di bagian pojok kanan Gedung Perundingan.

Dalam perundingan ini, Soekarno sendiri memberikan mandat kepada Sutan Sjahrir, A.K. Gani, Amir Sjarifuddin, Soesanto Tirtoprodjo, Mohammad Roem dan Ali Boediardjo untuk menjalankan tugas sebagai delegasi. Sementara di pihak Belanda ada tokoh delegasi Hubertus van Mook dan Prof. Dr. Ir. W. Schermerhorn.

"Ada 13 orang yang ikut dalam perundingan di Linggarjati. Terdiri dari delegasi kedua negara sampai notulensi," ungkapnya.

Caption: Ponakan Megawati Soekarnoputri, Narendra Kiemas (kanan) saat napak tilas dan mengenang kehadiran Soekarno di Gedung Linggarjati. (Foto: Fathnur Rohman)

(yum/yum)


Hide Ads