Asisten Daerah (Asda) Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Jawa Barat yang juga mantan Kadisdik Jabar Dedi Supandi menyekolahkan anak keduanya ke SMA swasta.
detikJabar mengkonfirmsi kepada Dedi Supandi terkait hal tersebut, Minggu (16/7/2023) via sambungan telepon. Menurut Dedi, Najwan (16) anak bungsunya masuk SMA swasta karena keinginan sendiri.
"Saya kalau ditanya komentar, saya hanya sampaikan ke anak saya, tidak ingin kamu sekolah kemana-mana, sebagai ayah saya hanya ingin kamu jadi anak bermanfaat, urusan sekolah, tentukan dan pilih sendiri," ucap Dedi menirukan perkataan yang disampaikan kepada anaknya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal tersebut juga disampaikan kepada anak keduanya Ghaftan (17) yang tahun lalu masuk SMK negeri di Kota Bandung tahun 2022 lalu.
"Saya juga sampaikan ke kakaknya, kakaknya pengen ke SMK yang membidangi otomotif, dia ke SMK 6, dekat rumah," ujar Dedi.
Dedi mengungkapkan, dia tak pernah memaksa anaknya masuk sekolah negeri. Masuknya Najwan ke SMA swasta keinginannya sendiri.
"Jauh-jauh hari saya tanya kamu mau kemana, jawabannya pilihannya enggak ada yang ke negeri, yang diinginkannya dia ingin pertama ke Krida Nusantara, pilihan kedua ke Taruna Bhakti," ungkapnya.
Dari dua pilihannya itu, Najwan akhirnya lolos ke SMA Krida Nusantara yang berada di Kecamatan Cibiru, Kota Bandung. Sekolah itu dipilih Najwan karena tiga hal.
"Kenapa pengen di situ? Dia bilang karena di situ menggabungkan tiga karakter, ada kurikulum aliyah kegamaan, vokasi SMK dan kurikulum SMA ada," tambahnya.
Sebenarnya bukan hal yang sulit bagi Dedi memasukkan anaknya ke SMA negeri, karena sebagai Ketua Gugus Percepatan Vaksinasi COVID-19 Jawa Barat, bisa menggunakan jalur afirmasi untuk masukan anaknya, tapi Najwan kekeuh ingin masuk SMA swasta.
"Enggak, awalnya Enggak saya tanya, cuman saya bilang kamu gak pengen kaya orang lain ke negeri favorit. Saya gak mau katanya masuk negeri, nanti orang lihat hanya ayah saya. Kalau jalur afirmasi tinggal pakai Gugus Tugas COVID-19, bisa kan, kita kan ketua gugus percepatan vaksin, kalau mau ya (tinggal ajukan), nilai dia juga gak jelek-jelek amat," jelasnya.
Dedi juga berpesan kepada kedua anaknya, mau negeri atau swasta yang terpenting mereka harus memiliki karakter setelah duduk di bangku sekolah menengah atas.
"Saya bilang sebaiknya seperti itu, karena saya juga dipesankan sama orang tua saya, sebaik-baik orang adalah yang bermanfaat baik orang lain. Dimana pun sekolahnya jangan lihat sekolahnya tapi kamu harus punya karakter," pungkasnya.
(wip/yum)