Petani KBB Tanam Palawija di Bantaran Citarum Imbas Kemarau Panjang

Petani KBB Tanam Palawija di Bantaran Citarum Imbas Kemarau Panjang

Whisnu Pradana - detikJabar
Rabu, 16 Agu 2023 03:30 WIB
Petani di KBB Tanam Palawija di Bantaran Sungai Gegara Kekeringan
Petani di KBB Tanam Palawija di Bantaran Sungai Gegara Kekeringan (Foto: Whisnu Pradana/detikJabar)
Bandung Barat -

Petani di wilayah Cangkorah, Kecamatan Batujajar, Kabupaten Bandung Barat (KBB) merasakan dampak kekeringan di musim kemarau panjang kali ini. Mereka tak bisa menanam padi.

Hujan yang tak kunjung turun serta tak adanya sumber air, membuat mereka tak bisa menanam padi. Hal itu karena tanah sawah kering tanpa adanya kandungan air sehingga tak mungkin ditanami.

"Ya sekarang sawah sudah nggak bisa lagi ditanam padi, soalnya tanah sawahnya kering dan retak-retak," ujar Hidayat (64), salah seorang petani di Kampung Seke Bangbara, Cangkorah, KBB, saat ditemui, Selasa (15/8/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Demi tetap produktif agar dapur tetap ngebul, mereka akhirnya melakukan penggantian jenis tanaman ke palawija. Pilihannya seperti timun, umbi-umbian, cabai, jagung, serta sayuran yang tak terlalu memerlukan air dalam jumlah banyak.

"Sekarang ya tanam palawija, karena nggak mungkin tanam padi. Saya tanam mentimun, terus jagung. Yang penting bisa tetap bercocok tanam karena nggak punya pekerjaan lain," kata Hidayat.

ADVERTISEMENT

Tak cuma itu, ia dan petani lainnya memanfaatkan bantaran Sungai Citarum yang agak menyusut airnya. Tanahnya lebih basah dan dekat dengan sumber air sehingga memudahkan penyiraman.

"Kan surutnya sekitar 10 meteran, jadi bisa dimanfaatkan untuk bercocok tanam. Selain itu ya memang dekat dengan sumber air, jadi nggak terlalu sulit kalau mau penyiraman," kata Hidayat.

Sementara itu Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) KBB mencatat 178 hektare sawah mengalami kekeringan. Ratusan hektare sawah itu ada di 13 desa di empat kecamatan yakni Batujajar, Cililin, Sindangkerta, dan Cihampelas.

"Jumlah ini mungkin saja terus bertambah karena BMKG memprediksi El Nino ini sampai akhir tahun," kata Kepala DPKP KBB, Lukmanul Hakim.

Lukmanul mengatakan sawah milik petani yang mengalami kekeringan itu karena bersifat sebagai sawah tadah hujan yang mengandalkan air hujan sebagai sumber pengairannya.

"Jadi memang sawahnya mengandalkan air hujan sebagai pengairannya. Makanya ketika kekeringan seperti ini ya otomatis langsung terdampak," ucap Lukmanul.

Menurutnya, solusi paling memungkinkan yang bisa dilakukan demi menghindari kerugian dialami para petani yakni mengganti tanaman menjadi palawija yang tak butuh banyak air.

"Petani tetap harus produktif. Kita coba cari solusi dengan mengganti jenis tanaman yang tidak butuh pasokan air banyak. Jadi pertanian tetap berjalan," kata Lukmanul.




(dir/dir)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads