Mengundang grup musik atau mementaskan kesenian daerah adalah hal yang lazim ditemukan dalam resepsi pernikahan. Namun bagaimana dengan debus?, mungkin terdengar aneh. Tapi nyatanya atraksi ekstrem khas orang Sunda ini sering dipertontonkan pada momen sakral tersebut.
Salah satu contohnya terjadi di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Pasangan pengantin bernama Titi Sumiati dan Zein Muhammad mengundang sekelompok seniman debus untuk tampil dalam acara pernikahannya di Villa Kampung Gunung, Rabu (5/7/2023).
Uniknya tak hanya para seniman itu saja yang tampil. Pengantin wanita dalam resepsi tersebut, Titi Sumiati, dengan percaya dirinya naik ke atas panggung dan ikut memperlihatkan berbagai macam atraksi berbahaya. Misalnya menyayat tangan menggunakan sebilah golok hingga menusuk pipi dengan mesin bor.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Semua aksi uji kekebalan ini dia lakukan sendiri dan dibantu oleh seniman lain. Tamu undangan pun hanya bisa bergidik ngeri ketika melihat atraksi dari perempuan yang akrab disapa Ambu Tisum tersebut. Meski begitu, pertunjukan debus itu berlangsung meriah. Riuh tepuk tangan penonton pun menggema berkat penampilan fantastis dari Ambu Tisum.
Usai mementaskan keahliannya dalam kesenian debus, kondisi Ambu Tisum justru terlihat baik-baik saja. Tak ada luka atau cedera sedikit pun. Bahkan perempuan yang mengenakan gaun hijau toska itu langsung kembali ke kursi pelaminannya. Padahal sang suami cukup terkejut sekaligus terkesima atas kepiawaian istrinya yang kebal senjata tajam.
Zein mengaku sudah mengetahui kalau pasangannya itu sangat terampil dalam memainkan atraksi debus. Meski sedikit khawatir, tapi baginya usaha yang dilakukan Ambu Tisum layak diapresiasi. Sebab, jarang juga ada mempelai wanita ikut serta mementaskan kesenian khas Sunda ini.
"Kalau saya sih karena mungkin sudah biasa lihat begitu, jadi biasa saja. Cuman tadi pas lihat istri atraksi seperti ini ya kaget juga. Malah tadi juga enggak sempat videoin karena terkesima lihat atraksinya," kata Zein kepada detikJabar.
Saat istrinya sedang asyik bermain debus, Zein mengungkapkan, jika dia tidak sempat mendokumentasikan berbagai atraksi yang diperlihatkan Ambu Tisum. Malahan, Zein hanya terpana karena pasangannya mampu mengundang rasa was-was kala bagian tubuhnya bersentuhan dengan golok tajam.
"Tadi istri sempat tanya, di video enggak, saya jawab boro-boro mau videoin. Kaget, bengong aja lihat atraksi tersebut," ungkap Zein.
Sebagai suami, Zein sangat mendukung kegiatan seni yang digeluti Ambu Tisum. Kendati tergolong berbahaya, Zein yakin bila atraksi debus ini harus dilestarikan. Apalagi di Kabupaten Kuningan sendiri kesenian ini nyaris punah.
"Menurut saya karena ini kesenian Sunda, jadi sebagai suami karena istri juga memang di bidang kesenian. Saya mendukung saja, kesenian ini kan mungkin sudah langka dan perlu dilestarikan. Jarang-jarang juga ada kegiatan seperti ini. Apalagi di pernikahan," tutur Zein.
Sementara itu, Ambu Tisum menjelaskan, atraksi debus bersama seniman yang tergabung dalam paguyuban budaya Lingas (Lingkungan Anak Sunda) murni dilakukan secara spontan. Pasalnya, rekan-rekannya meminta agar dia mau tampil sambil berkolaborasi mementaskan atraksi tradisional khas Jawa Barat tersebut.
Meski tampil dengan riasan dan busana pengantin, Ambu Tisum tetap berhasil menghipnotis para tamu undangan. Mereka dibuat tegang dengan adegan berbahaya yang diperagakan olehnya.
Ambu Tisum menilai, kesenian debus ini bukan semata-mata menjadi ajang pamer belaka. Lebih dari itu, banyak sekali falsafah atau prinsip hidup yang terselip dalam semua aktivitasnya. Baik dari gerakan sampai nilai-nilai bermakna lainnya.
"Atraksi debus itu atraksi seni budaya yang perlu dilestarikan dan barusan apa yang saya kerjakan, itu hanya sekedar memperlihatkan seni budaya Sunda itu sungguh luas. Kemudian bisa dipakai berbagai kalangan, bukan untuk para jawara. Karena debus itu cenderung dengan permainan ekstrem ya. Menurut saya justru bukan permainan ekstrem, melainkan kesenian yang perlu dilestarikan. Dari permainan debus ini banyak simbol-simbol dan nilai filosofis yang menganut ketegaran, penuh fokus," jelas Ambu Tisum.
Kendati cukup terampil mempraktikkan sejumlah atraksi berbahaya, namun Ambu Tisum enggan jumawa. Alasannya karena dalam kesenian debus, dia banyak belajar perihal arti kehidupan. "Nilai lainnya contoh kita harus siap menghadapi tantangan, kapanpun dimanapun kita sudah siap. Bermain debus sudah lama. Kalau profesional tidak, tapi di momen-momen tertentu mungkin akan ditampilkan," ujarnya.
Seluruh rangkaian atraksi debus yang dipentaskan Ambu Tisum bersama seniman lainnya berjalan meriah. Dibalut dengan lantunan melodi Sunda, para penonton dibuat terkesima berkat usahanya guna mengenalkan kesenian ini.