Jabar Hari Ini: Kala Teror Hantui Keluarga Usai Kematian Noven

Jabar Hari Ini

Jabar Hari Ini: Kala Teror Hantui Keluarga Usai Kematian Noven

Tim detikJabar - detikJabar
Senin, 10 Jul 2023 22:00 WIB
Siswi SMK Bogor, Andriana Yubelia Noven Cahya (18), korban pembunuhan di Baranangsiang, Kota Bogor pada 8 Januari 2019. Pelaku saat ini masih belum terungkap.
Foto: Siswi SMK Bogor, Andriana Yubelia Noven Cahya (18), korban pembunuhan di Baranangsiang, Kota Bogor pada 8 Januari 2019. Pelaku saat ini masih belum terungkap. (Dok. Istimewa)
Bandung - Beragam peristiwa terjadi di Jawa Barat hari ini, Senin (10/7/2023) dari mulai Anas Ubaningrum bebas murni hingga aliran duit suap Wali Kota Bandung mengalir ke Anggota DPRD Kota Bandung.

4 Orang yang Bikin Kekacauan di Sukabumi Diamankan

Polisi amankan empat orang gerombolan bermotor buntut dari aksi yang dilakukan di Kampung Alfurqon, Desa Cisolok, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi.

Mereka terjaring polisi saat berada di area Pantai Pajagan, Cisolok. Namun saat dimintai keterangan mereka tidak mengakui ikut dalam aksi teror di permukiman warga.

"Ada yang diamankan, tapi tidak ada kaitannya dengan kejadian malam, tapi (bagian dari) kelompoknya saja. Ada 4 orang," kata Kapolsek Cisolok, AKP Aguk Khusyaeni saat dihubungi detikJabar hari ini.

Sekretaris Kecamatan (Sekmat) Cisolok, Okih Fajri Asyidik juga membenarkan kabar adanya 4 orang yang diamankan di Polsek Cisolok. Okih juga menyebut, mereka tidak mengaku terlibat dalam aksi teror malam tadi.

"Malam memang sudah diamankan, mereka yang diduga berasal dari salah satu kelompok motor. Meskipun mereka tidak mengakui bagian dari kelompok yang ikut melakukan tindakan malam tadi. Sudah penanganan oleh polisi, kita ikut serta dalam konteks kewilayahan," kata Okih.

Okih membeberkan kronologi diamankannya 4 orang tersebut. Menurutnya, mereka diamankan saat berada di sekitar Pantai Pajagan.

"Mereka ketika kita di lokasi kejadian malam tadi itu, ada informasi sekelompok orang di Pajagan dengan ciri-ciri yang disampaikan korban, langsung kita kejar ke sana kita amankan dan bawa ke Polsek. Tiga orang warga Cisolok dan satu warga Kota Sukabumi," jelas Okih.

"Indikasi (siapa) pelakunya belum terurai, ketika kita interogasi dia tidak mengakui ikut serta dalam kejadian semalam. Kemudian terkait senjata api, kami luruskan pihak keterangan Bu Nining (korban) itu jenisnya pistol ya, apakah betulan atau hanya mainan belum jelas. Intinya seperti pistol," sambung dia.

Terkait kondisi terkini, Okih memastikan wilayah Kecamatan Cisolok saat ini sudah kondusif. "Malam tadi kami bersama personel Koramil, kepolisian, aparat desa di lokasi. Kondisi saat ini secara keseluruhan sudah kondusif," pungkas Okih.

Teror Usai Kematian Misterius Noven

Teror kerap didapatkan keluarga pasca kematian Andriana Yubelia Noven Cahya (18), siswi SMK Baranangsiang yang tewas ditusuk orang misterius di kawasan Baranangsiang, Kota Bogor pada 2019 lalu.

Teror dan intimidasi terhadap keluarga, dikatakan ibunda Noven, Cornelia Lucia. Dia mengatakan teror berupa pesan singkat atau melalui WhatsApp didapat orangtua dan keluarga di tahun pertama kasus Noven. Intensitasnya pun menurun di tahun kedua dan tahun keempat kasus pembunuhan misterius tersebut.

Akibat teror tersebut, ayah Noven bahkan sampai enggan membawa ponsel saat bekerja. "Terornya beragam, mulai dari ancaman keselamatan hingga teror lainnya. Sampai suami saya sering tinggal HP-nya di rumah. Karena malas lihat pesan masuk apalagi bernada ancaman. Daripada jadi kepikiran lebih baik tidak dibaca," katanya hari ini.

Bahkan, handphone dia dan suaminya diretas oleh orang misterius. File foto hingga riwayat percakapan di WhatsApp terkait perkembangan kasus Noven tiba-tiba hilang.

"Sampai diretas juga handphone saya dan suami. Foto-foto Noven hilang. Percakapan juga terhapus," tuturnya.

Senada, Martinus Dwi Iswanto, paman korban, mengatakan keluarga besar dari Noven juga mendapatkan indimidasi dari beberapa pihak.

Menurutnya kakak tertuanya tiba-tiba dihampiri seseorang sambil meminta keluarga Noven untuk tidak terus mengusut kasus pembunuhan tersebut.

"Sampai ke keluarga besar juga ada intimidasi. Kakak saya yang juga paman dari Noven tiba-tiba disalahkan atas pengusutan kasus pembunuhan tersebut. Orang itu bilang ke kakak saya kenapa harus diusut kasusnya? Ini kan jadi aneh. Orang tuanya Noven dapat teror, keluarga besar ada intimidasi. Jadi seolah kasus ini tidak boleh diusut dan jangan sampai terungkap pelakunya," jelas dia.

Martinus berharap pihak kepolisian, terutama Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo bisa mengungkap kasus yang sudah empat tahun belum terbongkar tersebut.

"Kami minta kasusnya segera diungkap, supaya Noven bisa beristirahat dengan tenang. Pelakunya dihukum setimpal," kata Martinus.

Perpisahan Sekolah di Sukabumi Berakhir Ricuh

Jagat maya di Kota Sukabumi dihebohkan dengan kericuhan dalam kegiatan samenan atau perpisahan sekolah. Kegiatan itu diwarnai adu jotos. Polisi turun tangan menyelidiki kejadian tersebut.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, peristiwa kericuhan itu terjadi pada Minggu (9/7) sore di Kampung Cibunar, Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi. Peserta pawai terlibat keributan dan adu jotos dengan warga saat melintasi jalanan kampung tersebut.

Ada dua video yang beredar di media sosial. Dalam video pertama, terlihat seorang pemuda menggunakan kaus hitam mendorong pemuda lain. Karena tersulut emosi, mereka pun jotos-jotosan hingga menyebabkan pemotor wanita yang membawa balita terjatuh.

Dalam video, wanita tersebut langsung menggendong balitanya dan bergeser ke pinggir jalan. Tak cukup sampai di situ, seorang pemuda lain tampak atraksi jumping motor dan berniat menggilas pemuda lain yang terkapar di jalan. Beruntung hal itu dapat dicegah oleh warga sekitar.

Kericuhan itu tak berhenti sampai di sana, di lokasi lain mereka kembali terlibat perkelahian. Momen tersebut juga diabadikan oleh warga setempat dan viral di media sosial.

Kapolsek Kadudampit Iptu Iwan Kurniawan mengatakan kejadian ini berawal ketika peserta pawai kelulusan Madrasah Diniyah Jamiyatussibyan melewati Kampung Cibunar. Saat melewati iring-iringan pawai, salah satu penonton tersenggol dengan atribut pawai dan akhirnya terjadi keributan.

"Akan saya jelaskan, bahwa kejadian tadi yang di muara dua adalah kesalahpahaman antara peserta pawai yang berujung perkelahian," kata Iwan saat dikonfirmasi awak media hari ini.

Iwan mengungkapkan, pemicu perkelahian itu saat warga tak terima terkena alat peraga. Polisi juga memeriksa dugaan pengaruh obat terlarang dan minuman keras pada terduga pelaku penganiayaan.

"Pemicunya itu adalah mereka membawa alat peraga, dorong-dorongan sehingga terjadi perkelahian. Sewaktu kita tanya dan kita periksa, mereka tidak terindikasi ataupun mengkonsumsi minuman dan obat-obatan terlarang," ucapnya.

Selanjutnya, pihak kepolisian bersama TNI, aparat desa, tokoh masyarakat dan panitia pawai melakukan musyawarah. Kasus tersebut diputuskan untuk diselesaikan secara kekeluargaan.

Siap Kembali ke Kolam 'Politik' Anas Ubaningrum Bebas Murni

Usai menjalani cuti menjelang bebas (CMB) selama tiga bulan, Mantan Ketum Demokrat Anas Urbaningrum resmi bebas murni.

Setelah masa berlaku CMB-nya habis, Anas datang ke Bapas Bandung, Jalan Ibrahim Adjie hari ini. Dia diantar oleh simpatisannya. Sekitar 30 menit, Anas pun keluar bersama pejabat Bapas Bandung.

"Secara resmi selesai menjalani CMB, dapat sertifikat (surat kebebasan)," kata Anas kepada awak media.

Selama menjalani CMB selama 3 bulan, Anas mengaku jika dirinya dinilai patuh sehingga dirinya dinyatakan bebas murni. Bahkan, Anas menyebut surat kebebasan itu sebagai 'sertifikat cumlaude'.

"Ini statusnya apa, cumlaude? Karena tidak ada hal-hal pelanggaran kita anggap saja statusnya cumlaude," ujar Anas.

Anas mengungkapkan, dengan bebas murni ini dirinya dapat beraktivitas tanpa ada hambatan. Dia menyebut jika saat ini dia menjadi orang yang merdeka, termasuk terjun kembali ke dunia politik.

"Politik akan diikuti, persisnya apa lihat saja. Insya Allah komunitas saya, komunitas politik dan kolam saya kolam politik Insya Allah saya akan masuk lagi ke kolam itu, tunggu saja, gak boleh dikatakan di Bapas, akan saya katakan di tempat lain," ungkap Anas.

Disingung jika saat ini dirinya bisa berbicara lantang dan kencang kembali, Anas menyebut jika volumenya akan dinaikan.

"Bisa, volumenya bisa dinaikan, subtansinya bisa lebih merdeka, karena sertifikat ini tanda merdeka penuh," ujar Anas berceloteh.

Selain itu, saat disingung apakah dirinya bakal bertemu dengan mantan Presiden ke 6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Anas menyebut, menunggu mimpi.

"Nunggu mimpi dulu," ujar Anas.

Sejak bebas, Anas belum bertemu langsung dengan SBY. "Batin, komunikasi batin," tuturnya. "Prinsipnya saya akan melakukan hal-hal baik dan hal-hal lebih baik, dalam konteks pribadi maupun dalam konteks kepentingan publik, itu jadi pegangan saya. Mudah-mudahan bisa nyambung lagi dengan teman-teman di mana pun, apapun yang akan saya lakukan nanti ada faedahnya," tambah Anas.

Sementara itu, pembimbing Kemasyarakatan Bapas Bandung Budiana mengatakan, CMB Anas Ubaningrum habis pada Minggu 9 Juli 2023.

"Beliau berakhirnya kemarin tanggal 9, tapi karena kemarin hari Minggu maka pemberian surat keterangan masa berakhir diberikan hari ini," ujarnya.

"Selama beliau menjalani cuti menjelang bebas selama 3 bulan, beliau melakukan wajib lapor ke Bapas 2 minggu sekali, jadi totalnya 6 kali wajib lapor, dan selama menjalani program CMB sesuai ketentuan berlaku tidak pernah melanggar yang ada aturan CMB, sehingga beliau berhak mendapat surat pembebasan bimbingan," kata Budiana menambahkan.

Duit Suap Walkot Bandung Cs Mengalir ke Anggota DPRD

Kasus suap Wali Kota Bandung nonaktif Yana Mulyana kembali berlanjut di persidangan. Dalam sidang dengan agenda pemeriksaan saksi itu disebut jika fee anggaran untuk proyek Bandung Smart City turut dinikmati anggota DPRD Kota Bandung.

Pengakuan itu disampaikan Kasi Lalu Lintas Jalan pada Dishub Kota Bandung Andri Fernando Sijabat. Di persidangan, Andri membeberkan bahwa fee proyek Bandung Smart City untuk pengadaan CCTV maupun jaringan internet atau ISP pada 2022 mengalir ke DPRD Kota Bandung.

"Jadi uang itu dimanfaatkan untuk kebutuhan dinas. Selebihnya yang saya tahu (diberikan) ke DPRD Kota Bandung," kata Andri di Pengadilan Tipikor Bandung hari ini.

Andri mengatakan, uang pemberiaan untuk DPRD sudah diatur Sekretaris Dishub Kota Bandung Khairur Rijal. Namun, ia tidak mengetahui berapa jumlah uang yang disiapkan maupun siapa anggota DPRD Kota Bandung yang menikmati uang fee tersebut.

Jaksa Penuntut Umum (JPU) KPK lalu menanyakan kembali siapa saja yang menikmati aliran uang fee tersebut. Andri mengaku hanya mengetahui uang tersebut diberikan kepada Kepala Dishub Kota Bandung Dadang Darmawan.

"Pimpinan paling, Pak Kadis, Pak. Selebihnya saya nggak tahu. Yang saya ketahui itu," ucap Andri.

Kasi Perlengkapan Jalan pada Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bandung Dimas Sodik Mikail turut membeberkan peran DPRD dalam memuluskan proyek pengadaan CCTV untuk program Bandung Smart City. Sebagai imbalannya, DPRD mendapat bagian 10 persen ketika proyek itu selesai dilaksanakan.

Dalam persidangan, terungkap jika anggaran pengadaan CCTV awalnya diserahkan kepada Diskominfo. Setelah tahun 2020, anggaran tersebut dialihkan ke Dishub Kota Bandung. Sekretaris Dishub Khairur Rijal disebut berperan untuk mengalihkan anggaran itu melalui lobi-lobi di DPRD.

Nah, sebagai jasa peralihan anggaran tersebut, Dishub melalui tangan Rijal ikut memberikan jatah bagi DPRD sebesar 10 persen dari nilai proyek pengadaan CCTV. Dimas lantas menyebut jatah untuk DPRD itu sebagai atensi yang diungkapkan Rijal kepada DPRD selaku pemberi anggarannya.

"Setahu saya, Pak Rijal minta (ke penyedia proyek) di atas 10 persen. Rata-rata 15 persen. Jadi 10 persen untuk yang memberikan atensi atau pemberi anggaran, keterangan Pak Rijal untuk Dewan, Pak, Dewan," kata Dimas saat dicecar Jaksa Penuntut Umum (JPU) KPK.

JPU lantas menanyakan siapa anggota dewan yang dimaksud tersebut. Namun, Dimas mengaku tidak mengetahuinya dan hanya tahu bahwa itu merupakan atensi atas perintah Rijal.

"Tidak tahu, pak. Kalau sisanya 5 persen biasanya untuk operasional bidang dan seksi," ungkapnya.

Terpisah, Wakil Ketua III DPRD Kota Bandung Edwin Senjaya mengaku tak tahu menahu soal maksud kesaksian tersebut.

"Saya tidak tahu ya, apa yang dimaksud mengenai ada anggaran ke anggota DPRD. Nanti mungkin bisa ditanyakan kepada pihak yang memberikan informasi itu. Dalam persidangan silahkan saja dibuka secara terang-terangan, kita lihat nanti perkembangannya kemana," ujarnya dalam sambungan telepon.

Edwin mengatakan bulan Mei lalu, Wakil Ketua II DPRD Kota Bandung Achmad Nugraha turut dipanggil KPK sebagai saksi. Kala itu, Achmad hanya menjelaskan pertanyaan seputar kewenangan sebagai anggota DPRD dan mengenal atau tidaknya beberapa nama tertentu.

Edwin juga mengetahui kehadiran Achmad pada KPK saat itu. Tak ada obrolan antara keduanya terkait kasus suap di tengah proyek Bandung Smart City.

"Dipanggil sebagai saksi itu kan bukan berarti otomatis bersalah ya, kemudian juga kita belum sempat ngobrol secara mendalam terkait pemanggilan itu. Nanti bisa ditanyakan kepada yang bersangkutan. Saya kira begitu," ujarnya.

Sementara itu, Ketua DPRD Kota Bandung Tedy Rusmawan tak banyak berkomentar. Ia hanya memastikan bahwa DPRD menghormati dan mengikuti proses persidangan.

"Kalau kita menghormati proses yang sedang berjalan, mengikuti saja apa yang sedang berproses saat ini. Saya tidak bisa komentar lebih banyak, kita hormati dan ikuti saja proses itu. Nggak ada informasi (pasca Achmad dipanggil KPK) dan saya juga nggak tahu (fee 10 persen)," jelasnya. (sud/sud)



Hide Ads