Mengenal Kampung 'Bengkel Tulang' Citapen Bandung yang Melegenda

Mengenal Kampung 'Bengkel Tulang' Citapen Bandung yang Melegenda

Whisnu Pradana - detikJabar
Senin, 26 Jun 2023 08:30 WIB
Bengkel Tulang di Desa Citapen, Kabupaten Bandung Barat.
Bengkel Tulang di Desa Citapen, Kabupaten Bandung Barat. (Foto: Whisnu Pradana/detikJabar)
Bandung Barat -

Nama Desa Citapen mungkin masih sedikit asing di telinga orang-orang. Namun sebetulnya, Citapen sangat sohor bagi mereka yang tinggal di daerah Bandung Raya.

Tak lain dan tak bukan, daerah yang masuk ke wilayah administratif Kecamatan Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat (KBB), itu terkenal akan kemampuan untuk menangani patah tulang dan gangguan kesehatan lain yang berkaitan dengan tulang.

Tak jarang, orang-orang menyebut kalau Citapen merupakan 'bengkel tulang'. Terbukti dengan deretan plang bertuliskan 'Pengobatan Tradisional Mengobati Patah Tulang, Keseleo' yang terpampang di sepanjang Jalan Raya Cililin-Cihampelas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sebetulnya bukan bengkel tulang ya, karena kalau bengkel itu kan seolah-olah harus bisa betul lagi, harus bisa sembuh. Kalau di sini itu pengobatan tradisional," ujar Cecep Faisal, generasi ketiga pengobatan tradisional di Desa Citapen saat berbincang dengan detikJabar, Sabtu (17/6/2023).

Cecep merupakan keturunan ketiga dari mendiang kakeknya, Mama Hamidi. Mama Hamidi konon menjadi satu dari dua orang yang mengawali praktik pengobatan tradisional terutama soal cedera pada tulang dan urat. Selain Mama Hamidi, nama lainnya yakni Mama Haji Tarma.

ADVERTISEMENT

"Jadi awal mulanya sepengetahuan saya dan memang dari ayah saya, itu dari kakek saya Mama Hamidi. Dilanjutkan ke ayah saya Haji Obay, dan sekarang saya yang melanjutkan," tutur pria 39 tahun itu.

"Jadi dulu itu hanya ada pengobatan Haji Obay, kemudian Haji Ahmad Syaifudin, dan Haji Ruskandar. Semuanya masih bersaudara dan itu turunan langsung dari kakek saya, Mama Hamidi," tambahnya.

Dari cerita yang disampaikan ayahnya, praktik pengobatan yang dilakoni kakeknya sudah berjalan saat masa penjajahan Belanda. Kala itu, hanya ada dua orang yang bisa mengobati patah tulang dan penyakit dalam lainnya, yakni Mama Hamidi dan Mama Haji Tarma.

"Kalau boleh cerita, sebetulnya kan bisa mengobati seperti ini kakek saya melewati proses panjang. Tidak terlepas dari tarekat yang dilakukan orang tua zaman dulu. Jadi selain memang karena ilmu medis, ya ada ilmu agamanya juga. Ada doa-doa khusus yang sebetulnya saya belum bisa kuasai," ucap Cecep.

Bengkel Tulang di Desa Citapen, Kabupaten Bandung Barat.Bengkel Tulang di Desa Citapen, Kabupaten Bandung Barat. Foto: Whisnu Pradana/detikJabar

Cecep juga diberikan pesan yang selalu diingatnya sampai saat ini. Yakni jangan mematok tarif pada orang yang datang meminta pertolongan, jangan berbohong soal penyakit dan diagnosa, serta jangan mengklaim bisa menyembuhkan.

"Dari dulu pesannya itu selalu sama, jangan mematok tarif. Makanya sampai sekarang saya nggak pernah pasang tarif berapa. Jangan berbohong, orang cuma keseleo disebut patah tulang. Dan jangan sombong bisa menyembuhkan, karena menyembuhkan itu seizin Allah. Kalau dikehendaki sembuh ya sembuh, kalau nggak ya kan nggak sembuh," tutur Cecep.

Ketenaran Desa Citapen, khususnya praktik pengobatan tradisional Haji Obay, yakni ayahnya, kata Cecep, cuma mengandalkan kepercayaan dan testimoni dari orang-orang yang sudah datang dan bisa kembali seperti sediakala usai menjalani beberapa kali pengobatan dan perawatan.

"Ya kalau promosi sebetulnya nggak ada cara khusus seperti sekarang media sosial. Kita nggak seperti itu. Jadi hanya mengandalkan promosi lisan, dari mulut ke mulut saja. Dan bisa bertahan sampai sekarang juga karena kepercayaan pelanggan," kata Cecep.

(iqk/iqk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads