Suasana di arena skate yang ada di Taman Pramuka, Kota Bandung, cukup sepi. Dari kejauhan, seorang wanita bercadar hitam tampak menuntun seorang pria berkaus putih meneteng papan skate di tangan kanannya. Pria yang dituntun wanita bercadar itu adalah suaminya.
Pria itu tidak bisa melihat alias penyandang difabel netra. Kedatangannya ke arena skate itu untuk bermain skateboard.
Adalah Dino Julisnianta Nursyam (28), meski dirinya memiliki keterbatasan. Buka hal yang sulit bagi Dino bermain skateboard di arena skate itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setiap Hari Jumat, Dino kerap diantar sang istri Dian Jelita (35) untuk bermain skateboard di tempat tersebut. Tak hanya menuntun Dino ke arena skate, Dian juga memberi arahan kepada Dino agar saat bermain skateboard-nya berjalan di lintasan yang tepat.
"Di sini ya," kata Dino sambil meletakkan skateboard-nya.
"Iya betul," ucap Dina.
Setelah mendapatkan aba-aba, Dino pun langsung memainkan papan skatenya. Awalnya Dino hanya bermain-main biasa, maju, lalu mundur lagi dan terus seperti itu.
Setelah merasa nyaman, Dino pun langsung memainkan teknik-teknik skateboard yang sudah dikuasainya, salah satunya teknik melompat atau ollie.
Bagi manusia normal dengan penglihatan yang sempurna, teknik itu sudah biasa, namun bagi Dino, hak itu sangat luar biasa, karena atlet profesional pun belum tentu mampu bermain ollie tanpa melihat.
15 menit bermain dengan papan skatenya, Dino pun memutuskan untuk beristirahat sejenak. Dina pun langsung mengajak sang suami, dengan menuntunnya ke pinggir arena.
![]() |
Meski pun beristirahat, kaki Dino tetap diletakkan di atas papan skate, meskipun posisinya duduk di tembok pembatas arena, dengan lincahnya dia menaikkan dan menurunkan kakinya di atas papan skate itu.
detikJabar berkesempatan berbincang dengan Dino. Dino mengaku, matanya buta bukan bawaan lahir, melainkan karena penyakit yang dideritanya yakni glukoma.
"Saya suka dengan skate dari kecil, sejak tinggal di Padang dulu tahun 2003 lihat orang main skateboard, saya tertarik, cuman belum main, mainnya di tahun 2010 pas saya masih mencari jati diri," kata Dino membuka perbincangan.
Dino mengaku, dia mulai aktif bermain skateboard setelah pindah ke Bandung. Pada saat itu, di kala teman-temannya memilih bergabung dengan geng motor atau berolahraga seperti main basket, Dino lebih tertarik dengan skateboard.
![]() |
"Saya lihat siaran di televisi skateboarding, lihat ridernya, tertarik, lihat fashionnya, lihat gaya main skate, wuih ada permainan, olahraga, tapi fashionable banget, akhirnya tahun 2010 itu mulai," ungkapnya.
"Awal main di rumah, sendirian, dulu belajar gak mudah seperti sekarang yang sudah banyak video tutorial, kalau zaman itu lihat video skate gabung komunitas, belum ada tutorial atau skate school, sekarangkan sudah banyak," tuturnya.
(wip/yum)