Jabar Hari Ini: Gugatan Panji Gumilang ke Ridwan Kamil

Jabar Hari Ini: Gugatan Panji Gumilang ke Ridwan Kamil

Tim detikJabar - detikJabar
Selasa, 25 Jul 2023 22:00 WIB
Panji Gumilang
Panji Gumilang (Foto: Rumondang Naibaho/detikcom)
Bandung -

Sejumlah peristiwa mewarnai pemberitaan di Jawa Barat (Jabar) hari ini, Selasa (25/7/2023). Mulai dari Pimpinan Ponpes Al-Zaytun Panji Gumilang gugat Ridwan Kamil hingga 198 orang korban keracunan di Cimahi masih dirawat.

Berikut rangkuman Jabar Hari Ini:

Panji Gumilang Gugat Ridwan Kamil

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil digugat oleh pimpinan Ponpes Al-Zaytun Panji Gumilang ke Pengadilan Negeri (PN) Bandung. Gugatan tersebut terdaftar dengan nomor perkara 325/Pdt.G/2023/PN Bdg dengan klasifikasi perkaranya adalah perbuatan melawan hukum.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat dikonfirmasi, pengacara Panji Gumilang, Hendra Effendi menjelaskan, gugatan itu dilayangkan berkaitan dengan perbuatan melawan hukum yang diduga dilakukan Ridwan Kamil kepada Panji Gumilang melalui beberapa pernyataan soal Ponpes Al-Zaytun. Hendra menganggap Ridwan Kamil tergesa-gesa dalan menyimpulkan pernyataan.

"Aduannya ya perbuatan melawan hukum. Secara ini sih banyak ya, kalau dilihat dari berbagai sisi. Kita lebih mengarah kepada beberapa langkah-langkah kerja, intinya tergesa-gesa," ujarnya.

ADVERTISEMENT

"Beberapa pekerjaan yang kita duga tidak tuntas, tidak mengacu bagaimana seorang pimpinan menyelesaikan masalah, dengan persoalan yang begini viral-nya, harusnya tampil beliau layaknya seorang pimpinan di tengah masyarakat apapun itu masyarakat dan siapapun masyarakatnya," lanjutnya.

Hendra menyebut, salah satu yang dipersoalkan yakni tentang kinerja tim investigasi yang dibentuk Ridwan Kamil. Namun tim tersebut hanya diberi waktu 7 hari sebelum akhirnya penanganan polemik Al-Zaytun diambil alih pemerintah pusat.

"Iya ada termasuk itu diantaranya yang waktu itu ada agenda yang akan tabayun, kemudian belum dilaksanakan tabayun sudah ada kesimpulan, menganggap ya sudah selesai padahal secara konteks persoalan tidak selesai diserahkan ke pusat," ungkapnya.

"Kalau kerja 7 hari itu menyelesaikan masalah nggak masuk akal. 7 hari itu kerjaan apa, masalah rumit begitu. Ya intinya kurang lebih itu ya," imbuh Hendra.

Saat ini, Hendra menuturkan pihaknya sedang menunggu jadwal sidang dari PN Bandung terkait gugatan yang dilayangkan kepada orang nomor satu di Jawa Barat tersebut. "Iya (menunggu jadwal), belum ada informasi," tuturnya.

Ridwan Kamil pun menanggapi santai gugatan Panji Gumilang tersebut. Hal itu dia ungkapkan melalui unggahan di akun media sosial pribadinya. Pria yang akrab disapa Kang Emil ini mengaku siap dan berharap permasalahan akan terang jika ditempuh dengan jalur hukum.

"SILAKAN SAJA. Karena ini adalah negeri hukum. Justru baik agar permasalahan bisa terang benderang. Ini hanya urusan peradilan duniawi," kata Emil seperti dilihat detikJabar dari unggahan di akun Instagramnya, Selasa (25/7/2023).

Emil menegaskan jika dirinya telah bersumpah untuk menjaga Jawa Barat dan membela umat serta syariat dari hal-hal yang membahayakan dan meresahkan. Dia menyatakan jika setiap keputusannya, diambil berdasarkan nasehat dari para ulama di Jabar.

"Sebagai pemimpin Jawa Barat, saya sudah bersumpah untuk menjaga Jawa Barat dan NKRI serta berkewajiban membela umat dan syariat dari hal-hal yang membahayakan dan meresahkan," katanya.

"Setiap keputusan terkait keumatan, saya selalu mendengarkan nasehat para ulama-ulama Jawa Barat," ujarnya menambahkan.

Mantan wali kota Bandung ini juga mengungkapkan nasehat dari sosok almarhum kakeknya yang merupakan Panglima Hizbullah NU. Menurutnya setiap keturunan sang kakek diharuskan untuk membela agama dan negara.

"Bagian dari nasehat almarhum kakek saya KH Muhjiddin, Panglima Hizbullah NU pada jaman kolonial, agar keturunannya selalu bela agama dan negara. Almarhum kakek dipenjara Belanda, dimusuhi DI TII dan PKI. Saya cucunya wajib melanjutkan apa yang kakek saya perjuangkan," kata Emil.

Anies Baswedan Menginap di Rumah Susi Pudjiastuti

Bakal Calon Presiden (bacawapres) 2024 Anies Rasyid Baswedan melakukan agenda politik ke Pangandaran. Dia tiba pada Senin (24/7) sore di kediaman Susi Pudjiastuti.

Anies dan Susi bertemu empat mata di Pangandaran hingga menginap. Pada Selasa (15/7) Anies diajak Susi ke Pantai Pangandaran. Agenda mendadak itu dilakukan Anies secara sengaja.

Usai diajak dari pantai Pangandaran Anies diantarkan Susi ke Beach Strip penerbangan Susi Air menuju Nusawiru dan bertemu para relawan di Woody Villa, Desa Karangjaladri, Kecamatan Parigi, Kabupaten Pangandaran.

Anies Baswedan mengatakan Susi Pudjiastuti merupakan sahabat lamanya. Sehingga, pertemuan antara keduanya tak lagi canggung.

"Selama pandemi beliau kan lebih kebanyakan di sini, kemarin datang. Ngobrol banyak hal, bermalam di rumahnya, diajak ke pantai, diskusi banyak hal dan obrolan teman lama apa aja dibahas," kata Anies kepada wartawan, Selasa (25/7/2023).

Anies juga mencicipi masakan yang disajikan Susi berupa makanan seafood dan olahan ikan lainnya. Selain menyantap makanan, ia juga menyempatkan diri bermain dengan cucu dari Susi.

"Perjumpaan kita pertemuan dua sahabat, saya bermalam di rumah beliau, itulah ngobrol aja kemarin mah," kata Anies.

Ia mengatakan dengan Susi belajar banyak hal tentang lingkungan hidup, pengerukan pasir laut, bagaimana nasib nelayan, perbaikan kebijakan kemaritiman, cerita tentang bagaimana kebijakan-kebijakan terkait dengan transportasi udara.

"Karena itu wilayah beliau, bicaranya itu santai, temanya bermacam-macam, ada yang serius. Ya kita bahas soal politik juga," katanya.

Geng Motor Garut Bacok Pemuda Tak Berdosa

Seorang pemuda bernama Silvan menjadi korban pembacokan yang dilakukan dua anggota geng motor. Satu di antara dua pelaku sudah ditangkap, sedangkan satu lainnya dinyatakan sebagai orang yang dicari polisi saat ini di Garut.

Aksi pembacokan yang menimpa Silvan terjadi belum lama ini, di kawasan Jalan Guntur, Kecamatan Garut Kota, tepatnya di depan pusat perbelanjaan Garut Plaza.

Menurut Kapolres Garut AKBP Rohman Yonky Dilatha, kejadian bermula saat Silvan dan temannya, menggunakan dua sepeda motor melintas di sekitar lokasi.

Tepat di tempat kejadian, laju motor Silvan terhenti, karena dia menerima telepon. Di saat yang sama, datang dua orang pelaku, inisial S dan AK menggunakan sepeda motor.

Entah apa alasannya, S dan AK tiba-tiba datang menghampiri Silvan dan temannya yang minggir dari jalanan.

"Pelaku S loncat dari motor pelaku AK. Dia kemudian mengacungkan golok ke arah korban dan dua temannya," ujar Rohman, Selasa (25/7/2023).

Dua teman Silvan lari tunggang-langgang menggunakan sepeda motor. Sedangkan Silvan yang sedang menerima telepon terpojok dan dihampiri para pelaku, karena motornya mendadak tak bisa jalan.

Menurut Rohman, pelaku S tanpa basa-basi langsung menendang korban hingga tersungkur. Korban sempat berlari tapi terjatuh.

"Pelaku S kemudian menebaskan senjata tajam jenis golok ke arah korban. Perbuatan itu diikuti oleh pelaku AK, yang juga membagikan golok sebanyak tiga kali ke punggung korban," katanya.

Aksi pengeroyokan yang menimpa Silvan itu dilihat oleh warga setempat. Warga kemudian berbondong-bondong melerainya dan langsung membawa Silvan yang mengalami luka di beberapa bagian tubuhnya ke rumah sakit.

Setelah korban melaporkan kejadiannya ke polisi, personel Polsek Garut Kota dibantu Satreskrim Polres garut yang dipimpin AKP Deni Nurcahyadi kemudian melakukan pengejaran terhadap para pelaku. AK berhasil diringkus polisi tanpa perlawanan. Sedangkan S hingga kini masih jadi buronan.

"Yang buron sudah kita ketahui identitasnya dan saat ini sedang dalam pengejaran tim kami," kata Rohman.

Menurut pengakuan AK, keduanya nekat melakukan aksi pengeroyokan lantaran dendam kesumat mereka terhadap kelompok motor lain.

"Tapi pada praktiknya, mereka melakukan penyerangan dengan menyasar orang lain secara random atau acak," katanya.

Polisi mengamankan sejumlah barang bukti dari tangan AK. Salah satunya, adalah golok yang dipakai membacok korban. Sedangkan korban sendiri, diketahui mengalami luka akibat senjata tajam di bagian punggung.

"Pelaku kami jerat dengan Pasal 170 KUHP karena telah terang-terangan dan bersama-sama melakukan kekerasan terhadap orang atau barang. Ancaman hukumannya 7 tahun penjara," pungkas Rohman.

Rumah di Bandung Kebakaran Akibat HP Meledak

Kebakaran rumah terjadi di Sekelimus Barat, Kelurahan Batununggal, Kecamatan Bandung Kidul, Kota Bandung. Atap rumah yang ada di permukiman padat penduduk itu hangus dilalap si jago merah.

Pantauan detikJabar, Selasa (25/7/2023) sekitar Pukul 09.45 WIB petugas dari Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Diskar PB) Kota Bandung masih melakukan pendinginan.

"Kita terima laporan Pukul 09.03 WIB dari masyarakat bahwa terjadi kebakaran di Sekelimus, satu rumah, kita masih menginvetarisir rumah mana saja yang terdampak," kata Kabid Kesiapsiagaan Operasi Pemadaman dan Penyelamatan Diskar PB Kota Bandung M Yusuf di TKP.

Yusuf mengungkapkan, 5 mobil pemadam kebakaran dari UPT Timur dan Pusat diterjunkan untuk melakukan penanganan.

"Kita tidak mau menanggung resiko karena ini ada di pemukiman padat penduduk," ujarnya.

Yusuf pastikan hanya satu unit rumah yang terbakar dan tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini.

"Alhamdulillah sekarang dengan dilakukan pendinginan. Penyebab belum diketahui, kita fokus pemadaman, tidak ada korban hasil investigasi dan pengecekan anggota keluarga milik rumah," ungkapnya.

Sementara itu, pemilik rumah Lina mengatakan, api diduga muncul akibat ledakan dari charger handphone.

"Api muncul dari atas, dari kamar kakak, lagi ngecas HP," kata Lina.

Lina menyebut, api muncul dan membesar sangat cepat. Dia sempat lakukan pemadaman dengan alat seadanya. Karena api terus membesar, dia dan anggota keluarganya berlari menyelamatkan diri.

"Saya baru keluar toilet, pas lihat api udah besar, sempat disemprot air tapi membesar," tambah Lina.

198 Korban Keracunan di Cimahi Masih Dirawat

Kasus keracunan di Kelurahan Padasuka, Kecamatan Cimahi Tengah, Kota Cimahi belum menunjukkan tanda-tanda mereda. Hingga hari ketiga, jumlah warga yang keracunan terus bertambah.

Berdasarkan catatan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cimahi, sejak Minggu (23/7/2023) hingga Selasa (25/7/2023), total ada 336 warga yang terdampak keracunan massal.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular pada Dinkes Kota Cimahi, Dwihadi Isnalini, jumlah tersebut melebihi undangan yang hadir dalam kegiatan reses anggota DPRD sehari sebelum kejadian.

"Sampai hari ini, total ada 336 warga yang terdampak keracunan makanan. Dibandingkan informasi yang hadir di kegiatan, sebetulnya karena ada pasien yang rawat jalan lalu dirujuk pulang, ada gejala lagi jadi datang lagi ke rumah sakit dan dirawat," ujar Dwihadi saat ditemui di Pemkot Cimahi, Selasa (25/7/2023).

Dari total 336 warga yang keracunan itu, ada 198 warga yang masih menjalani rawat inap di rumah sakit. Sementara sisanya menjalani rawat jalan dan sudah diizinkan pulang.

"Jadi di RS Dustira paling banyak, sejak hari pertama itu merawat 108 pasien. Lalu Mitra Kasih total rawat inap ada 42 orang. Di RS Cibabat ada 44 orang, dan di RS Kasih Bunda ada 4 orang. Ada di RS MAL itu hanya rawat jalan saja," kata Dwihadi.

Hingga hari ketiga kejadian keracunan massal, Dwihadi mengatakan cukup banyak pasien yang sudah dirujuk pulang namun kembali lagi ke rumah sakit karena gejala keracunan timbul lagi.

"Apabila sudah di rumah misalnya bergejala lagi, mungkin memang harus ditangani lagi. Karena untuk hari pertama mungkin gejala awalnya tidak berat dan sudah ditangani," ucap Dwihadi.

Sejauh ini pihaknya belum menerima laporan adanya korban keracunan yang mengalami gejala dehidrasi berat sehingga harus masuk ke ruang perawatan ICU.

"Kondisi pasien sampai harus diinfus itu sebetulnya dia termasuk dehidrasi sedang. Nah sampai sekarang, kalau dehidrasi berat kami belum ada laporan. Jadi sejauh ini penanganan rata-rata diinfus," tutur Dwihadi.

Penuhnya tiga rumah sakit itu, dialami oleh Fitri, salah satu warga Kelurahan Padasuka, Kecamatan Cimahi Tengah, Kota Cimahi yang anaknya turut mengalami keracunan makanan.

Ia dan sang anak datang lagi ke RS Mitra Kasih menggunakan ambulans kelurahan pada Selasa pagi. Namun anaknya tak bisa masuk dan diarahkan ke RS Kasih Bunda karena RS Mitra Kasih sudah penuh.

"Di sini (RS Mitra Kasih) ruangannya sudah penuh, jadi diarahkan ke RS Kasih Bunda cari ruangan sendiri," kata Fitri.

Anaknya sebetulnya sempat dirawat di hari pertama kejadian pada Minggu (23/7/2023) malam, namun anaknya kemudian diizinkan pulang karena sudah mendapatkan penanganan.

"Nah pas di rumah itu anak saya kerasa lagi (gejalanya), terus saya bawa ke RS Mitra Kasih. Tapi karena penuh jadi diminta ke rumah sakit lain yang masih kosong," tutur Fitri.

Halaman 2 dari 2
(ral/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads