Terdapat ibadah sunnah yang bisa dilakukan oleh umat Muslim pada bulan Dzulhijjah yaitu berpuasa 10 hari pertama seperti puasa 2 hari sebelum Idul Adha yaitu puasa Tarwiyah dan Arafah.
Puasa 2 hari sebelum Idul Adha termasuk yang dianjurkan karena memiliki berbagai keutamaan.
Puasa 10 hari di bulan Dzulhijjah termasuk diantaranya puasa 2 hari sebelum Idul Adha disebut sebagai amalan yang tidak pernah ditinggalkan Rasulullah SAW,
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
عَنْ حَفْصَةَ قَالَتْ أَرْبَعٌ لَمْ يَكُنْ يَدَعُهُنَّ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صِيَامَ عَاشُورَاءَ وَالْعَشْرَ وَثَلاَثَةَ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الْغَدَاةِ
Artinya: Dari Hafshah RA, ia berkata, "Ada empat hal yang tidak pernah ditinggalkan Rasulullah SAW yaitu, puasa Asyura, puasa sepuluh hari di bulan Dzulhijjah, puasa tiga hari setiap bulan, dan dua rakaat sebelum Subuh." (HR Ahmad dan An Nasa'i)
Puasa 2 Hari Sebelum Idul Adha
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, puasa 2 hari sebelum Idul Adha yaitu puasa Tarwiyah dan Arafah. Untuk waktunya puasa Tarwiyah dikerjakan saat 8 Dzulhijjah dan puasa Arafah sehari setelahnya yaitu 9 Dzulhijjah.
Puasa Tarwiyah dan Arafah hukumnya sunah. Namun sangat dianjurkan bagi Muslim yang tidak menunaikan ibadah Haji.
Kapan Puasa 2 Hari Sebelum Idul Adha 2023
Kementerian Agama RI telah menetapkan 10 Dzulhijjah 1444 H atau Idul Adha jatuh pada 29 Juni 2023. Hal tersebut berdasarkan sidang isbat yang digelar, Minggu (18/6/2023).
Berdasarkan hal tersebut maka puasa 2 hari sebelum Idul Adha yaitu puasa Arafah jatuh pada Selasa, 27 Juni 2023 (8 Dzulhijjah) serta Rabu, 28 Juni 2023 untuk puasa Arafah (9 Dzulhijjah).
Bacaan Niat Puasa 2 Hari Sebelum Idul Adha
Berikut bacaan niat puasa 2 hari sebelum Idul Adha yaitu puasa Tarwiyah dan Arafah.
Niat Puasa Tarwiyah (8 Dzulhijjah)
نَوَيْتُ صَوْمَ تَرْوِيَةَ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى
Arab Latin: "Nawaitu shauma Tarwiyata sunnatan lillahi ta'ala."
Artinya: "Saya niat puasa sunnah Tarwiyah karena Allah ta'ala."
Niat Puasa Arafah (9 Dzulhijjah)
نَوَيْتُ صَوْمَ عَرَفَةَ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى
Arab Latin: "Nawaitu shauma Arafata sunnatan lillahi ta'ala."
Artinya: "Saya niat puasa sunnah Arafah karena Allah ta'ala."
Keutamaan Puasa 2 Hari Sebelum Idul Adha
Dilansir detikHikmah, salah satu hadits shahih tentang keutamaan puasa 2 hari sebelum Idul Adha yaitu puasa Tarwiyah dan Arafah diriwayatkan oleh Qatadah RA, Rasulullah SAW bersabda:
صَوْمُ يَوْمِ عَرَفَةَ يُكَفِّرُ سَنَتَيْنِ مَاضِيَةً وَمُسْتَقْبَلَةً
Artinya: "Puasa pada hari Arafah dapat menghapuskan dosa selama dua tahun, tahun yang lalu dan tahun yang akan datang." (HR Muslim, Ahmad, an-Nasa'i, Ibnu Majah & Abu Dawud, dari Abu Qatadah)
Menurut Muhammad Ajib Lc dalam bukunya Keutamaan 10 Hari Pertama Bulan Zulhijah, meskipun tidak ada tuntunan dalil secara tersurat yang menjelaskan puasa Tarwiyah secara khusus, puasa tersebut sebenarnya termasuk dalam puasa sunnah delapan hari sebelum Arafah. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam riwayat sebagai berikut,
عَنْ حَفْصَةَ قَالَتْ أَرْبَعٌ لَمْ يَكُنْ يَدَعُهُنَّ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صِيَامَ عَاشُورَاءَ وَالْعَشْرَ وَثَلاَثَةَ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الْغَدَاةِ
Artinya: Dari Hafshah RA, ia berkata, "Ada empat hal yang tidak pernah ditinggalkan Rasulullah SAW yaitu, puasa Asyura, puasa sepuluh hari di bulan Dzulhijjah, puasa tiga hari setiap bulan, dan dua rakaat sebelum Subuh." (HR Ahmad dan An Nasa'i)
Abduh Zulfidar Akaha dalam buku 165 Kebiasaan Nabi SAW berpendapat, puasa sepuluh hari bulan Zulhijjah yang dimaksud adalah puasa sunnah selama sepuluh hari pertama bulan Zulhijjah. Termasuk mencakup puasa Arafah pada 9 Zulhijjah, tetapi di luar hari Idul Adha pada 10 Zulhijjah.
Selain itu, Imam Al Ghazali dalam Kitab Ihya Ulumuddin merujuk pada hadits marfu' dan Imam Bukhari meriwayatkan dari Ibnu Abbas RA bahwa Rasulullah SAW bersabda,
"Tidak ada hari-hari yang amal sholehnya lebih dicintai oleh Allah daripada sepuluh hari ini (sepuluh hari pertama bulan Zulhijjah). Sesungguhnya berpuasa satu hari di dalamnya seperti berpuasa setahun. Melaksanakan salat malam di dalamnya seperti melaksanakan salat malam pada malam Lailatul Qadar. Seseorang dari para sahabat bertanya, 'Apakah lebih utama daripada berjihad di jalan Allah?' Beliau menjawab, 'Ya, lebih utama daripada berjihad di jalan Allah, kecuali seseorang yang keluar berjihad dengan harta dan nyawanya, kemudian tidak kembali lagi (martyr)." (Abu Dawud, At-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad juga meriwayatkan hadits serupa).
(iqk/iqk)