Jabar Hari Ini: Kepsek Jadi Tersangka hingga Bocah Ditemukan Tinggal Tulang

Jabar Hari Ini: Kepsek Jadi Tersangka hingga Bocah Ditemukan Tinggal Tulang

Tim detikJabar - detikJabar
Kamis, 27 Jul 2023 22:01 WIB
ilustrasi pria diborgol
Ilustrasi (Foto: thinkstock).
Bandung -

Beragam peristiwa terjadi di Jawa Barat (Jabar) hari ini, Kamis (27/7/2023). Mulai dari bocah yang hilang di Cianjur ditemukan tinggal tulang hingga wanita muda tewas mengenaskan di Tasikmalaya.

Berikut rangkuman Jabar hari ini:

Peserta MPLS Tewas Tenggelam, Kepsek di Sukabumi Tersangka!

Kepala Sekolah (Kepsek) SMPN 1 Ciambar, Kabupaten Sukabumi ditetapkan sebagai tersangka terkait kematian Mandala Aditya Pratama (13), peserta Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di sekolah tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelum menetapkan sebagai tersangka, polisi terlebih dulu melakukan gelar perkara sebanyak dua kali. Dari hasil gelar perkara akhirnya polisi menetapkan Kepsek SMPN 1 Ciambar sebagai tersangka.

"Hasil dari pemeriksaan (saksi-saksi) dan juga alat bukti yang ada tadi malam telah dilaksanakan gelar perkara, dari penyelidikan dan kemudian diputuskan perkara tersebut naik ke tingkat penyidikan," kata Kapolres Sukabumi AKBP Maruly Pardede didampingi Kasat Reskrim AKP Dian Purnomo, Kamis (27/7/2023).

ADVERTISEMENT

Usai naik status ke penyidikan, polisi kemudian secara maraton kembali memeriksa saksi dan pemenuhan alat bukti. Setelah itu, gelar perkara yang kedua kalinya kembali dilakukan.

"Dilaksanakan gelar perkara, yang tadinya gelar perkara naik ke penyidikan malam tadi dilakukan gelar perkara untuk penetapan tersangka. Dari gelar perkara tersebut, telah ditetapkan tersangka saudara K, kepala sekolah kemudian pasal yang disangkakan pasal 359 KUHP," ujar Maruly.

Hilang 9 Hari, Bocah di Cianjur Ditemukan Sudah Jadi Tulang Belulang

Bocah berusia 8 tahun berinisial S ditemukan meninggal dunia di kawasan Pantai Cikakap, Desa Tanjungsari, Kecamatan Agrabinta, Kabupaten Cianjur. Bocah perempuan yang sempat hilang sejak 9 hari lalu itu ditemukan dalam kondisi sebagian tubuh telah menjadi tulang.

Kapolsek Agrabinta Iptu Nanda Riharja, mengatakan awalnya bocah perempuan tersebut dilaporkan hilang oleh orangtuanya pada 18 Juli 2023 lalu di kawasan Kampung Cikakap Desa Tanjungsari.

"Saat tanggal 18 Juli itu, informasi bocah tersebut pulang diantar oleh saudaranya. Tapi di persimpangan dekat rumahnya, anak tersebut meminta diturunkan dengan alasan akan main ke rumah saudaranya yang lain. Tapi setelah itu bocah tersebut hilang," ucap dia, Kamis (27/7/2023).

Nanda menuturkan pada Kamis pagi, warga menemukan adanya mayat anak-anak dengan kondisi sebagian tubuh sudah menjadi tulang belulang di semak-semak di kawasan Pantai Cikakap.

"Begitu dapat laporan adanya temuan jenazah, anggota langsung berangkat ke lokasi untuk melakukan pengecekan," kata dia.

Setelah dilakukan penyelidikan awal, diketahui mayat anak-anak tersebut merupakan bocah tersebut, bocah yang hilang 9 hari lalu.

"Orangtuanya mengkonfirmasi bahwa itu Sudah, dilihat dari pakaian pada tubuh jenazah tersebut. Langsung kami bawa jenazahnya untuk dilakukan penyelidikan lebih lanjut," kata dia.

Nanda mengatakan pihaknya masih melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait penyebab kematian bocah perempuan tersebut. Sebab jenazah ditemukan sekitar 1 kilometer dari lokasi terakhir korban hilang dan bukan berada di tepi pantai.

"Kami belum bisa memastikan penyebab kematiannya. Kalau tenggelam sangat kecil kemungkinannya karena tidak berada di tepi pantai, tapi tidak ditemukan juga senjata tajam ataupun benda tumpul di dekat korban. Masih didalami penyebabnya (kematian)," pungkasnya.

Wanita Muda Tewas Mengenaskan di Pinggir Rel Kereta Tasikmalaya

Seorang perempuan muda ditemukan meninggal dunia di pinggir rel kereta api, di sekitar Desa Margamulya, Kecamatan Sukaresik, Kabupaten Tasikmalaya, Kamis (27/7/2023) pagi.

Kondisi perempuan itu tewas dalam keadaan mengenaskan, diduga dia tertabrak kereta api.

Polisi dan warga kemudian melakukan evakuasi terhadap jenazah perempuan itu dan membawanya ke kamar mayat RSUD dr Soekardjo Tasikmalaya.

Usai tim Inafis Polres Tasikmalaya Kota melakukan identifikasi, diketahui korban bernama Anita usia sekitar 20 tahun warga Kampung Sukamulya Desa Margamulya Kecamatan Sukaresik Kabupaten Tasikmalaya.

Perwira pengawas piket Polres Tasikmalaya Kota Ipda Hasan Basri menjelaskan pihaknya menerima laporan kejadian itu sekitar pukul 04.00 WIB.

"Bersama Polsek Jamanis dan warga kami langsung menuju TKP dan mengevakuasi korban. Posisi korban memang berada di sekitar rel kereta api," kata Hasan.

Namun sejauh ini pihaknya masih berkoordinasi dengan PT KAI terkait hal tersebut. Belum diketahui kereta relasi mana yang menabrak korban. "Masih diselidiki, koordinasi dengan PT KAI, kita fokus dulu ke korban," kata Hasan.

Dia juga membenarkan setelah dilakukan identifikasi gadis belia itu bernama Anita warga Kecamatan Sukaresik. Polisi juga masih menyelidiki terkait kronologi kejadian itu, termasuk bagaimana bisa perempuan itu jauh-jauh sampai ke TKP. "Untuk kronologi kejadian juga masih diselidiki," kata Hasan.

Petugas kamar mayatRSUD KotaTasikmalaya, Asep mengatakan pihaknya langsung melakukanpemulasaraan jenazah. "Setelah itu langsung ada dari pihak keluarga, tadi setelah beres langsung dibawa oleh pihak keluarga," kata Asep.

Protes Pencemaran Sungai, Aktivis Kirim Sampah ke Kantor Walkot Tasik

Puluhan aktivis lingkungan di Kota Tasikmalaya menggelar aksi demonstrasi di gedung Balekota Kota Tasikmalaya, Kamis (27/7/2023) siang.

Mereka menuntut Pemkot Tasikmalaya memperhatikan masalah pencemaran sungai, khususnya masalah sampah yang menumpuk di hampir semua aliran sungai di wilayah Kota Tasikmalaya. Baik di sungai Ciwulan, sungai Ciloseh dan aliran sungai lainnya.

Selain menggelar orasi, massa aksi yang menamakan dirinya Fortastai (Forum Tasikmalaya Penyelamatan Sungai Ciwulan) juga menggelar aksi teatrikal. Mereka juga menumpahkan sejumlah karung berisi sampah yang mereka kumpulkan dari sungai Ciwulan. Tak ayal halaman kantor Balekota Tasikmalaya yang sebelumnya bersih berubah menjadi kotor.

Sementara aksi teatrikal diwarnai oleh akting seorang aktivis berkostum sampah dan seorang perempuan muda. Pria ini mengibaratkan dirinya sungai Ciwulan yang dipenuhi sampah dan datang ke Balekota untuk meminta pertanggungjawaban pemerintah atas pengelolaan dan pelestarian sungai Ciwulan. Sementara pemeran perempuan muda membungkus dirinya dengan plastik, sebagai perumpamaan pencemaran limbah plastik yang sudah mengancam kesehatan masyarakat.

Saat orasi mereka menyuarakan tentang keprihatinan terhadap kondisi sungai-sungai di Kota Tasikmalaya yang dipenuhi sampah. Selain itu kondisi bantaran sungai yang dipenuhi bangunan juga menjadi bagian isu yang mereka usung.

"Masalah sampah di sungai Ciwulan dan lainnya tidak mendapat perhatian serius dari pemerintah," kata Miftah Rizki, koordinator aksi. Mereka menuntut pemerintah lebih serius menangani masalah ini, karena pencemaran di sungai sudah dianggap parah.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Tasikmalaya Deni Diyana mengakui masalah sampah sungai di Kota Tasikmalaya masih menjadi persoalan yang belum terpecahkan. Selama ini pihaknya menangani sampah sungai yang sudah didaratkan.

"Tak mungkin pemerintah mengatasi masalah sampah sungai sendiri, makanya kami apresiasi ketika ada masyarakat yang memiliki kepedulian, ayo sama-sama kita selesaikan masalah sampah sungai ini bersama-sama," kata Deni.

Terkait penanganan sampah di sungai Deni mengatakan perlu kerjasama semua pihak dan lintas dinas. "Masalah sungai itu kewenangan PSDA Provinsi Jabar, BBWS Citanduy, ada pun kami bertugas mengangkut sampah yang sudah di darat," kata Deni.

Dia juga hendak merangkul semua elemen masyarakat agar sama-sama memiliki kepedulian untuk menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan.

BMKG: Waspada Potensi Megathrust di Pesisir Sukabumi

Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) terus melakukan mitigasi soal kemungkinan terjadinya gempa megathrust di sepanjang Jawa bagian selatan termasuk Sukabumi.

Aktivitas potensi gempa itu tercatat oleh peralatan yang dimiliki BMKG. Hal itu diungkap Fitri Apriadi, Sub Kordinator Pelayanan Jasa Balai Besar Metrologi Klimatologi wilayah II Tangerang Selatan.

"Aktivitas setiap hari ada, artinya setiap hari kita bisa merekam, memonitor gempa bumi sepanjang selatan Jawa ini. Cuma karena tidak dirasakan oleh masyarakat hanya terekam oleh alat," kata Fitri kepada detikJabar, saat ditemui di Citepus, Palabuhanratu, Kamis (27/7/2023).

BMKG terus berkoordinasi dengan sejumlah pihak terkait kemungkinan terjadinya bencana itu. Salah satu yang dilakukan adalah dengan memitigasi masyarakat pesisir agar waspada dan siaga menghadapi segala kemungkinan terkait kebencanaan.

"Kita memang harus bisa membedakan antara potensi dan prediksi sebagaimana kajian ilmiahnya bahwa sepanjang pantai selatan Jawa itu ada potensi gempa bumi yang menyebabkan tsunami yang diakibatkan megathrust dari sepanjang selatan pantai Jawa. Jadi hal itu bukan untuk menakut-nakuti masyarakat bahwa akan ada tsunami tapi kita memitigasi jika ada kemungkinan potensi tsunami artinya masyarakat sudah siap. Artinya kita sudah bisa meminimalisir kerugian (akibat) bencana," katanya.

"Kita sebagai instansi yang memonitor ya, terjadinya gempa bumi. Memonitor bahwa penelitian pengkajian potensi ini memang ada di pantai selatan Jawa. Tsunami itu seperti tadi peta yang ditampilkan bahwa potensi itu sepanjang pantai selatan itu sudah ada potensinya kita membuat kajian 8,7 skala richter," sambungnya.

Salah satu upaya kesiapsiagaan yang dilakukan salah satunya adalah dengan melibatkan warga yang berstatus Desa Tanggap Bencana (Destana). Salah satunya di Desa Citepus, Kecamatan Palabuhanratu.

"Kita sebagai fasilitator pendamping, mendampingi Desa Citepus menyiapkan sebagai desa yang siap tangguh tsunami. Artiya ready, jadi kesiapsiagaan masyarakat Desa Citepus dalam menghadapi tsunami," ujarnya.

Fitri menjelaskan bagian kesiapsiagaan itu yang nanti akan diverifikasi oleh UNESCO. "Ini baru akan diverifikasi nah nanti Desa Citepus ini salah satu desa yang kita daftarkan, kita usulkan. Jadi kebanggaan juga bagi Desa Citepus apabila sudah diverifikasi, di kukuhkan nanti Desa Citepus ini dikukuhkan sebagai percontohan sepanjang pantai Jawa bagian selatan, bahwa desa ini sudah siap sebagai desa yang tangguh, siap terhadap tsunami. Ada 12 indikator yang harus dipenuhi nantinya," pungkas Fitri.

Halaman 2 dari 2
(bba/mso)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads