Sebagai wujud nasionalisme terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), kita wajib memberikan penghormatan untuk mengenang perjuangan para pahlawan. Ada beragam cara untuk memperingatinya, seperti memasang bendera kemudian menyanyikan lagu-lagu nasional.
Berikut 34 lagu nasional lengkap beserta lirik, chord, dan sejarahnya.
34 Lirik Lagu Nasional dan Chordnya
Tanggal 17 Agustus 1945 merupakan momen bersejarah yang penuh makna bagi seluruh rakyat Indonesia. Sebagai hari ulang tahun kemerdekaan,salah satu elemen penting dalam perayaan ini adalah membawakan lagu-lagu nasional. Berikut lirik dan chord beberapa lagunya, dari beberapa sumber literasi dan laman resmi Kemdikbud:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Berkibarlah Benderaku
Berkibarlah Benderaku yang diciptakan tahun 1947, adalah salah satu lagu nasional dari Indonesia. Lagu ini diciptakan oleh Saridjah Bintang Soedibyo atau lebih dikenal dengan nama Ibu Soed, dan dibantu oleh Joesoef Ronodipoero yang menjadi pimpinan Radio Republik Indonesia (RRI).
Lagu ini bersejarah dalam detik-detik proklamasi kemerdekaan RI, hingga kegigihan para pemuda di Surabaya dalam usahanya merobek bagian warna biru bendera Belanda yang berkibar di Hotel Yamato.
[Intro] C F C G C
[Verse]
C G
Berkibarlah benderaku
C G
Lambang suci gagah perwira
F G
Di seluruh pantai Indonesia
C
Kau tetap pujaan bangsa
[Chorus]
G C
Siapa berani menurunkan engkau
G
Serentak rakyatmu membela
C F
Sang merah putih yang perwira
C G C
Berkibarlah Slama-lamanya
[Verse]
C G
Kami rakyat Indonesia
C G
Bersedia setiap masa
F G
Mencurahkan segenap tenaga
C
Supaya kau tetap cemerlang
[Chorus]
G C
Tak goyang jiwaku menahan rintangan
G
Tak gentar rakyatmu berkorban
C F
Sang merah putih yang perwira
C G C
Berkibarkah Slama-lamanya
[Outro] C F C G C
2. Berkibarlah Bendera Negeriku
Lagu ciptaan Soedjarwoto Soemarsono atau Gombloh ini memiliki pesan tentang cinta dan bangga terhadap Indonesia serta mengajak untuk memperjuangkan keutuhan dan kemajuan bangsa. Lagu ini mengandung semangat nasionalisme dan patriotisme untuk memotivasi warga negara Indonesia agar selalu menyayangi dan menghormati tanah air.
G C
Berkibarlah bendera negeriku
Am D
Berkibarlah engkau di dadaku
G C
Tunjukkanlah kepada dunia
Am D
Semangatmu yang panas membara
C G
Daku ingin jiwa raga ini
D G
Selaraskan keanggunan
C G
Daku ingin jemariku ini
D G D
Menuliskan kharismamu
G C
Berkibarlah bendera negeriku
Am D
Berkibar di luas nuansamu
G C
Tunjukkanlah kepada dunia
Am D
Ramah tamah budi bahasamu
C G
Daku ingin kepal tangan ini
D G
Menunaikan kewajiban
C G
Putra bangsa yang mengemban cita
D G D
Hidup dalam kesatuan
C G
Daku ingin jiwa raga ini
D G
Selaraskan keanggunan
C G
Daku ingin jemariku ini
D G
Menuliskan kharismamu
3. Bhinneka Tunggal Ika (Berbeda-beda, tetap satu)
Bhinneka Tunggal Ika adalah lagu wajib nasional Indonesia yang diciptakan oleh Binsar Sitompul dan A. Thalib. Dalam laman Sumber Belajar Kemdikbud dijelaskan pengertian Bhinneka Tunggal Ika adalah semboyan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang tertulis pada lambang negara Indonesia Garuda Pancasila.
Istilah Bhinneka Tunggal Ika diambil dari Kitab Sutasoma karangan Mpu Tantular yang dikarang pada abad ke-14. Semboyan Bhinneka Tunggal Ika apabila diterjemahkan kata demi kata maka, kata Bhinneka artinya 'beraneka ragam', kata Tunggal artinya 'satu', dan kata Ika artinya 'itu'.
Sehingga Bhinneka Tunggal Ika artinya 'beraneka ragam itu satu' atau arti Bhinneka Tunggal Ika adalah berbeda-beda tetapi tetap satu juga. Lagu Bhinneka Tunggal Ika, dimainkan dengan tempo Maestoso dalam 4/4 kali.
Bhinneka tunggal ika
Lambang negara kita
Republik Indonesia
Beribu pulaunya
Berjuta rakyatnya
Namun satu citanya
Bhinneka tunggal ika
Ikrar kita bersama
Kita bina selama
Persatuan bangsa
Kesatuan jiwa
Indonesia bahagia
4. Bendera Merah Putih
Lagu berjudul Bendera Merah Putih adalah salah satu lagu nasional ciptaan Ibu Soed, yang menggambarkan nilai keberanian dan kesucian Indonesia. Bendera merah putih mampu merangkum nilai-nilai kepahlawanan, patriotisme, dan nasionalisme dari rakyat Indonesia
[Intro]
C G C G C
[Verse 1]
C
Berdera merah putih
G
Bendera tanah airku
F
Gagah dan jernih tampak warnamu
C G
Berkibarlah di langit yang biru
C G
Bendera merah putih
C G C
Bendera bangsaku
[Verse 2]
C
Berdera merah putih
G
Pelambang brani dan suci
F
Siap selalu kami berbakti
C G
Untuk bangsa dan ibu pertiwi
C G
Bendera merah putih
C G C
Trimalah salamku
[Outro]
C G C G C
5. Bangun Pemudi Pemuda
Bangun Pemudi Pemuda adalah lagu nasional Indonesia yang diciptakan oleh Alfred Simanjuntak, dalam suasana batin seorang anak muda yang gundah di negeri yang tengah terjajah. Lagu yang amat patriotik ini, nama A. Simanjuntak sempat masuk daftar orang yang dicari Kempetai, polisi militer Jepang.
Seperti dikutip dari buku Indonesia Pusaka oleh Sopan Adrianto, Alfred Simanjuntak lahir pada tanggal 8 September 1920 di Parlombuan, Tapanuli Utara, Sumatera Utara. Saat menulis lirik lagu Bangun Pemuda Pemudi usianya masih 23 tahun. Kala itu, dia bekerja sebagai guru Sekolah Rakyat Sempurna Indonesia di Semarang. Ia berprofesi sebagai guru hamper di sepanjang hayatnya, pengabdian selama 60 tahun di bidang pendidikan membuatnya dianugerahi gelar Doctor Honoris Causa (DR. HC) dari Saint John University.
Makna lirik lagu Bangun Pemuda Pemudi adalah tentang semangat dan harapan pahlawan pejuang kemerdekaan terhadap pemuda pemudi Indonesia untuk selalu bekerja keras, rajib belajar, semangat, kuat dan tangguh. Lagu ini pun sempat dinyanyikan kembali dengan aransemen yang lebih semangat.
[Intro]
G C D G G C A D D Am G D G C G A B G C G D G
[verse 1]
G C D G
Bangun pemudi pemuda Indonesia
G C A D
Tangan bajumu singsingkan untuk negara
D Am G D
Masa yang akan datang kewajibanmu lah
G C G A B
Menjadi tanggunganmu terhadap nusa
G C G D G
Menjadi tanggunganmu terhadap nusa
[Verse 2]
G C D G
Sudi tetap berusaha jujur dan ikhlas
G C A D
Tak usah banyak bicara trus kerja keras
D Am G D
Hati teguh dan lurus pikir tetap jernih
G C G A B
Bertingkah laku halus hai putra negri
G C G D G
Bertingkah laku halus hai putra negri
6. Bagimu Negeri
Bagimu Negeri adalah judul lagu perjuangan yang diciptakan Kusbini pada tahun 1942 dan merupakan lagu wajib perjuangan serta ditetapkan sebagai lagu nasional Indonesia pada tahun 1960.
Kusbini juga secara rutin mengampu siaran musik di radio milik Dai Nippon, Hoso Kanri Kyoku.
Kusbini adalah musisi sekaligus tokoh legendaris musik keroncong pada 1930-1955. Dia menciptakan lagu Bagimu Negeri pada 1942.
Lagu Bagimu Negeri kemudian ditetapkan sebagai lagu nasional 18 tahun kemudian, tepatnya 1960. Lagu ini biasanya digunakan oleh saluran radio dan televisi nasional sebagai penutup di akhir siaran
[Intro] F G C Am Dm G C
C F G C
Padamu negeri
C F C
Kami berjanji
F G C Am
Padamu negeri
Am D G
Kami berbakti
C F G C
Padamu negeri
C F E
Kami mengabdi
F G C Am
Bagimu negeri
Dm C G C
Jiwa raga~ ka~ mi~
7. Di Timur Matahari
Lagu ini diciptakan oleh Wage Rudolf Soepratman atau yang lebih sering dipanggil W.R. Soepratman juga merupakan pencipta lagu kebangsaan Indonesia Raya.
Pesan Terakhir W.R.Soepratman yakni "Nasibkoe soedah begini inilah jang disoekai oleh pemerintah Hindia Belanda. Biarlah saja meninggal saja ikhlas. Saja toch soedah beramal, berdjoeang dengan carakoe, dengan bolakoe, saja jakin Indonesia pasti Merdeka".
[Intro]
F C
C G C
[Verse]
C G
Di Timur Matahari
C
Mulai bercahya
F Em Am
Bangun dan berdiri
Dm G
Kawan semua
Dm C
Marilah mengatur
F
Barisan kita
F C
Seluruh pemuda
C G C
Indonesia..
[Verse]
C G
Di Timur Matahari
C
Mulai bercahya
F Em Am
Bangun dan berdiri
Dm G
Kawan semua
Dm C
Marilah mengatur
F
Barisan kita
F C
Seluruh pemuda
C G C
Indonesia..
[Interlude]
C G C
F Em Am Dm G
Dm C F
F C
C G C
[Verse]
C G
Di Timur Matahari
C
Mulai bercahya
F Em Am
Bangun dan berdiri
Dm G
Kawan semua
Dm C
Marilah mengatur
F
Barisan kita
F C
Seluruh pemuda
C G C
Indonesia..
[Outro]
F C
C G C
8. Hari Merdeka
Lagu Hari Merdeka memiliki makna semangat 45 dari para pahlawan ketika melawan penjajah pada masa penjajahan. Selain itu, lagu ini juga mengajarkan tentang cinta kepada tanah air dan bangsa Indonesia dengan tempo cepat dan tegas.
Dilansir dari buku Indonesia Pusaka karya Dr Sopan Adrianto, lagu Hari Merdeka mengisyaratkan tentang kemerdekaan Indonesia yang telah dicapai pada tanggal 17 Agustus dan harus dipertahankan oleh seluruh rakyat Indonesia.
Dalam Buku 100 Konser Musik Indonesia karya Anas Syahrul Alimi, lagu 17 Agustus tercipta saat Agresi Militer Belanda 2. Kala itu H Mutahar yang merupakan ajudan Presiden Soekarno, diminta membuatkan aubade atau alunan musik sebagai penghormatan pada pagi hari.
Mutahar kemudian meminjam orkes keraton dan menjadi konduktor permain. "Tujuh belas Agustus tahun empat lima. Itulah hari kemerdekaan kita. Hari merdeka nusa dan bangsa. Hari lahirnya bangsa Indonesia," petik lirik tersebut. Aubade ini menjadi cikal bakal lagu Hari Merdeka.
C G C
Tujuh belas Agustus tahun empat lima
C F C
Itulah hari kemerdekaan kita
F C
Hari merdeka nusa dan bangsa
Am D G
Hari lahirnya bangsa Indonesia
G G7 G
Mer-de-ka
C G C
Sekali merdeka tetap merdeka
C G C
Selama hayat masih dikandung badan
C G C F
Kita tetap setia tetap sedia
C G F G
Mempertahankan In-do-ne-si-a
C G C F
Kita tetap setia tetap sedia
C G C G C
Membela negara kita
C G C
Tujuh belas Agustus tahun empat lima
C F C
Itulah hari kemerdekaan kita
F C
Hari merdeka nusa dan bangsa
Am D G
Hari lahirnya bangsa Indonesia
G G7 G
Mer-de-ka
C G C
Sekali merdeka tetap merdeka
C G C
Selama hayat masih dikandung badan
C G C F
Kita tetap setia tetap sedia
C G F G
Mempertahankan In-do-ne-si-a
C G C F
Kita tetap setia tetap sedia
C G C G C
Membela negara kita
9. Hymne Pramuka
Hymne Pramuka serta Mars Pramuka adalah lagu utama bagi seluruh Gerakan Pramuka di Indonesia. Lagu ini diciptakan oleh H Mutahar pada tahun 1946. Sang pencipta lagu, juga seorang tokoh negarawan dalam masa-masa awal kemerdekaan Indonesia. Tapi namanya lebih dikenal sebagai seorang komponis musik Indonesia.
Sebut saja judul lagu lainnya yakni hymne Syukur (Januari 1945), Dirgahayu Indonesiaku (menjadi lagu resmi ulang tahun ke-50 Kemerdekaan Indonesia. Hymne Satria Dharma Pramuka dinyanyikan dengan birama 4/4 dan sering dikumandangkan pada setiap kegiatan Pramuka Indonesia, termasuk pada upacara perayaan Hari Pramuka.
Intro : C G C G F G C..-G-C
C G F -C
Kami..pramuka indonesia
G F C-G
Manusia pancasila
F -Em Dm
Satya ku ku darmakan
G -F C
Dharma ku ku baktikan
G C G C
Agar jaya Indonesia
C F Dm G
Indonesia..tanah airku
C G C G F G C
Kami jadi pandumu..
10. Halo Halo Bandung
Salah satu lagu perjuangan Indonesia ciptaan Ismail Marzuki ini direkam pada tahun 1940. Menggambarkan semangat perjuangan rakyat kota Bandung dalam masa pasca kemerdekaan pada tahun 1946, khususnya dalam peristiwa Bandung Lautan Api yang terjadi pada tanggal 23 Maret 1946.
Ismail Marzuki tampil bersama grup keroncong Lief Java pada sekitar tahun 1940 sebagai penyanyi dan penulis lagu di Studio Orkes NIROM II di Tegalega, Bandung, sebagai bagian dari siaran radio NIROM (Nederlandsch-Indische Radio-omroepmaatschappij).
[Intro]
C G C G C
[Verse]
C
Halo-halo Bandung
C G
Ibukota periangan
G
Halo-halo Bandung
G C
Kota kenang-kenangan
C
Sudah lama beta
C F
Tidak berjumpa dengan kau
F C
Sekarang telah menjadi lautan api
Dm G C
Mari bung rebut kembali
[Verse]
C G
Halo-halo Bandung
F G
Ibukota periangan
F C
Halo-halo Bandung
G C
Kota kenang-kenangan
C G
Sudah lama beta
F
Tidak berjumpa dengan kau
C G
Sekarang telah menjadi lautan api
C G C
Mari bung rebut kembali
[Outro]
C G C G C
11. Gugur Bunga
Lagu Gugur Bunga di Taman Bakti atau lebih dikenal sebagai Gugur Bunga, adalah sebuah lagu perjuangan Indonesia yang ditulis dan dirilis oleh Ismail Marzuki pada tahun 1945. Lagu ini untuk menghormati tentara Indonesia yang tewas selama Revolusi Nasional Indonesia.
Berceritakan tentang kematian seorang prajurit, dan perasaan penyanyi kala melihat pahlawannya berguguran. Sejak saat itu lagu ini menjadi sebuah lagu umum untuk protes atau kritikan pada Pemerintahan, dan lagu duka.
Intro : Dm G C G D G E
Am Dm Am
Betapa hatiku takkan pi-lu
E F E
Telah gugur ~ pahlawanku
Dm G C
Betapa hatiku tak akan sedih
G D G E
Hamba ditinggal sendiri
Am Dm Am
Siapakah kini pelipur la-ra
E F E
Nan setia ~ dan perwira
Dm G C
Siapakah kini pahlawan hati
G C
Pembela bangsa sejati
Reff:
G C
Telah gugur pahlawanku
D G C
Tunai sudah janji bakti
G C
Gugur satu tumbuh seribu
D G C E
Tanah air jaya sakti
Am Dm Am
Gugur bungaku di taman bak-ti
E F E
Di hariba ~ an pertiwi
Dm G C
Harum semerbak menambahkan sari
G C
Tanah air jaya sakti ~
Song: G C D G C
G C D G C E
Am Dm Am
Betapa hatiku takkan pi-lu
E F E
Telah gugur ~ pahlawanku
Dm G C
Betapa hatiku tak akan sedih
G D G E
Hamba ditinggal sendiri
Am Dm Am
Siapakah kini plipur la-ra
E F E
Nan setia ~ dan perwira
Dm G C
Siapakah kini pahlawan hati
G C
Pembela bangsa sejati
Reff:
G C
Telah gugur pahlawanku
D G C
Tunai sudah janji bakti
G C
Gugur satu tumbuh seribu
D G C E
Tanah air jaya sakti
Am Dm Am
Gugur bungaku di taman bak-ti
E F E
Di hariba ~ an pertiwi
Dm G C
Harum semerbak menambahkan sari
G C
Tanah air jaya sakti ~
12. Ibu Kita Kartini
Lagu ini diciptakan oleh WR Supratman untuk mengenang perjuangan seorang Raden Ajeng Kartini Djojo Adhinigrat atau R.A Kartini semasa hidupnya. Dalam buku W.R Supratman: Guru Bangsa Indonesia oleh Lilis Nikhwan, ada latar belakang sejarah di balik lirik lagu 'Ibu Kita Kartini'. Diketahui terciptanya lagu tersebut terjadi saat Kongres Wanita Indonesia I yang dilaksanakan di Yogyakarta pada 22-25 Desember 1928.
Saat Kongres dilaksanakan, perjuangan wanita kelahiran Jepara, Raden Ajeng Kartini disorot. Terlebih tulisan-tulisannya yang dimuat dalam buku Door Duisternis tot Licht (Habis Gelap Terbitlah Terang) yang disusun seorang Menteri Kebudayaan, Agama, dan Kerajinan Hindia Belanda, J.H Abendanon menyita perhatian.
Buku tersebut diterbitkan pada tahun 1911 dengan Bahasa Belanda, sehingga banyak warga pribumi yang saat itu kesulitan membacanya. Pada tahun 1912, buku tersebut kemudian diterbitkan dalam bahasa melayu dan diberi judul " Habis Gelap Terbitlah Terang; Boeah Pikiran".
WR Supratman membaca buku tersebut dan memutuskan menciptakan lagu Ibu Kita Kartini. Ia berharap lagu yang diciptakannya bisa menjadi contoh wanita Indonesia untuk mengikuti perjuangan Kartini. Lagu ini menjadi salah satu yang digunakan untuk menyemarakkan peringatan Hari Kartini pada hari lahirnya yakni 21 April setiap tahun.
C C
Ibu kita Kartini
F G C
Putri sejati
Dm G C Am
Putri Indonesia
Dm G C
Harum namanya...
C C
Ibu kita Kartini
F G C
Pendekar bangsa
Dm G C Am
Pendekar kaumnya
Dm G C
Untuk merdeka...
F C Am
Wahai Ibu kita Kartini
Dm G C
Putri yang mulia...
F C Am
Sungguh besar cita-citanya
Dm G C
Bagi Indonesia...
C C F G C
Dm G C Am
Dm G C...
C C
Ibu kita Kartini
F G C
Putri jauh hari
Dm G C Am
Putri yang berjasa
Dm G C
Se-Indonesia
F C Am
Wahai Ibu kita Kartini
Dm G C
Putri yang mulia
F C Am
Sungguh besar cita-citanya
Dm G C
Bagi Indonesia
F C Am
Sungguh besar cita-citanya
Dm G C
Bagi Indonesia
13. Ibu Pertiwi
Lagu Ibu Pertiwi lebih dikenal diciptakan oleh Ismail Marzuki. Dilansir dari laman Ensiklopedia Jakarta, Ismail Marzuki lahir di Kampung Kwitang, Jakarta, 11 Mei 1914. Ismail Marzuki adalah salah satu tokoh musik Indonesia sekaligus seorang komponis dari suku Betawi asli yang mempunyai panggilan Bang Ma'ing.
Intro : C F C G
C F C G C
C F
Kulihat ibu pertiwi
C G
Sedang bersusah hati
C F
Air matanya berlinang
C G C
Mas intan yang kau kenang
Reff:
G C
Hutan gunung sawah lautan
F C G
Simpanan kekayaan
C F
Kini ibu sedang lara
C G C
Merintih dan berdoa
Song : C F C G
C F C G C
Versi II
C F
Kulihat ibu pertiwi
C G
Kami datang berbakti
C F
Lihatlah putra-putrimu
C G C
Menggembirakan ibu
Reff:
G C
Ibu kami tetap cinta
F C G
Putramu yang setia
C F
Menjaga harta pusaka
C G C
Untuk nusa dan bangsa
14. Jembatan Merah
Langgam Jembatan Merah merupakan salah satu lagu keroncong yang diciptakan oleh Gesang. Dalam penelitian Jurnal Sendratasik vol 9, Jembatan merah menceritakan tentang seorang wanita yang berpisah dengan pujaan hatinya untuk bertempur di medan perang Surabaya. Dalam liriknya yang sederhana, lagu jembatan merah memuat nilai sejarah perjuangan Indonesia yang dibungkus dengan kalimat-kalimat puitis sehingga menghadirkan suasana yang kuat.
[Intro]
C G7 C
[Verse]
G7 C C
Jembatan merah sungguh gagah
G7 C
Berpagar gedung indah
C G7 C
Sepanjang hari yang melintasi
G7 C
Silih berganti
[Verse]
G7 C C
Mengenang susah hati patah
G7 C
Ingat jaman berpisah
C G7 C
Kekasih pergi sehingga kini
G7 C
Belum kembali
[Chorus]
C G7
Biar jembatan merah
C G7 C
Andainya patah akupun bersumpah
G7 C G7
Akan kunanti dia disini
C C7
Bertemu lagi
[Interlude]
G7 C
G7 C
G7 C
[Verse]
G7 C C
Jembatan merah sungguh gagah
G7 C
Berpagar gedung indah
C G7 C
Sepanjang hari yang melintasi
G7 C
Silih berganti
[Verse]
G7 C C
Mengenang susah hati patah
G7 C
Ingat jaman berpisah
C G7 C
Kekasih pergi sehingga kini
G7 C
Belum kembali
[Chorus]
C G7
Biar jembatan merah
C G7 C
Andainya patah akupun bersumpah
G7 C G7
Akan kunanti dia disini
C C7
Bertemu lagi
[Outro]
F G7 C
15. Indonesia Pusaka
Indonesia Pusaka adalah lagu Indonesia yang dibuat oleh Ismail Marzuki. Lagu ini biasanya dimainkan pada perayaan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Lagu ini menceritakan tentang refleksi atas Indonesia, tanah air tempat bernaung bangsa Indonesia dan keinginan untuk mewujudkan bela negara dengan segenap jiwa raga.
Kiprah Ismail Marzuki lewat karya inspiratif yang menyebarkan semangat patriotisme membuat namanya diabadikan menjadi pusat kesenian Taman Ismail Marzuki di Cikini, Jakarta. Lagu-lagu Ismail Marzuki terinspirasi dari suasana romantis perjuangan, seperti dikutip dari buku Kisah Perjuangan Pahlawan Indonesia oleh Lia Nuralia dan Iim Imaduddin.
Intro : C F C ~
Dm G C
C
Indonesia tanah air beta
Am D G
Pusaka abadi nan jaya
C F
Indonesia sejak dulu kala
C G C
Selalu dipuja-puja bangsa
Reff:
G
Di sana tempat lahir beta
E Am
Dibuai dibesarkan bunda
F C
Tempat berlindung di hari tua
C G C
Sampai akhir menutup mata
.
Intro : F C C G C
.
C
Indonesia tanah air beta
Am D G
Pusaka abadi nan jaya
C -C7 F Fm
Indonesia sejak dulu kala
C G C
Selalu dipuja-puja bangsa
.
Reff:
G
Di sana tempat lahir beta
E Am
Dibuai dibesarkan bunda
F C
Tempat berlindung di hari tua
C G C
Sampai akhir menutup mata
F C
Tempat berlindung di hari tua
C G C
Sampai akhir menutup mata
16. Indonesia Raya
Lagu Indonesia Raya diciptakan oleh W.R. Soepratman. Dalam laman resmi Kementerian Kebudayaan, dijelaskan ia menciptakan lagu Indonesia Raya dengan judul 'Indones, Indones, Merdeka, Merdeka' sehingga ia dikejar oleh Polisi Hindia Belanda.
Kongres Pemuda-pemuda Indonesia ke II di Jakarta pada tanggal 27-28 Oktober 1928 yang menghasilkan Sumpah Pemuda, mengakui lagu Indonesia Raya sebagai lagu kebangsaan Indonesia. Dalam kongres itu dinyanyikan lagu Indonesia Raya dengan iringan gesekan biola W.R. Soepratman.
17 Agustus Sayangnya, sebelum kemerdekaan atau tepatnya pada tahun 1938 (Rabu Wage), W.R. Soepratman meninggal dunia di Jalan Mangga 21 Surabaya tanpa istri dan anak karena memang belum menikah dan dimakamkan di kuburan umum Kapas Jalan Kenjeran Surabaya secara Islam. Lagu Indonesia Raya dilarang untuk dinyanyikan sampai tentara Jepang mengizinkan tahun 1944.
[Intro]
C D G
.
G G
Indonesia tanah airku
C G D
Tanah tumpah darahku
Am D
Di sanalah aku berdiri
D D7 G
Jadi pandu ibuku
.
G G
Indonesia kebangsaanku
Em G B C
Bangsa dan Tanah Airku
Am Bm C
Marilah kita berseru
D G
Indonesia bersatu
.
C
Hiduplah tanahku
G
Hiduplah negeriku
D G
Bangsaku Rakyatku semuanya
C
Bangunlah jiwanya
G
Bangunlah badannya
D G
Untuk Indonesia Raya
.
C
Indonesia Raya
G
Merdeka Merdeka
D7 G
Tanahku, negriku yang kucinta
.
C
Indonesia Raya
G
Merdeka Merdeka
C D G
Hiduplah Indonesia Raya
.
C
Indonesia Raya
G
Merdeka Merdeka
D7 G
Tanahku, negriku yang kucinta
.
C
Indonesia Raya
G
Merdeka Merdeka
C D G
Hiduplah Indonesia Raya
17. Kebyar Kebyar
Kebyar Kebyar salah satu lagu dari album (dengan judul yang sama) grup musik Lemon Tree's Anno '69, grup yang dimotori oleh pencipta lagu Gombloh. Dirilis tahun 1979, lagu ini memiliki makna tentang persatuan, perjuangan, serta fakta bahwa Indonesia terdiri dari suku, ras, agama yang berbeda-beda. Namun, tetap satu Indonesia.
Intro : E..A..E..A..E F# B (2x)
A B C D E
C D E
E
Indonesia..
A E A E
Merah darahku..Putih Tulangku
F# B
Bersatu dalam semangatmu
E
Indonesia..
A A E
Debar Jantungku..Getar Nadiku
F# B
Berbaur dalam angan-anganmu..
A B
Kebyar-Kebyar..
C D E
Pelangi..Jingga...
E
Indonesia..
A E A E
Nada Laguku..Symphony Perteguh..
F# B
Selaras dengan symphonimu
A B
Kebyar-Kebyar..
C D E
Pelangi..Jingga...
Int : C-C D-D B
Bm
...Biarpun Bumi Berguncang
C# E B
...Kau Tetap Indonesia-Ku
Bm
... Andaikan Matahari Terbit dari Barat
C# E B
...Kau pun Indonesia-ku
Bm
... Tak sebilah pedang yang tajam
Em
...dapat palingkan daku dari-mu
Int : Bm..Em..G#....Em
Bm Em
....kusingsingkan lengan
F
...rawe-rawe rantas
Fm C
malang-malang tuntas denganmu..
int : C D Dm E
A B C D E
E..A..E..A..E F# B (2x)
A B C D E
C D E
18. Pahlawan Tanpa Tanda Jasa (Hymne Guru)
Lagu ini diciptakan oleh Sartono adalah seorang mantan guru seni musik di Madiun, Jawa Timur. Bertepatan dengan momentum Hari Pendidikan Nasional pada tahun 1980, ia mengikuti lomba mencipta lagu tentang pendidikan. Dari ratusan peserta, lagu "Hymne Guru, Pahlawan Tanpa Tanda Jasa" ciptaannya, berhasil menjadi pemenang. Selain mendapatkan sejumlah uang sebagai pemenang, Sartono bersama sejumlah guru teladan lainnya di seluruh Indonesia dikirim ke Jepang untuk studi banding.
Intro : C F C G C
C F C
Terpujilah wahai engkau
F Dm G
Ibu Bapak guru
C F
Namamu akan selalu hidup
C G C
dalam sanubari ku
G C
Semua baktimu akan ku ukir
G F C
di dalam hatiku
G C
Sbagai prasasti trima kasihku
D G
tuk pengabdian mu
C F C
Engkau sebagai pelita
F Dm G
dalam kegelapan
C F
Engkau laksana embun penyejuk
C G C
dalam kehausan
C F
Engkau patriot pahlawan bangsa
C G C
Tanpa tanda jasa ~
19. Melati di Tapal Batas
Melati di Tapal Batas adalah lagu perjuangan karya Ismail Marzuki dan Suto Iskandar, diciptakan pada masa perjuangan Indonesia pasca kemerdekaan. Pesan dalam lagu ini yakni untuk para pemudi yang terjun langsung memanggul senjata berjuluk Barisan Srikandi. Mereka disadarkan bahwasanya perjuangan tidak semata-mata membawa senjata di medan pertempuran garis depan. Masih ada yang membutuhkan tenaga para pemudi di garis belakang.
Engkau gadis muda jelita
Bagai sekuntum melati
Engkau sumbangkan jiwa raga
Di tapal batas Bekasi
Engkau dinamakan Srikandi
Pendekar putri sejati
Engkau turut jejak pemuda
Turut mengawal negara
Oh pendekar putri yang cantik
Dengarlah panggilan ibu
Sawah ladang rindu menanti
Akan sumbangan baktimu
Duhai putri muda remaja
Suntingkan kampung halaman
Kembali ke pangkuan Bunda
Berbakti kita di ladang
20. Mars Pancasila (Garuda Pancasila)
Mars Pancasila atau populer dikenal sebagai lagu Garuda Pancasila adalah lagu Indonesia yang ditulis oleh Sudharnoto. Lagu ini berisi tentang kesetiaan segenap rakyat Indonesia kepada Pancasila sebagai satu-satunya ideologi atau falsafah Bangsa Indonesia.
[Intro] C F G C
C
Garuda Pancasila
G
Akulah pendukungmu
G
Patriot proklamasi
F G C
sedia berkorban untukmu
C F C
Pancasila dasar negara,
C F C
rakyat adil makmur sentosa,
Dm G
pribadi bangsaku
C
Ayo maju maju,
C
ayo maju maju,
F G C
ayo maju maju
C
Garuda Pancasila
G
Akulah pendukungmu
G
Patriot proklamasi
F G C
sedia berkorban untukmu
C F C
Pancasila dasar negara,
C F C
rakyat adil makmur sentosa,
Dm G
pribadi bangsaku
C
Ayo maju maju,
C
ayo maju maju,
F G C
ayo maju maju
21. Maju Tak Gentar
Lagu ini diciptakan oleh Cornel Simanjuntak. Seperti dalam buku Indonesia Pusaka karya Sopan Adrianto, lagu ini mengajak rakyat Indonesia untuk maju menghadapi penjajah dan dilakukan bersama-sama untuk mencapai kemenangan. Lagu ini memotivasi rakyat untuk membangkitkan semangat membela tanah air. Keberanian rakyat dengan perlengkapan seadanya tergambar dalam lagu ini.
C
Maju tak gentar
F C
Membela yang benar
Dm
Maju tak gentar
G
Hak kita diserang
C
Maju serentak
F C
Mengusir penyerang
Dm
Maju serentak
G C
Tentu kita menang
F
Bergerak bergerak,
C
Serentak serentak
G C
Menerkam menerjang terjang
F
Tak gentar tak gentar,
C
Menyerang menyerang
G C
Majulah majulah menang
22. Syukur
Lagu ini diciptakan oleh H Mutahar. Lagu ini ingin menegaskan kita bahwa tanah air sebentar lagi akan merdeka dan menjadi karunia Tuhan yang harus disyukuri. Lagu ini jadi yang pertama ciptaan Gesang dan diperkenalkan ke khalayak saat menjelang proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945.
Intro : Am E Am E ~ Am
Am F Am
Dari yakin ku teguh
Am E
hati Ikhlasku Penuh
Am F E Am
akan karuniaMu
A Dm
Tanah Air Pusaka
G C
Indonesia Merdeka
E
Syukur Aku Sembahkan
F E Am
KehadiratMu Tuhan ~
int: Am
Am F Am
Dari yakin ku teguh
Am E
Cinta ikhlasku penuh
Am F E Am
akan jasa usaha
A Dm
Pahlawanku yang baka
G C
Indonesia Merdeka
E
Syukur Aku tunjukkan
F E Am
ke bawah duli Tuhan ~
int : Am F Am
Am E
Am F E Am
A Dm
Tanah Air Pusaka
G C
Indonesia Merdeka
E
Syukur aku sembahkan
F E Am
KehadiratMu Tuhan ~
Outro : Am
23. Sepasang Mata Bola
Sepasang Mata Bola adalah lagu keroncong yang diciptakan oleh Ismail Marzuki dan Suto Iskandar. Pada tahun 1946, Ismail Marzuki menciptakan lagu ini saat menghadiri peringatan Hari Radio. Lagu ini adalah salah satu lagu perjuangan yang mengisahkan kepindahan seorang pejuang dari Jakarta ke Yogyakarta menggunakan kereta api di senja hari.
[Intro]
Am G
Malam, hampir malam
F E
Hampir malam di Yogya
Am G
Malam, hampir malam
F E
Hampir malam di Yogya
[Verse]
Am
Hampir malam di Yogya
Am E
Ketika keretaku tiba
E
Remang remang cuaca
Am F E
Terkejut aku tiba tiba
[Verse]
Am
Dua mata memandang
A7 Dm
Seakan akan dia berkata
E Am
Lindungi aku pahlawan
E Am G7
Dari pada si angkara murka
[Chorus]
C
Sepasang mata bola
C G
Dari balik jendela
Dm G
Datang dari Jakarta
G7 C G7
Menuju medan perwira
[Chorus 2]
C
Kagum ku melihatnya
C7 F
Sinar nan perwira rela
F G C
Hati telah terpikat
G Dm G C
Semoga kelak kita berjumpa pula
[Interlude]
Am Am E E Am F E
[Verse]
Am
Dua mata memandang
A7 Dm
Seakan akan dia berkata
E Am
Lindungi aku pahlawan
E Am G7
Dari pada si angkara murka .
[Chorus]
C
Sepasang mata bola
C G
Dari balik jendela
Dm G
Datang dari Jakarta
G7 C G7
Menuju medan perwira
[Chorus 2]
C
Kagum ku melihatnya
C7 F
Sinar nan perwira rela
F G C
Hati telah terpikat
G Dm G C
Semoga kelak kita berjumpa pula
[Outro]
F G C
Hati telah terpikat
G Dm G C
Semoga kelak kita berjumpa pula
F G7 C
24. Satu Nusa Satu Bangsa
Lagu nasional ini diciptakan oleh Liberty Manik di Semarang dan rilis pada 1947. Lagu ini kemudian pertama kali diperdengarkan ke publik melalui siaran Radio Republik Indonesia di Yogyakarta pada tahun 1947.
Lagu Satu Nusa Satu Bangsa terinspirasi dari semangat Sumpah Pemuda dengan merujuk pada tiga inti dari Sumpah Pemuda, yaitu satu nusa (satu tanah air), satu bangsa, dan satu bahasa, dalam menjaga dan membela identitas bangsa Indonesia.
Intro : G C G Em Am-D-G
G C
satu nusa satu bangsa
G Em A D
satu bahasa kita
G C
tanah air pasti jaya
G Em Am-D-G
untuk selama-lamanya ~
D
Indonesia pusaka
C G C-G -D
Indonesia tercinta
G C
nusa bangsa dan bahasa
G Em Am-D-G
kita bela bersama
Int. G Em Am-D-G
G C
satu nusa satu bangsa
G Em A D
satu bahasa kita
G C
tanah air pasti jaya
G Em Am-D-G
untuk selama-lamanya ~
D
Indonesia pusaka
C G C-G -D
Indonesia tercinta
G C
nusa bangsa dan bahasa
G Em Am-D-G
kita bela bersama
25. Rayuan Pulau Kelapa
Lagu Indonesia ini ditulis oleh Ismail Marzuki, berisi tentang keindahan alam Indonesia, seperti flora, kepulauan, dan pantainya. Pada tahun 2015, lagu ini dinyanyikan kembali oleh grup musik rock Endank Soekamti dengan aransemen yang lebih segar.
[Intro] C Dm G C F C
[Verse]
C F C
Tanah airku Indonesia
C B G
Negeri elok amat kucinta
G G7
Tanah tumpah darahku yang mulia
G C
Yang kupuja sepanjang masa
C F C
Tanah airku aman dan makmur
C F
Pulau kelapa yang amat subur
Dm B C Am
Pulau melati pujaan bangsa
Dm G C
Sejak dulu kala
[Chorus]
Dm
Melambai lambai
G C
Nyiur di pantai
Dm
Berbisik bisik
G C
Raja Kelana
Dm
Memuja pulau
G C
Nan indah permai
Dm
Tanah Airku
G F G#
Indonesia
[Outro]
A#
Tanah Air
C
Indonesia
26. Tanah Airku
Tanah Airku adalah lagu nasional Indonesia yang diciptakan oleh Ibu Sud, menggambarkan tentang keindahan alam Indonesia. Lagu ini populer dibawakan oleh penyanyi kawakan Rita Effendy.
Intro : C F Dm F C G C - G
C F C
Tanah airku tidak kulupakan
Dm G C
Kan terkenang selama hidupku
F C
Biarpun saya pergi jauh
Dm G C
Tidak kan hilang dari kalbu
C F Dm F
Tanah ku yang kucintai
C G C
Engkau kuhargai
C F C
Walaupun banyak negri kujalani
Dm G C
Yang masyhur permai dikata orang
F C
Tetapi kampung dan rumahku
Dm G C
Di sanalah kurasa senang
C F Dm F
Tanahku tak kulupakan
C G C
Engkau kubanggakan ~
27. Mengheningkan Cipta
Lagu Mengheningkan Cipta identik dengan sosok Ismail Marzuki, namun sebetulnya pengarang lagu ini ialah Truno Prawit, musisi asal Surakarta, Jawa Tengah yang pernah menjadi Staf Musik Keraton Surakarta.
Konon, lagu ini pertama kali dikumandangkan pada upacara peringatan Hari Pahlawan di Ambon tahun 1958. Upacara tersebut untuk mengumpulkan dukungan pembebasan Irian Barat. Dalam buku Kumpulan Terlengkap Lagu Wajib Nasional karya Puspa Swara dan Harris S Yulianto dijelaskan makna lagu ini sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan YME atas kemerdekaan Indonesia yang dianugerahkan-Nya melalui perjuangan dan pengorbanan para pahlawan.
C G C G
Dengan seluruh angkasa raya memuji
F G
Pahlawan negara
C G C G
Nan gugur remaja di ribaan bendera
C C
Bela nusa bangsa
C G F G
Kau kukenang wahai bunga putra bangsa
C G
Harga jasa
C
Kau Cahya pelita
G C G C
Bagi Indonesia merdeka
28. Sapu Tangan dari Bandung Selatan
Tak banyak orang tahu lagu nasional yang satu ini. Lagu ini ciptaan Ismail Marzuki, bercerita tentang perjuangan pemuda Bandung Selatan dalam merebut kemerdekaan dari penjajah.
Intro: G Bm C G D G D
G Em
Sapu tangan sutra putih
E Am
dihiasi bunga warna
D Am D
Sumbang kasih jaya sakti
D G
di selatan Bandung raya
E Am
Diiringi kata nan merdu mesra
Em A D
Terima kasih dik janganlah lupa
D G Em
Air mataku berlinang
Em E Am
sapu tangannya kusimpan
D Am D
Ujung jarimu kucium
D B
serta doa kuucapkan
C
Selamat Jalan selamat
G Am D
berjuang Bandung selatan
D G
Jangan dilupakan
Em E Am D Am D G E
Am
Diiringi kata nan merdu mesra
Em A D
Terima kasih dik janganlah lupa
D G Em
Air mataku berlinang
Em E Am
sapu tangannya kusimpan
D Am D
Ujung jarimu kucium
D B
serta doa kuucapkan
C
Selamat Jalan selamat
G Am D
berjuang Bandung selatan
D G
Jangan di lupakan
C
Selamat Jalan selamat
G Am D
berjuang Bandung selatan
D G
Jangan dilupakan
29. Dari Sabang Sampai Merauke
Lagu Dari Sabang Sampai Merauke diciptakan oleh R Soerardjo. Dilansir dari buku Kumpulan Terlengkap Lagu Wajib Nasional oleh Harris S Yulianto, mulanya lirik lagu ini adalah Dari Barat Sampai ke Timur. Kemudian atas masukan dari Presiden Soekarno kemudian diganti Dari Sabang Sampai Merauke. Sebab, Presiden pertama RI itu terinspirasi ucapan seorang perwira Belanda bernama Jendral JB Van Heutsz saat memenangkan perang Aceh 1904, mengucap "Vom Sabang tot Merauke".
[Intro]
C G C G C
[Verse]
C
Dari sabang sampai merauke
G C
Berjajar pulau-pulau
Em
Sambung menyambung menjadi satu
G C
Itulah Indonesia
[Chorus]
Dm
Indonesia tanah airku
Em
Aku berjanji padamu
C G
Menjunjung tanah airku
C G C
Tanah airku Indonesia
[Verse]
C
Dari sabang sampai merauke
G C
Berjajar pulau-pulau
Em
Sambung menyambung menjadi satu
G C
Itulah Indonesia
[Chorus]
Dm
Indonesia tanah airku
Em
Aku berjanji padamu
C G
Menjunjung tanah airku
C G C
Tanah airku Indonesia
[Outro]
C G C G C
30. Bandung Selatan di Waktu Malam
Lagu ini diciptakan oleh Ismail Marzuki. Seperti tertulis pada buku Kumpulan Lagu Wajib Nasional, Tradisional, dan Anak Populer karya Hani Widiatmoko dan Dicky Maulana, Kecintaan Ismail Marzuki terhadap bumi Priangan membuatnya menciptakan beberapa lagu. Ia terinspirasi dengan kekasihnya yang ditemui di Bandung, Eulis Zuraidah binti M. Empi saat menciptakan lagu Bandung Selatan di Waktu Malam. Lagu terakhir ciptaannya sebelum wafat adalah Bandung bagian Selatan.
Pencipta: Islmail Marzuki
Bandung Selatan di waktu malam
terselubung sutra mega putih
laksana putri lenggang kencana
duduk murung menanti kekasih
Bandung Selatan di waktu malam
dalam asuhan Dewi Purnama
sungguh indah sinar rembulan
riwayatnya takkan dilupakan
Reff :
terdengar suara seruling bambu
gita malam nan merdu merayu
diiringi suara tembang ibu
tembang wijaya nan sakti
Bandung Selatan di waktu malam
dalam asuhan Dewi Purnama
sungguh indah sinar rembulan
riwayatnya takkan dilupakan
31. Indonesia Tumpah Darahku
Lagu ini diciptakan oleh Ibu Sud, bercerita tentang rasa bangga akan keindahan Indonesia dan wujud terima kasih pada Tuhan atas berkah limpahan sawah, gunung, dan harumnya nama Tanah Air.
Di manakah sawah luas menghijau
Di manakah bukit biru menghimbau
Itu tanahku tumpah darahku
Tanah pusaka yang kaya raya
Harum namanya Indonesia
Di mana puput berbunyi merdu
Di bawah gunung lembah yang biru
Itu tanahku tumpah darahku
Tanah pusaka aman sentosa
Harum namanya Indonesia
Di mana nyiur melambai-lambai
Di mana padi masak mengurai
Itu tanahku tumpah darahku
Tanah pusaka bahagia mulya
Harum namanya Indonesia
32. Dirgahayu Indonesiaku
Lagu ini merupakan salah satu lagu nasional ciptaan Husein Mutahar, menggambarkan tentang kemerdekaan Indonesia yang telah diraih dari hasil perjuangan panjang. Jadi, kita harus tetap semangat setiap memperingati bertambah umurnya kemerdekaan Indonesia.
C
Dirgahayu Indonesiaku
G
Negeri dan bangsaku yang kusayangi
C
Aneka suka dan duka
G C
Penempaan Tuhan tlah kita jalani
C
Sadar tahan ditempa Tuhan
C G
Agar kita jadi bijak bestari
G C
Ikhlas bakti membina bangsa
G
yang adil dan merata
C C
Dirgahayu Indonesiaku
Negeri dan bangsaku
G C
Yang kita sayangi
33. Aku Srikandi Indonesia
Tak banyak literasi soal lagu ini, dan mungkin juga tak banyak orang tahu tentang lagu nasional yang satu ini. Padahal, lagu ini jadi salah satu yang memantik semangat para perempuan Indonesia, karangan Subronto K.A.
Aku srikandi Indonesia yang berjanji setia
Melaksanakan tugas mulia
Pembangunan negara
Srikandi Indonesia mengabdi dan bekerja
Dengan semangat satria
Marilah ikutlah membina negara adil sejahtera
34. Andika Bhayangkari
Lagu ini diciptakan oleh Amir Pasaribu yang kemudian menjadi Mars Defile ABRI, diperdengarkan saat jelang detik-detik proklamasi. Andika Bhayangkari artinya penjaga atau pengawal setia di zaman kerajaan. Kala Kerajaan Majapahit masih berjaya, Patih Gajah Mada dan 15 Andhika Bhayangkari pernah menyelamatkan Raja Jayanegara.
[Intro]
Am C Am C
[Verse]
C G
Andhika Bhayangkari
Am C
Pencipta sapta marga
C G Am C
Pancasila mulai jadi negara mulia
[Chorus]
F C
Bhineka tunggal ika
F G
Lambang bangsa satria
F C
Menuju nusantara
Am C
Bahagia jaya
Am C
Bahagia jaya
[Outro]
Am C Am C
Nah itulah daftar lagu nasional lengkap dengan lirik, chord, dan sejarahnya. Mari kita rayakan kemerdekaan Indonesia yang ke-78 tahun dengan semangat menggelora.