Sumber Cuan Para Sultan di 'Kampung Miliarder' Garut

Jabar Populer Sepekan

Sumber Cuan Para Sultan di 'Kampung Miliarder' Garut

Hakim Ghani - detikJabar
Minggu, 30 Jul 2023 08:45 WIB
Potret Kampung Miliarder di Garut
Potret pekerja di 'Kampung Miliarder' Garut (Foto: Hakim Ghani/detikJabar)
Garut - Kampung Miliarder di Kabupaten Garut menjadi buah bibir karena banyak rumah super mewah di sana. Sebagian warga kampung yang bernama asli Pangauban ini, kaya gara-gara memproduksi dan menjual tas anak-anak.

detikJabar belum lama ini berkesempatan mengunjungi kampung, yang berada di Desa Jangkurang, Kecamatan Leles, Garut ini.

Rumah-rumah 'gedong' nan megah, memang sudah terlihat sejak pertama kali menginjakan kaki di gerbang kampung tersebut.

Seperti dilihat detikJabar, deretan rumah super mewah berjajar di sisi kiri dan kanan jalan di kampung tersebut. Rata-rata, rumah-rumah mewah ini memiliki pola yang hampir mirip.

Yakni memiliki dua pilar besar nan menjulang tinggi di bagian halaman rumah. Rumah-rumah tersebut juga kebanyakan memiliki warna yang terang.

Rumah-rumah itu, diketahui milik para bos pengusaha tas, yang merupakan warga asli Kampung Pangauban. Salah satunya, adalah milik seorang pria berumur 49 tahun, Haji Amang.

Potret Haji Amang, salah satu sultan di 'Kampung Miliarder' GarutPotret Haji Amang, salah satu sultan di 'Kampung Miliarder' Garut Foto: Hakim Ghani/detikJabar

Haji Amang adalah satu dari lebih dari 50 'sultan' yang tinggal di sana. Kepada detikJabar, pria bernama asli Enjang itu sempat berbagi kisahnya dalam menjadi pengusaha.

Dia mengaku sudah menjual tas sejak tahun 2000-an. Usahanya itu, dimulai ketika Haji Amang yang awalnya ikut-ikutan menjadi pegawai konveksi, memberanikan diri untuk membuka usahanya sendiri.

"Kalau kata orang sini, ngampas (mengedarkan barang). Ke pasar-pasar. Ke Bandung, Jakarta, Sumatera," katanya.

Berbekal ilmu seadanya, Haji Amang yang kabarnya bahkan tak lulus sekolah dasar itu pun nekat membuat, hingga mengedarkan sendiri tas-tas buatannya. Perjuangannya itu kini berbuah manis.

Haji Amang, kini diketahui sudah bisa memasarkan tas buatannya, hingga ke berbagai daerah di Indonesia. Beliau, kini punya 30 mesin jahit untuk memproduksi tas.

"Saya punya 30 mesin. Dikerjakan sama masyarakat di sini," ungkap Haji Amang.

Mesin-mesin milik Haji Amang, diketahui dipinjamkan ke masyarakat setempat, yang ikut kerja bersamanya. Masyarakat, diketahui memproduksi tas milik para sultan ini di rumahnya masing-masing.

Ada beragam pekerjaan yang dilakukan oleh masyarakat. Mulai dari membuat bordir, hingga menjahit tas dari bahan mentah menjadi berbentuk tas seutuhnya.

Para warga di sana, ada yang bekerja tetap, ada juga yang memilih untuk bekerja paruh waktu. Salah satunya, adalah Deni Ramdani, Kepala Dusun II Pangauban. Di sela-sela kesibukannya sebagai pegawai desa, Deni diketahui ikut menjahit tas bersama sang istri di rumah.

Para sultan ini, menyuplai bahan mentah ke Deni dan warga lain, kemudian 'diracik' menjadi tas jadi. Tas yang diproduksi sendiri, diketahui merupakan tas anak-anak untuk sekolah. Ada yang bergambar karakter kartun seperti Barbie dan Power Ranger, hingga klub sepak bola.

"Per bulan yang bisa dijual tidak tentu. Kalau lagi musim masuk sekolah bisa lebih dari seribu (tas yang terjual per bulan)," kata Haji Amang.

Kadus II Pangauban Deni, punya ceritanya sendiri terkait Kampung Miliarder ini. Menurut Deni, kisah sukses para bos pemilik usaha tas di kampungnya bermula saat terjadinya krisis moneter di tahun 1998.

"Dulu kerja di konveksi di Bandung. Karena krismon, pulang kampung dan buka usaha sendiri di sini," ungkap Deni.

Eksistensi para sultan pemilik rumah super mewah di Kampung Miliarder ini, sangat disyukuri oleh sebagian warga di sana. Sebab, para bos ini berbaik hati memberikan pekerjaan, yang memberikan penghasilan tambahan bagi warga.

Potret Kampung Miliarder di GarutPotret Kampung Miliarder di Garut Foto: Hakim Ghani/detikJabar

Kampung Miliarder yang berada di kaki Gunung Pangauban ini sendiri mulai menjadi perbincangan usai kisahnya dibagikan seorang YouTuber belum lama ini.

Tak heran jika para sultan di sana memiliki rumah yang super mewah, karena mereka bisa menghasilkan duit hingga ratusan juta rupiah per bulannya. Seperti yang diungkap salah satu sultan lain dari Kampung Miliarder, Kusniawan.

"Kalau omzet saya per bulan itu sekitaran Rp 500-600 juta per bulan," kata Kusniawan seperti dikutip detikJabar dari detikProperti. (yum/yum)



Hide Ads