Monumen Kujang Sapasang yang berada di kawasan Waduk Jatigede mulai menampakan wujudnya. Monumen tersebut berada satu kawasan dengan Masjid Al-Kamil.
Bukan putih, perak atau keemasan, wujud Kujang Sapasang yang berdiri dengan menghadap langsung ke Waduk Jatigede tersebut memiliki warna hijau tua dengan bangunan penyangganya yang berwarna putih.
Jembatan penghubung antara bangunan Masjid dan monumen Kujang Sapasang pun kini tampak telah rampung. Namun, belum dapat dilewati oleh wisatawan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Monumen yang digadang-gadang bakal diresmikan pada bulan Mei 2023 lalu, hingga kini belum juga terealisasi. Lantas kenapa monumen tersebut tidak juga diresmikan?
Sekretaris Daerah Kabupaten Sumedang Herman Suryatman mengatakan, ada tiga hal yang sedang dipersiapkan terkait rencana peresmian Monumen Kujang Sapasang. Salah satunya terkait kelengkapan interior Kujang Sapasang.
"Untuk bangunan inti sudah selesai, tinggal sekarang kelengkapan interior. Pengadaan barang dan jasa untuk interior sedang berjalan pada tahun 2023, mudah-mudahan bisa diselesaikan dalam beberapa bulan ke depan," ungkap Herman kepada detikJabar belum lama ini.
Herman melanjutkan, hal lain yang sedang diselesaikan terkait dengan kelengkapan administrasi Barang Milik Daerah (BMD).
"Itu kan barang milik daerah yang bangunannnya harus tercatat di dinas terkait dalam hal ini Disparbudpora. Kemudian setelah administrasi BMD selesai jadi nantinya akan ada penugasan ke BUMD untuk dikelola dan berikutnya BUMD akan kerjasama dengan pihak ketiga yang profesional dan kelengkapan administrasi itu kini sedang berjalan" paparnya.
![]() |
Kemudian soal administrasi lainnya terkait dengan soal kontribusi. Pasalnya, monumen Kujang Sapasang berdiri di tanah kas desa.
"Jadi harus ada kerjasama antara pemda dengan desa termasuk soal kontribusi ke pemdanya seperti apa dan kontribusi ke desanya seperti apa, harus akuntable sesuai dengan ketentuan," terangnya.
Terkait soal ketertiban administrasi tersebut, dikatakan Herman, pihaknya akan menggandeng pihak Kejari Sumedang.
"Kejaksaan kan punya fungsi pembinaan tata usaha negara, nanti dengan pak Kajari dan Kasitun kita akan koordinasi semua ketentuan dan semua aturan agar diikuti dan dilengkapi," tuturnya.
Setelah urusan semua administrasi itu selesai, kata Herman, BUMD diharapkan bisa bekerjasama dengan pihak ketiga yang profesional sehingga Monumen Kujang Sapasang menjadi destinasi wisata andalan.
Setelah urusan semua itu selesai, baru kemudian terkait soal persiapan peresmian.
"Persiapan peresmian itu nanti terkait soal protokolernya seperti apa, keseniannya seperti apa, pendukung-pendukung lainnya seperti apa, termasuk publikasinya seperti apa?," ujarnya.
Herman menyebut untuk persiapan peresmian sendiri tanggung jawabnya ada pada Asisten Administrasi Umum. Sementara tanggung jawab untuk soal administrasi pengelolaan BMD ada pada Asisten Pemerintahan.
"Dan untuk fisik tanggung jawabnya ada pada Asisten Pembangunan tentu semuanya itu kerjasama dengan SKPD terkait berbagi tugas dan ini sedang berjalan," ucapnya.
Herman menambahkan, total anggaran yang digelontorkan untuk membangun Masjid Al-Kamil, Monumen Kujang Sapang beserta jembatan penghubung jumlahnya sekitar Rp120 miliar.
"Pembangunan tahap pertama sekitar Rp100 miliar, kemudian tahap kedua sekitar Rp20 miliar jadi totalnya untuk Masjid Al Kamil, jembatan dan Kujang Sapasang itu sekitar Rp120 miliar," ujarnya.
(dir/dir)