Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Pangandaran melakukan pengecekan ke SMP N 1 Magunjaya untuk mencari tahu soal puluhan siswa tak bisa membaca dan menulis.
Kadisdikpora Agus Nurdin menyebut, dari informasi yang diterimanya ada 36 siswa di sekolah tersebut yang tidak bisa membaca dan menulis.
"Ya tadi saya langsung ke sana setelah membaca informasi di media ada 36 siswa yang tidak bisa menulis-membaca," kata Agus kepada wartawan, Jumat (4/8/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam kunjungannya itu, dia mengaku telah memberikan beberapa arahan kepada guru untuk menangani para siswa yang belum bisa membaca dan menulis.
"Kita tidak harus malu memiliki anak yang masih belum bisa membaca tapi siapa tahu puluhan anak ini memiliki potensi lain, memiliki bakat lain," ucap Agus.
Dia juga meminta agar para guru bisa memberikan perhatian lebih kepada para siswa tersebut.
"Saya meminta rekan-rekan guru memberikan perhatian dan waktu lebih untuk membimbing mereka untuk memberikan kompetensi membaca-menulis," katanya.
"Kami meminta para guru agar memberikan tambahan perhatian, pelajaran kepada para siswa tadi. Karena kemampuan siswa-siswi beda-beda," katanya.
Kendati demikian, kata Agus, pihaknya belum mengetahui kondisi siswa di sekolah lain terjadi hal yang sama.
"Saya belum lihat ke sekolah lainnya. Tapi walaupun terjadi, tidak masalah. Karena akan kita dorong dan evaluasi untuk meningkatkan kemampuan anak," ucapnya.
Sementara itu, Kepala Sekolah (Kepsek) SMP Negeri 1 Mangunjaya Adi Sumarna mengakui, puluhan siswany tidak bisa membaca dan menulis.
"Memang siswa kami ada yang tidak bisa membaca dan menulis," kata Adi.
Ia mengatakan, maka sekolah inisiatif sebagai pelayan di sekolah terhadap siswa, terus mendorong dan memberikan yang terbaik, terutama dalam kesulitan membaca dan menulis.
"Maka kami memberikan pengarahan, ada beberapa guru yang disiapkan untuk membantu anak tersebut, khususnya yang tidak bisa membaca," katanya.
"Kami juga tidak menyalahkan karena adanya COVID, karena perlu ada analisis, bahkan anak tersebut juga tidak bisa disebut anak kebutuhan khusus juga, karena perlu adanya ahli (untuk memastikan itu)," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, seorang guru di Pangandaran dibuat kaget karena puluhan siswa yang diajarinya tidak bisa membaca dan menulis. Padahal puluhan siswa tersebut diketahui sudah duduk di bangku SMP.
Kondisi miris ini terjadi pada siswa SMP Negeri 1 Mangunjaya, Kecamatan Mangunjaya, Kabupaten Pangandaran. Ada puluhan pelajar yang tidak bisa menulis dan membaca.
Salah satu Dewan Guru dan Koordinator Gerakan Litetasi Sekolah (GLS) di Pangandaran Dian Eka Purnawati mengaku miris melihat kondisi siswa tersebut yang kini bahkan akan menginjak ke jenjang SMA.
"Ada sebanyak 29 siswa-siswi di SMPN 1 Mangunjaya yang tidak bisa menulis dan membaca, mereka didominasi laki-laki," kata Dian, Jumat (4/8/2023).
(mso/mso)