Lika-liku Tukang Kiridit Tasikmalaya, Bayar Cicilan Pakai Kopi Segelas

Lorong Waktu

Lika-liku Tukang Kiridit Tasikmalaya, Bayar Cicilan Pakai Kopi Segelas

Faizal Amiruddin - detikJabar
Selasa, 08 Agu 2023 09:00 WIB
Deden salah seorang tukang kiridit di Tasikmalaya yang masih bertahan.
Deden salah seorang tukang kiridit di Tasikmalaya yang masih bertahan. (Foto: Faizal Amiruddin/detikJabar)
Tasikmalaya -

Meski tak seramai dulu, namun keberadaan tukang kiridit di Tasikmalaya masih ada. Denyut ekonomi sektor informal ini masih hidup walau dengan beragam tantangan dan rintangan.

Model bisnisnya pun mengalami perubahan, jika dulu didominasi oleh pelaku usaha yang mandiri. Kini dikelola oleh pengusaha, para tukang kiridit yang sekarang dijumpai mayoritas merupakan pekerja, bukan pemilik usaha. Para pekerja ini direkrut dengan sistem bagi hasil. Pekerja juga diberi inventaris sepeda motor.

Salah satunya adalah Deden (28) seorang tukang kiridit yang dijumpai di Jalan Tarumanagara Kota Tasikmalaya. "Ada bosnya, saya hanya pekerja. Semua pekerjanya ada 10 orang," kata Deden, Kamis (3/8/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski belum genap 2 tahun menekuni pekerjaannya, Deden mengakui bisnis tukang kiridit ini kian menurun. "Pemintaan pelanggan semakin bermacam-macam, sementara kemampuan bos terbatas. Ini juga banyak pesanan yang belum bisa dipenuhi, ada beberapa yang pesan kompor gas," kata Deden.

Dia menduga bosnya yang berasal dari Purwokerto Jawa Tengah itu sedang kelimpungan. Sehingga dia hanya memiliki barang-barang relatif murah atau tak lebih dari Rp 100 ribu.

ADVERTISEMENT

Deden mengatakan saat ini dirinya punya sekitar 100 pelanggan yang tersebar di kawasan Kota Tasikmalaya. Menurut dia jumlah 100 pelanggan itu sedikit, idealnya dia punya 300 pelanggan, jumlah tagihan bisa melampaui beban operasional.

"Saya sebagai pegawai hanya dapat 12 persen, sisanya setor ke bos. Tapi ya disyukuri saja, Alhamdulillah masih bisa memberi makan istri dan anak," kata warga Kecamatan Kalipucang Kabupaten Pangandaran itu.

Sementara itu Atik (50) salah seorang pelanggan Deden mengaku cukup terbantu dengan kehadiran tukang kiridit. Dia memiliki cicilan bekas pembelian panci, sebesar Rp 3 ribu per hari.

"Bayarnya juga sering pakai kopi segelas, jadi tidak terasa. Sudah lama langganan, beberapa kali mengambil barang," kata pedagang gorengan dan nasi tutug oncom itu.

(yum/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads