Keren! Karnaval Anak-anak Warga Gumuruh Bandung Kostumnya dari Barang Bekas

Keren! Karnaval Anak-anak Warga Gumuruh Bandung Kostumnya dari Barang Bekas

Anindyadevi Aurellia - detikJabar
Kamis, 17 Agu 2023 16:30 WIB
Suasana karnaval anak-anak warga Gumuruh Bandung menggunakan barang bekas.
Suasana karnaval anak-anak warga Gumuruh Bandung menggunakan barang bekas. (Foto: Anindyadevi Aurellia/detikJabar)
Bandung -

Hari Kemerdekaan RI 17 Agustus dirayakan dengan meriah oleh warga Komplek Pondok Bentang Asri, Gumuruh, Batununggal, Kota Bandung. Pada Kamis (17/8/2023) pagi, warga RW 09 sudah berkumpul di titik awal halaman gedung Gelora Intan Reksa.

Hari ini jadi agenda spesial untuk anak-anak RW 09. Mereka berkumpul sejak pukul 07.00 WIB untuk fashion show bak model ternama, menunjukkan pakaian terbaik mereka.

Uniknya, pakaian tersebut dibuat dari barang-barang bekas yang didaur ulang. Tak hanya itu, sebagian lagi juga mengikuti lomba hias sepeda, masih dengan barang-barang bekas daur ulang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Suasana karnaval anak-anak warga Gumuruh Bandung menggunakan barang bekas.Suasana karnaval anak-anak warga Gumuruh Bandung menggunakan barang bekas. Foto: Anindyadevi Aurellia

Anak-anak nampak ceria dan antusias mengikutinya. Orang tua pun juga dituntut untuk kreatif. Seperti Yulianti (30) yang membuatkan dress serta mahkota putrinya dari plastik bekas tisu galon dan masker bekas.

"Ini buatnya lama pisan, ada kali dua minggu lebih. Ngerangkainya bareng sama tetangga, ada yang buatin kembennya, terus sabuknya, sama roknya. Kebetulan anaknya juga suka sama warnanya biru dan putih. Terus kembennya disulam sendiri pakai plastik bekas aqua galon, sabuknya dari masker bekas, mahkota dari kertas, roknya dari rafia yang disisir," cerita Yulianti sambil menunjukkan sang putri, Nara (5) saat fashion show.

ADVERTISEMENT

Nara mewakili RT 10 tampil percaya diri dan anggun. Penampilannya semakin ayu dengan sepatu boots warna senada, warna kesukaannya yakni biru dan putih.

Kostum daur ulang yang unik juga dimiliki oleh Arfan (12). Siswa kelas 1 SMP ini menyusun kardus dan plastik sedemikian rupa, agar seolah terlihat dia sedang digendong oleh pria berkacamata dan berambut gondrong.

"Wignya ini memang punya sendiri di rumah, terus kostumnya bikin dibantu orang tua juga sih pakai kardus dan plastik. Bikinnya nggak begitu lama, sambil ditunda-tunda soalnya. Kurang lebih dua hari," kata Arfan yang mewakili RT 7.

Suasana karnaval anak-anak warga Gumuruh Bandung menggunakan barang bekas.Suasana karnaval anak-anak warga Gumuruh Bandung menggunakan barang bekas. Foto: Anindyadevi Aurellia

Dari lomba sepeda hias pun tak kalah menarik. Si kembar Aul dan Fian punya kendaraan yang sesuai dengan warna kesukaannya masing-masing.

Aulia (26), sampai mengetuk pintu-pintu swalayan untuk meminta kardus bekas demi menyulap sepeda kedua putranya menjadi kendaraan profesi.

"Bikinnya ini tiga hari, rangkanya dihias. Terus kardus-kardus ini minta ke swalayan. Di kendaraan mobil pemadam ini juga ada lampu-lampunya kita punya sendiri, kalau botol-botol dan gelas plastik memang suka ngumpulin kalau habis ngopi gitu. Nah ini sesuai warna anaknya kalau Fian suka warna biru jadi motor polisi, kalau Aul suka warna merah jadi mobil pemadam," ceritanya.

Senyum sumringah terpancar dari raut wajah para warga. Setelah anak-anak fashion show dan menilaikan sepeda hias mereka, anak-anak didampingi orang tua kemudian melakukan karnaval ke beberapa titik di sekitar daerah Turangga.

Seperti diketahui, warga setempat punya nama jalan yang unik yakni dengan zodiak. Seperi Leo, Libra, Taurus, Scorpio, dan lainnya. Garis finish karnaval yakni ada di jalan Libra.

Di tiap-tiap jalan ada beberapa titik yang menjadi pos untuk kuis dan tempat memberi edukasi pada anak-anak. "Nanti anak-anak akan diberi edukasi rambu lalu lintas mana tanda stop, dilarang parkir, dan sebagainya. Kemudian diberi tahu fungsi dan letak kantor RW, kantor pos, kantor Kecamatan dan Kelurahan," kata Khemal Youwangka (47) Ketua Pelaksana Perlombaan.

Suasana karnaval anak-anak warga Gumuruh Bandung menggunakan barang bekas.Suasana karnaval anak-anak warga Gumuruh Bandung menggunakan barang bekas. Foto: Anindyadevi Aurellia

Khemal mengaku acara ini sekaligus menjadi selebrasi setelah pandemi dua tahun membuat Hari Kemerdekaan tak lagi semarak.

Warga setempat juga bersyukur, rangkaian acara yang disusun untuk satu bulan Agustus dapat menyatukan kembali kedekatan antar tetangga.

"Pandemi dua tahun kita nggak ada acara apa-apa. 17 Agustus paling identik dengan lomba makan kerupuk. Tapi dengan inovasi lomba untuk semua usia, mulai dari anak-anak, yang senior bisa menjadi juri, yang muda ikut mengurus dan jadi MC, kita semua kumpul bareng dan kembali kompak. Mayoritas disini kan usianya sudah senior, nah kita adakan lomba juga seperti Pingpong, Berpacu dalam Melodi, Ibu-ibu ABG dresscodenya tahun 70-80'an di akhir Agustus nanti. Rangkaiannya satu bulan," kata Khemal dengan antusias.

Setelah perlombaan karnaval, warga Komplek Pondok Bentang Asri juga menggelar lomba Pingpong, aneka lomba ibu-ibu ABG, gerak jalan, Berpacu dalam Melodi, ditutup dengan pemilihan Raja dan Ratu serta Putri dan Pangeran Bentang Asri. Seru ya, detikers?

Suasana karnaval anak-anak warga Gumuruh Bandung menggunakan barang bekas.Suasana karnaval anak-anak warga Gumuruh Bandung menggunakan barang bekas. Foto: Anindyadevi Aurellia



(aau/tya)


Hide Ads