Ponpes Miftahul Huda Manonjaya Disergap Banjir, 10 Mobil Terendam

Ponpes Miftahul Huda Manonjaya Disergap Banjir, 10 Mobil Terendam

Faizal Amiruddin - detikJabar
Jumat, 07 Jul 2023 11:39 WIB
Banjir melanda Ponpes Miftahul Huda Manonjaya.
Sejumlah santri mencoba mengevakuasi mobil yang terendam banjir di Ponpes Miftahul Huda Manonjaya (Foto: Istimewa).
Tasikmalaya -

Banjir melanda komplek pondok pesantren Miftahul Huda Manonjaya di Kampung Pasirpanjang, Desa Kalimanggis, Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya, Jumat (7/7/2023) pagi. Tak ada korban jiwa mau pun luka dalam musibah itu.

Namun banjir diperkirakan menimbulkan kerugian material yang signifikan. Setidaknya ada 10 unit mobil dan 4 unit sepeda motor yang terparkir di area garasi atau basement pesantren terendam banjir. Di antaranya terlihat mobil-mobil mewah. Selain itu sejumlah kolam ikan dan pesawahan juga ikut terendam.

Kapolsek Manonjaya AKP Endang Wijaya membenarkan komplek pesantren Miftahul Huda dilanda musibah banjir. "Ya betul, tapi sekarang perlahan sudah surut lagi," kata Endang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia menjelaskan saat ini tengah dilakukan proses evakuasi kendaraan yang terendam banjir. Selain itu dilakukan pula penyedotan air di area basement dengan melibatkan mobil pemadam kebakaran Pemkab Tasikmalaya.

"Sudah bisa dievakuasi, tidak ada korban jiwa," kata Endang.

ADVERTISEMENT

Dihubungi terpisah Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum yang juga keluarga dari pesantren Miftahul Huda Manonjaya menjelaskan musibah banjir tidak mengganggu aktivitas di pesantren.

"Aktivitas pesantren tidak terganggu, kan bangunan pondok pesantren posisinya di atas, tidak ikut terendam. Yang terendam banjir itu cukup dalam itu area parkir basement. Karena posisinya sejajar sungai," kata Uu.

Dia mengatakan kawasan pondok pesantren itu relatif rawan banjir. Sejak dulu sering kebanjiran. "Sejak saya SD sering banjir, itu sudah dari dulu. Teringat kalau dulu jembatan dati batang kelapa sering hanyut terbawa banjir," kata Uu.

Mengenai penyebab banjir Uu mengatakan dari arah barat sungai asalnya dua aliran, mendekati pesantren menjadi satu aliran. Sehingga tak heran ketika debit air tinggi, sungai meluap dan menyebabkan banjir.

"Sungai itu dari sananya dua, di sekitar pesantren jadi satu, setelah pesantren jadi dua lagi. Asal debit hujan tinggi, biasanya banjir, walau pun tidak lama," kata Uu.

Dia mengatakan salah satu solusi yang bisa dilakukan adalah dengan mengeruk atau melakukan normalisasi sungai. Sehingga daya tampung sungai menjadi maksimal.

"Solusinya mungkin dilakukan pengerukan, agar daya tampung sungai normal lagi," kata Uu.

Selain itu dia juga mengajak masyarakat memelihara sungai dengan tidak buang sampah ke sungai. "Sekarang banyak pemukiman, dulu saja waktu masih sawah sering banjir. Apalagi sekarang sudah banyak rumah, mungkin banyak yang membuang sampah," kata Uu.

Simak Video 'Banjir Terjang Tasikmalaya, Mobil-mobil Jadi Korbannya':

[Gambas:Video 20detik]



(mso/mso)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads