Varian Eris dinyatakan sudah masuk ke Indonesia di tengah meredanya kasus COVID-19. Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin memastikan varian yang awalnya menyebar di Inggris itu sudah masuk Indonesia sejak dua bulan lalu.
Menanggapi hal tersebut, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyatakan jika sejatinya virus COVID-19 akan selalu datang dan pergi. Karena itu, cuma ada dua hal yang mesti dilakukan masyarakat, yakni tenang dan menjaga protokol kesehatan.
"Pada dasarnya semua varian-varian COVID akan selalu datang dan pergi, tapi tindakan kita ada dua, satu tenang karena kita sudah divaksin, dua tetap menjaga protokol (kesehatan)," kata Ridwan Kamil, Sabtu (12/8/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menegaskan, pemerintah akan bertindak jika menemukan kasus COVID-19 yang sudah mengkhawatirkan. Namun hingga saat ini, menurutnya di Jabar belum ada laporan terkait varian Eris tersebut.
Ridwan Kamil juga meminta masyarakat untuk sadar akan pentingnya kesehatan dan peduli dengan kondisi tubuh masing-masing.
"Karena kalau terjadi emergency pasti pemerintah akan memberikan pengumuman kepada masyarakat. Per hari ini kita saja yang melakukan preventif, kalau merasa sakit, gak enak badan, jaga jarak, pakai masker dan disiplin prokes," ungkapnya.
Seperti diketahui, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin memastikan varian Eris sudah masuk Indonesia. Namun, ia meminta masyarakat tidak perlu risau akan kemunculan varian COVID-19 Eris. Menurutnya hingga saat ini, tren kasus COVID-19 terpantau terkendali.
"Varian baru tersebut memang sudah ada di Indonesia. Sudah dari dua bulan lalu. Nggak perlu khawatir," sebut Menkes kepada wartawan, Rabu (9/8/2023) seperti dikutip dari detikHealth.
Sementara Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI dr Siti Nadia Tarmizi menyebut COVID-19 varian Eris pertama kali masuk awal Maret 2023. Mengacu pada data GISAID, sedikitnya 15 sequence dilaporkan berada di DKI Jakarta.
"Sudah muncul sejak Maret, memang ada mutasi dari virus yang ada di Indonesia," beber dr Nadia.
Kabar baiknya, belum ada perbedaan gejala yang ditimbulkan dari varian Eris. Tingkat keparahan dan perawatan pasien COVID-19 di RS juga relatif rendah.
(bba/iqk)